Nata-da || seven

46.4K 1.5K 41
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua.....

**********************************

James keluar kamar mandi menggunakan handuk yang melilit pinggang memamerkan dada bidangnya. Pria itu mendekati ranjang mengelus puncak kepala gadis yang masih tidur dalam kedamaian mimpi. Menata anak rambut yang berantakan lalu menyisirnya kesamping.

Dengkuran halus terdengar disana membuat seutas senyum mengembang dari sudut bibir saat selimut mulai melorot. James menyibak selimut berniat melanjutkan sesi bercinta mereka yang berakhir dengan permainan tunggal.

Ya semalam Nata pingsan dalam ronde pertama dan sisanya James bermain seorang diri. Sangat menyakitkan memang ketika harus bermain dengan gadis pasif rasanya seperti tidak ada gairah dari lawan bercintanya. Tetapi James tetaplah James yang haus akan tubuh Nata.

Saat James menyibak selimut, kedua netra birunya menangkap goresan biru di setiap permukaan kulit, dari dada hingga paha semuanya terlihat jelas hasil karya ikat pinggang itu.

James mengelus bagian-bagian yang telah membiru dengan usapan sensual sehingga membuat reaksi dari pemilik tubuh. Nata menggelinjang dengan mengeluarkan jeritan kesakitan. Gadis itu membuka mata,

"Bangun sekarang! Kita akan lanjutkan yang semalam."

"Ti-tidak, ku mohon tuan James jangan lakukan lagi."

Kedua alis James berkerut samar, gadis pemberontak seperti Nata memohon pada iblis? Apakah James tidak salah mendengarnya? Sepertinya Nata masih berada dalam alam bawah sadar dengan mengucapkan kalimatnya.

James menatap Nata, ada jejak air mata disudut mata yang kemudian menetes hingga pipi. Nata menangis?

James langsung memegang pipi Nata, tangannya langsung ditarik paksa  seperti tersengat aliran listrik. Suhu tubuh Nata sangat panas melebihi manusia normal biasanya.

"Ja-ngan lakukan lagi, ku mohon."

James tidak memperdulikan ucapan Nata, dia langsung memegang dahi dan bagian lainnya. Sepertinya memang Nata mengalami demam tinggi yang mengakibatkan kesadarannya memburuk.

James langsung meraih ponsel diatas nakas menghubungi seseorang,

"Panggil dokter Arnold sekarang juga! Seseorang sakit."

Setelah itu James langsung menuju walk in closet mengganti pakaiannya dan juga pakaian Nata. Gadis itu membutuhkan pertolongan pertama sebelum semuanya terlambat.

Dua puluh menit kemudian...

Pria berjubah putih itu memeriksa Nata penuh ketelatenan. Tak ada satu incipun terlewat oleh tangan ahlinya, hingga tanpa sadar tangan itu menekan pergelangan lengan yang membuat Nata menjerit.

"Apa ini sakit?" Nata mengangguk,

Dokter Arnold menggelengkan kepala melihat tanda biru pada lengan, itu seperti bekas cambukan keras sehingga membuat kulit menjadi memar.

"Bagian mana saja yang sakit?"

"Semua." lirih Nata dengan suara serak,

Kedua alis dokter Arnold terangkat, dia paham pada jawaban Nata. Sekilas melirik James yang tengah duduk memainkan ponsel. Dokter Arnold sangat paham apa yang telah dilakukan oleh James saat melihat luka memar di bagian-bagian tubuh Nata. Pria itu seperti tidak kapok dengan benda-benda keras itu.

James pasti telah menyakiti lawan bercintanya dan mencetak bekas luka.

"Lakukan saja yang kau bisa Arnold." James bersuara melihat tatapan Arnold ke arahnya.

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang