Bagian 5.

14 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ular tangga

"Huffh.." Ratu menampakkan deretan gigi putihnya. Menyadari jika Mateo jengah dengan ia yang terus saja menghela nafas dalam.

"Jantung lo-- gak dugem gitu?" Mateo terdiam, maksud ke rumah Ratu untuk menemui papinya Ratu itu tak membuatnya takut. Malah menurutnya menantang.

"Gak" Ratu menghela nafas kecil.

"Papiii--" alhasil mama dan juga adiknya ikut mendongak. Membuat Ratu tersenyum manis.

"Kamu bawa pacar beneran??" Zessy, mama dari Ratu itu tersenyum ramah. Mempersilahkan Mateo agar duduk, sedang Ratu hanya menggaruk dagunya tak gatal.

"Om-- tante--" terkesan datar-datar saja, tapi sikap Mateo yang sopan itu mampu membuat sudut bibir Ratu terangkat. Ternyata tahu salam juga, hehe.

"Hmm, tante ke dapur dulu ya?" Mateo mengangguk, lalu beralih fokus untuk memulai pembicaraan.

"Dari kapan sih pacaran?" Ucap Mark to the point. Membuat Ratu tergagap sebentar, papinya itu memang licik.

"Lumayan lama, om" Mark mengangguk kecil.

"Siapa temen cewek kamu yang bawa Ratu main ke club?" Mateo melipat bibirnya.

"Intan--"

"Lain kali jangan bawa main anak saya lagi kalo mau ke sana," Mateo mengangguk, lalu meminta maaf.

"Piii papii ndooong.." Mark mengangkat tubuh bocah laki-laki umur 3 tahun itu. Membenarkan kerah bajunya yang melipat.

"Kkakkk..endongg ma hkaak!" Mateo mengerutkan dahinya bingung.

"Mau digendong kamu," Ratu mengangguk, mengambil alih tubuh Zracel.

"Udah makan belum?? Makan?" Dengan polos Zracel mengangguk-nganggukkan kepalanya, alhasil mendapat duselan dari Ratu. Membuatnya menjerit kegelian, Mateo susah payah menahan senyumnya.

"Mandiin gih, belum mandi dia" Ratu mengangguk, pergi begitu saja meninggalkan papinya dengan Mateo. Membuat Mark terkekeh kecil.

"Sini main!" Mateo tersentak baru sadar ada papan ular tangga di depannya.

"Merah atau biru?"

"Mm-- biru aja" Mark mengangguk, mengajak Mateo untuk suit dahulu. Memenangkannya, Mark mulai mengocok dadu.

"Langsung naik," Mark tersenyum miring, kini bagian Mateo yang mengocok dadu itu.

RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang