Bab 15

18.2K 2.7K 531
                                    

Malika Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malika Pov

"Saya kesal! Mereka udah tahu nona bukan pelakunya, tapi apa tindakan selanjutanya? Minta maaf aja enggak!!" kesal Mitha yang sudah mulai masuk sekolah lagi.

"Oh ya nona, lelaki itu_ Zayn yang sudah membantu nona ada di kelas berapa?"

"Dia kelas 12-4, tetanggaan."

Gue lega, karena beberapa hari ini gak ada berita buruk mengenai keluarga Adipati.

Hah......

Cape, gue bener-bener cape sama kehidupan di dunia ini. Kayaknya gak ada gitu hari damainya. Hari-hari penuh santainya.

Oh ya, semenjak kejadian itu gue juga belum ketemu lagi sama Shasha . Gue denger-denger sih katanya dia gak masuk sekolah. Dan Kresya, gue gak tahu keadaan dia gimana. Meski gak ada yang berani membicarakan Adipati tapi orang-orang lebih membicarakan Kresya tanpa embel-embel Adipati. Seperti sekarang, hujatan masih gue dengar sepanjang jalan menuju kelas untuk dia. Gue harus berbicara dengannya, harus!

Netra gue menemukan kerumunan siwa-siswi yang lagi lihat papan pengumuman dengan antusias. Bahkan, dari arah belakang ada beberapa murid yang yang lari-larian pingin cepet nyampe disana.

"Cepetan sih, ayo kita lihat."

"Pengumumannya sudah keluar."

"Akhirnya...... yang aku tunggu-tunggu." Dan masih banyak lagi.

Jadinya gue dan Mitha mencaritahu isi pengumuman itu. Kami berdesakan, bahkan kadang gue tutup telinga saat ada yang berteriak girang setelah berhasil membaca pengumuman tersebut.

Gue berjinjit mencoba mencari tahu isi dari pengumuman tersebut.

Aha...... gue udah lihat.

Seriusan?

Gue noleh ke arah Mitha dengan wajah berseri-seri.

"Minggir-minggir..." ucap gue biar mereka yang menghalangi biar agak minggir.

Nahkan, sekarang posisi gue udah bisa baca leluasa apa aja yang tertera di brosur itu.

Jantung gue berdebar-debar. Antusias gue naik sampe 1000%
Akhirnya yang sempet gue tunggu-tunggu.

Terharu gue udah bisa sampe tahap ini, ulang tahun sekolah.

ADA BAND DONG! I love it! Ternyata bukan cuma ada festival makanan doang!! Ada musiknya juga!

"Mith.... gue pingin banget lakuin ini!" ucap gue masih melihat browsur. "Band! Ayo kita ikutan. Mari kita bentuk band yang keren abis."

"Nona......?"

Gue menoleh ke arahnya yang lagi natap gue_ menduga-duga.

Gue tersenyum sampai memperlihatkan gigi. IYA MITHA! DUGAAN LO BETUL!

"MARI KITA BENTUK BAND!"

oOo

Gue masuk kelas bareng Mitha dengan berseri-seri. Disana, Sarga sudah duduk dengan tenangnya. Menyumpal sebelah telinganya dengan hedseat. Matanya tertutup. Semenjak kejadian itu, dia lebih sering ada di kelas yang anehnya_ tenang_ baguslah gak ganggu gue.

Samar-samar gue bisa denger musik yang Sarga tengah dengarkan_ kek musik hard-rock gitu.

Gue membuka tas, mengeluarkan buku yang akan ditaruh di kolong meja. Tapi ada yang aneh. Gue menunduk dan ternyata benar, disana ada sesuatu.

Gue mengambilnya. "Mainan? Bubble Camera?" Lalu ada sebuah sticke note dibelaknganya bertuliskan: Maaf.

Otomatis gue natap Sarga. Jangan bilang... dia? Kenapa mendadak? Hah?

"Ini dari lo?" tanya gue sedikit menariknya.

Dia berdehem. "Gue gak tahu apa yang lo suka."

Gue mengeryit heran. Ini Sarga? Iyakan?

"Maksud gue, kenapa lo kasih ini ke gue dan maaf? Emangnya lo salah apa?" tanya gue memancing. Enak aja main maaf-maaf tapi gak bilang salahnya apa.

"Malika...."

"Kenapa? Gue gak tahu."

"Lo tahu tanpa perlu gue jelasin," dengkusnya.

"Oh iya?"

Dia menatap gue_ kayak berminat nyekik orang. "Ayolah!"

Tanpa sadar gue gak bisa nahan senyum. "Ini aneh, kenapa lo mendadak bersikap jinak gini? Apa kejadian kemarin beneran berefek segede ini?"

"Terserah!" Dia kembali melihat ke arah jendela_ dengan telinga yang sudah ia sumpel lagi pakai hedseat. Dan gue gak memusingkannya.

Syukurlah, kayaknya musuh gue berkurang satu? Untuk sementara. Jadi_ mungkin aja hari-hari gue bakal lebih tenang. Ya semoga, ini awal dari kedamaian sampai nanti gue pindah.

Malika Pov End

Seriously? I'm a Villainess? (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang