Nata-da || seventeen

30.3K 1.1K 41
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua..

*********************************

James menghela nafas panjang saat mobil yang ditumpangi tiba di basemant rumah sakit. Kepala yang biasa tegak kini ia senderkan pada jok. Fikirannya gusar memikirkan gadis yang tengah terbaring di rumah sakit.

Bukan memikirkan keadannya melainkan hasrat seksualnya. Sudah tiga hari semenjak kejadian malam itu James tidak mendapatkan service lagi ditambah ia harus terbang ke suatu negara untuk urusan bisnis. Tentu akan menjadi daftar panjang bagi James dalam menahan hasrat.

"Tuan, kita sudah sampai."

"Hmm." James memijat kening, tidak biasanya dia memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan wanita.

"Apa sebaiknya nona Nata ikut ke China saja agar anda bisa lebih fokus?"

"Saya inginnya begitu tapi kondisinya tidak memungkinkan."

"Kita bisa menggunakan pesawat pribadi."

"Ya tapi kesehatan Nata belum sepenuhnya pulih. Sudahlah kita bicarakan lagi nanti."

James mengakhiri percakapan langsung keluar menuju kamar rawat inap. Fikirannya sedang tidak menentu hal yang bisa menjadi obat adalah melihat keadaan Nata. Sorot mata gadis tersebut dapat memancarkan ketenangan.

Saat pintu terbuka, Nata sedang duduk mengadahkan kepala menatap langit dari balkon. Di depannya masih ada laptop serta tumpukan kertas.

"Dasar gadis pembangkang. Lagi sakit saja masih memikirkan hal tidak berguna."

James mendekat menuju balkon memasukan dua tangan kedalam saku celana. Ada smirk terpancar dari sana senyum jail pun mengembang. James berdiri di belakang, menutup mata Nata dengan erat.

Sedang si empunya tubuh reflek menggelengkan kepala karena tiba-tiba penglihatannya gelap dan bau parfum maskulin menyeruak menusuk hidung. Tangan kiri otomatis memukul tangan James yang berakibat sakit pada matanya karena tangan James masih berada di wajahnya.

"Aahhh. Tuan lepaskan tangan anda. Ini gelap sekali."

"Orang sakit itu istirahat bukan main laptop."

"Bukan kah anda sudah mengizinkan, lalu dimana salahnya?"

"Tetap salah," James melepaskan tangan beralih duduk di samping Nata.

Tangannya menyangga dagu memainkan bulu-bulu halus menatap kearah Nata. Gadis itu tengah membenarkan penglihatan sesekali mengucek mata.

"Huft," Helaan panjang yang keluar dari bibir Nata membuat James ingin melahap sekarang juga jika tidak mengingat kondisi Nata saat ini.

"Tuan, kenapa anda memperhatikan saya seperti itu?"

James menggeleng cepat, tatapannya langsung dibuang kesembarang arah. James ketahuan memperhatikan bibir Nata tanpa berkedip membuatnya kepalang basah memikirkan hal lain.

Sial! Untuk apa sih James malu ketahuan Nata? Padahal James bisa langsung mengatakan menginginkan bibir ranum itu.

"Nata, ada hal yang ingin saya sampaikan."

"Tentang apa?"

James membenarkan posisi duduk melonggarkan dasi agar pertukaran nafasnya baik. Setelah menghela nafas pelan James mulai berbicara.

"Besok pagi saya harus kembali ke China," James menjeda kalimatnya melirik reaksi Nata.

"Bagaimana jika kau ikut? Saya masih belum percaya seratus persen jika kau tidak akan berulah lagi."

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang