prolog

194K 3.2K 23
                                    

Vote sebelum membaca dan coment setelahnya.
Happy reading semuah....

*********************************

Brak...

Pintu terbuka keras dari arah luar, dua pengawal membawa seorang gadis. Kedua tangan terikat, mulutnya dibungkam menggunakan kain. Gadis itu terus meronta meminta dilepaskan sayangnya tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan dua pria berbadan besar.

"Tuan, kami menemukan gadis pembangkang ini."

Pria yang tengah duduk membelakangi pintu mengibaskan kedua tangan mengusir pengawal agar memberi jarak dia dan si gadis. Mereka menurut meninggalkan bosnya bersenang-senang dengan mangsa baru.

Kursi diputar menghadap sang gadis, tubuhnya masih terikat dan kain hitam masih mebekap mulutnya. Dia tersungkur dilantai menatap benci pada pria yang berada disebrang.

Pria itu menyunggingkan senyum mematikan, menatap sang gadis dengan tatapan haus. Dia mendekat mengikis jarak keduanya, berjongkok untuk mensejajarkan tinggi mereka.

"Hmm lumayan," sang pria meraih dagu agar gadis itu menatapnya.

Sekuat apapun gadis itu menolak, tenaga pria lebih kuat darinya sehingga kedua netra mereka beradu pandang dalam satu tatapan. Hembusan nafas kasar dari si gadis membuat sang pria semakin melebarkan senyumannya, rasanya tidak sudi jika harus menatap masuk kedalam retina biru itu.

"Siapa namamu cantik," pria itu melepas kain yang membungkam mulutnya membiarkan sang gadis berbicara.

"Apa tujuan anda menculik saya? Uang?"

Bukan jawaban sopan yang dia dapat melainkan makian kasar yang didengar. Pria itu kembali tersenyum, raut wajah sang gadis yang penuh dengan kebencian membuatnya ingin bermain-main dengannya.

"Kau cantik meski tubuhmu biasa saja." pria itu mengelus puncak kepala, membenarkan anak rambut yang berantakan.

Tak lupa dia juga mengelus kulit pipi dengan sensual, tangannya menari-nari disana dari pipi turun ke bibir mengusapnya dengan lembut.

"Jauhkan tangan kotor itu dari sana!"

Pria itu tersenyum, si gadis memiliki nyali untuk menantang, Satu tepukan membuat kedua pengawal kembali masuk,

"Bawa dia keruang pribadiku!" sang pria melenggang menuju lantai tiga menggunakan lift kapsul disana.

Pengawal tersebut kembali membungkam mulut sang gadis dan mengingat kedua tangannya lebih kencang dari semula. Gadis itu meronta membebaskan diri namun hanya sia-sia semakin dia meronta maka tali pada tangannya akan semakin erat.

"Diam!" dua pria menyeret gadis itu menuju lift.

Sesampainya dilantai tiga, mereka harus melewati koridor yang panjang. Lukisan dan interior disana sangat menyeramkan, banyak sekali lukisan yang tidak masuk akal seperti bentuk tubuh wanita tanpa sehelai benang dan masih banyak lagi. Gadis itu merasakan aura berbahaya disana. Tempatnya saat ini memang terlihat seperti rumah pada umumnya namun begitu naik ke lantai tiga seperti sebuah kastil dengan ornamen-ornamen menakutkan.

"Cepat!"

Gadis itu terus menggeleng, memberontak dan berteriak meski hanya sampai di tenggorokan saja.

Klek..

Pintu terbuka dengan kasar, pria yang tadi dia temui dibawah berdiri melipat kedua tangan di depan dada. Tatapannya tajam, raut wajahnya menyeramkan.

"Ingin rasanya aku memenggal kepala kalian! Membawa gadis seperti ini saja tidak becus!"

Pria itu langsung menarik lengan sang gadis, membawa masuk kedalam dengan cara menggendong  layaknya karung beras.

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang