Vote sebelum membaca dan komem setelahnya.
Happy reading semua...**********************************
Setelah mendapat izin dari dokter Arnold akhirnya Nata diperbolehkan pulang. Hasil pemeriksaan terakhir mengatakan jika denyut nadinya sudah kembali normal dan tekanan darahnya mulai stabil. Nata hanya membutuhkan istirahat cukup dan tidak telat makan untuk mengembalikan stamina yang hilang.
Nata melangkah lebih dulu mendahului James yang masih sibuk dengan obrolan serius bersama Robby. Terlalu lelah jika harus menunggu, tubuhnya harus segera di istirahatkan setelah aktifitas panas mereka satu jam yang lalu.
Pintu kayu belanda itu kembali menyambut Nata, ruang tamu, lift dan beberapa benda mati lain menjadi saksi bisu kekejaman James kemarin. Nata mendengus kesal menatap furniture mahal tertata rapi seolah mereka sedang menertawakan.
"Mulai malam ini dan seterusnya kau akan tidur dikamarku."
Nata menoleh saat James sudah berada di ambang pintu. Baru sepuluh menit ditinggal suara itu kembali mengaung.
James bersidakep dada mendekat kearah Nata, manik birunya tidak lepas memandang tubuh Nata dari ujung rambut hingga kaki dan selalu berhenti pada daerah-daerah terlarang.
James mengelus bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar dagu, sebersit senyum selalu dia pancarkan,
"Rasanya aku ingin melanjutkan percintaan kita, sayangnya saran dari Arnold membuatku harus menahan."
"Bersihkan fikiran kotor anda tuan James,"
James tersenyum, Nata bagaikan candu memabukan yang dapat membuat seorang James frustasi. Tangan kekar itu menuntun Nata menuju lift menekan angka dua bukan lagi tiga. Kedua manik Nata hanya mengikuti tangan James menekan angka dua membuat seribu pertanyaan yang tiba-tiba hinggap di kepala.
Nata ingin bertanya namun sepertinya James tidak akan menjawab, Nata memilih diam hingga lift kembali terbuka.
Dilantai dua tidak menyeramkan seperti di lantai tiga yang kebanyakan di isi furniture mengerikan. Menurut Nata, lantai dua lebih nyaman dari ruangan lain yang pernah Nata datangi. Pernak-pernik modern yang tertata rapi menyejukan mata.
James membawa Nata menuju balkon bukan lagi kamar. Satu hal yang baru Nata ketahui adalah tempat tinggal James berada di kawasan elit yang menghadap langsung ke pantai. Suara ombak dan bentangan langit luas yang membuat Nata membulatkan mata. Benar-benar indah.
"Dengar Nata, mulai besok dan selamanya kau tidak lagi bekerja di toko bunga, kau hanya boleh pergi untuk urusan penting, dan kau hanya boleh bertemu dengan orang-orang yang ku kenal!"
"Di surat perjanjian tidak tertulis seperti itu tuan James,"
"Aku telah merubahnya, dan kau harus mematuhi."
"Jika aku tidak mau?"
"Jika kau tidak mau?" James mengulang perkataan Nata, menatap lebih dalam kedalam manik cokelat itu.
"Apa kau tidak kapok berada di rumah sakit selama dua hari? Mungkin jika kau menurut aku tidak akan mengulanginya lagi.."
"Kita bicarakan lagi besok, saya sangat mengantuk." Nata berpura-pura menguap karena tidak memiliki jawaban, dia juga lelah jika harus berdebat dengan James.
"Oh ya, dimana kamar saya?"
James mendengus kesal, menuntun Nata menuju kamar pribadinya.
Saat pintu terbuka, Nata dibuat takjub oleh ruangan yang luasnya sepuluh kali lipat dari kamar kosnya. Ranjang king size yang rapi, almari pakaian menjulang tinggi, dua sofa menghadap jendela, dan juga dua pintu yang entah terhubung dengan ruangan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATA-DA (END)
Romance⚠ ⚠ WARNING! area 21+ ⚠ ⚠ Cerita hot khusus dewasa "Open your eyes sayang, kau harus merasakan nikmatnya milikku berada di dalammu." JAMESROD DEDRICK AXTONS "No! aku tidak sudi melihat wajah puasmu!" NATASHA DAELA PRIYARAHADI dalam...