Nata-da || forty

25.8K 1K 39
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnha.
Happy reading semua...

***********************************

"Nata," suara yang sangat familiar ditelinga,

Pria itu melepas penutup hodie dan juga topi, bibirnya menyunggingkan senyum sumringah memamerkan gigi ratanya.

"A-agas?"

Nata terdiam menutup mulutnya yang menganga, dia sedikit syok bercampur takut dengan pria yang ada didepannya saat ini.

"Bagaimana kabarmu?"

Agas mulai memberanikan diri mendekat mengikis jarak. Sedang Nata hanya bisa terdiam, tubuhnya terlalu lemas untuk bergerak.

"Oh iya, selamat ya atas keberhasilanmu, semoga ilmunya bermanfaat."

"Gas... Bu-bukannya kamu..."

Agas tersenyum, "Di penjara? Seperti yang kamu lihat sekarang Nat, aku sudah bebas."

"Bagaimana bisa? Apa James..."

"Bukan hal sulit untuk keluar dari penjara Nat, papa ku orang berpengaruh di negara ini jadi yaa.." Agas mengangkat kedua bahunya,

Agas tak hentinya memandang wajah Nata, tangannya menyentuh rahang Nata lalu mengelusnya pelan.

"Oh iya kamu semakin cantik dengan penampilan seperti ini,"

Nata langsung menyingkirkan tangan Agas dari wajahnya, dia memundurkan langkah namun sayang tidak ada lagi ruang bebas untuk berlari karena tubuhnya telah menyentuh tembok.

"Nat, jangan takut. Aku datang untuk memintamu jadi istriku."

Spontan Nata langsung memegang perutnya yang masih rata, sedang kedua mata Agas mengikuti pergerakan tangan Nata.

"Aku tidak bisa,"

"Apa karena Axtons?"

Nata mengangguk, "A-aku sedang mengandung anaknya."

Nata menundukan kepala merasa belum siap memberitahukan pada orang lain selain sahabatnya.

Dari raut wajah Agas terlihat ada sebuah kekecewaan, dia mengadahkan kepala seperti menahan air mata yang akan turun. Helaan nafas pendek sampai terdengar hingga telinga Nata.

"Tidak masalah, aku akan menerima anak ini seperti anakku sendiri. Asal kamu menjadi istriku dan kita besarkan sama-sama anak ini."

Tangan Agas bergerak cepat mengelus perut Nata yang langsung ditangkis oleh kedua tangannya.

"Jangan bercanda! Aku tidak mencintaimu dan juga..."

"Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu Nat, asal kita bisa terus bersama maka cinta akan tumbuh dengan sendirinya."

"Bulshit! Cinta tidak akan tumbuh dengan cara yang salah! Sepertinya tidak baik kita berduaan di sini, permisi."

Tangan Nata menyentuh gagang pintu namun di cegah oleh Agas. Dia menarik tengkuk leher Nata di pepetkan ketembok lalu mencium bibirnya dengan ganas.

"Agas!" teriak Nata spontan.

Sekuat tenaga Nata berusaha melepaskan namun Agas semakin memperdalam ciumannya. Nata bukan tipe wanita pantang menyerah, dia menjambak rambut Agas dengan keras agar ciuman bisa terlepas.

Plak....

"Tindakan bodohmu selalu membuatku semakin membencimu!"

Nata langsung menekan kunci keluar dari toilet setelah menampar Agas sedang sang pria memegang pipi bekas tamparan yang mulai merah. Tangannya tiba-tiba mengepal tatapannya lurus kedepan. Agas marah karena Nata selalu menolak cintanya ditambah tamparan keras membuat Agas kehilangan harga diri sebagai seorang pria.

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang