👺👺👺
Malam yang tak terkendali.
Malam yang tak teduga.
Kejadian dimana Malika dengan lantangnya menyetujui pembatalan pertunangan masih membuatnya resah. Banyak pertanyaan yang muncul di benak lelaki itu. Seharusnya dia senang, Malika telah menyetujui keinginannya. Tapi, kemarahan apa ini? Ia_ merasa_ dicampakan? Ahh... bukan, ia hanya marah kala perempuan itu malah balik mempermalukannya. Ya, pasti hanya karena itu. Memaksakan pikiran-pikiran buruk ke dalam otaknya. Jangan goyah! Mantra yang sedari dulu dia pakai untuk dirinya.
Tapi.....
Dia? Sungguh?
"Regal."
Sentuhan yang membuatnya terkesiap. Ia menoleh lalu memberikan senyumnya.
"Kamu kenapa? Sedang tidak enak badan?"
"Maaf. Aku_ hanya sedang berpikir suatu hal."
Shasha mengangguk. "Kalo kamu ada beban, kamu bisa berbagi. Aku pasti akan mendengarkan."
"Ya. Terimakasih."
Shasha menatap sendu.
Apa kejadian itu?
Regal melihat ke depan. "Sejak kapan Mr. Renfa keluar?"
"Sudah lima belas menit yang lalu."
"Mau ke kantin?"
"Aku bawa bekal buat kamu," aku Shaha__ jelas saja membuat Regal sedikit melupakan tentang berbagai kepenatan otaknya.
"Terimakasih."
Shasha mengulum bibirnya malu. Baginya ungkapan rasa terimakasih Regal seperti pujian.
"Menjijikan. Kalo aku jadi dia, aku pasti memilih tenggelam karena malu," ucap salah satu siswi_ Reiqosh. Perempuan sebelas-duabelas seperti Keilandra Malika_dulu_ suka menindas.
"Memang dia punya urat malu? Aku pikir dari lahir dia gak punya itu deh," timpal salah satu pengikutnya. Lalu mereka tertawa seakan apa yang telah mereka lakukan adalah hal biasa.
Shaha tahu, meski mereka sama sekali tidak menyebutkan namanya, ia tahu_ sindiran itu untuk dirinya.
Ia mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Tidak apa.... Kamu sudah biasa.
Brak!
"Apa yang kalian ucapkan tadi?" Regal dengan keras membentaknya. Dia berjalan mendekat. Shasha mencoba mencegah, tapi tidak berhasil.
"Cepat ulangi!"
"Memangnya ada yang salah? Kami hanya melihat faktanya_ dari video yang tersebar," ungkap Reiqosh memberanikan diri.
Regal mencengkram bahunya dengan kuat. Berhasil_ Reiqosh meringis sakit. "Video?"
"Malam ulang tahun papamu."
Regal terdiam. Mengapa dia bisa?
Reiqosh membulatkan matanya, terkejut. "Kamu gak tahu? Sejak tadi malam grup sekolah kita heboh. Video_ yang sangat megesankan."
Shaha yang mendengar itu mulai semakin gemetar. Vidio? Jangan-jangan.....
Regal mundur selangkah. Grup? Ia sama sekali tak tahu karena memang dirinya jarang sekali membuka akses itu.
Buru-buru ia mengeluarkan ponselnya, dan... sialan! Semuanya terekam jelas. Apalagi didalamnya ada sebuah kata-kata yang telah diedit sedemikian rupa_ yang bermakna menyakitkan.
"Aku memang gak suka Malika, tadi di video itu_ dia lumayan keren."
"Tutup mulutmu!" hardiknya dingin.
"Regal..."
Regal menoleh dan mendapati raut wajah terluka Shasha.
"Ucapan kalian omong kosong!" Setelahnya Regal membawa Shasha keluar.
Dan tepat di belokan mereka berpapasan dengan Raksal yang sama marahnya. Ya_ dia berencana mendatangi Shasha_ setelah melihat video yang hampir semua tanggapannya berupa hujatan.
"Regal! Ini perbuatannya lagi? Jika ya, tolong jangan menahan diri, seperti terakhir kali!"
oOo
Bertolak belakang dengan orang egois, Altruis adalah orang yang lebih banyak mengutamakan kepentingan orang lain ketimbang dirinya.
Altruis dibentuk ketika Regal masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ia bersama anggota lainnya berkenalan pertama kali ketika sekolah mengadakan amal untuk beberapa panti asuhan.
Orang-orang berpikir bahwa mereka memiliki kesamaan empati dan simpati serta kebringasan ketika melihat hal yang tidak adil terjadi_ membuat mereka memutuskan membentuk Altruis hingga sampai sekarang. Mereka terdiri dari 4 anggota, Regal, Sarga, John dan Raksal.
Namun para anggota sadar, bahwa mereka menyembunyikan taringanya masing-masing. Mereka bergabung dengan tujuan berbeda.
"Aku gak nyangka, Malika setuju?" tanya Jhon heran.
"Kalo saja aku disana, aku akan membawa kabur Shasha daripada harus melihatnya terluka," ucap Raksal.
Regal menatapnya dingin.
"Ya ampun, tenang.... Shasha pasti akan menolak."
"Jadi_ ini ulah Malika?" tanya John langsung pada intinya.
"Hal menjijikan seperti ini, dia ahlinya bukan?" balas Raksal.
"Tenang.... video itu dikirim oleh anonim dan tak lama dihapus. Tapi, orang-orang sudah melihatnya. Pertama kita harus mencari tahu pelakunya bukan? Jangan asal menebak," ucap jhoberpikir rasional.
"Malika, ada yang aneh dengan perilakunya?"
Sarga terdiam sejenak. "Dari kemarin, dia tidak masuk sekolah."
"Tapi, jika memang pelakunya dia_ aku tidak akan segan-segan untuk membuatnya berlutut meminta maaf kepada Shasha."
Yang lain mengangguk tetapi Regal hanya diam membisu_ entah apa yang lelaki itu pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seriously? I'm a Villainess? (TERBIT)
Teen FictionCERITA TAMAT - SUDAH TERBIT. ___ Namanya Malika. Namanya bukan sembarangan, bukan kaleng-kaleng. Eits tapi bukan Malika cap kecap ya. Dia Malika anak Pak Lurah sama Bu Lurah. Perempuan pecinta novel Grace Love. Grace Love. Dimana sang protagon...