Nata-da || twenty seven

27.7K 1.1K 26
                                    

Vote sebelum membaca dan koment setelahnya...
Happy reading semua.

**********************************

Suara ketukan pintu membuat James menoleh, posisinya sekarang masih bertelanjang dada diatas tempat tidur menjadi bantal bagi wanitanya yang masih terlelap.

"Hmm, masuk." lirih James menarik selimut hingga leher menutup sebagian tubuh telanjang Nata.

Robby muncul dari balik pintu, membungkuk hormat dengan tidak memandang bosnya.

"Tunggu di luar, kita bicara di ruanganku."

Robby mengangguk melangkah kaki keluar kamar. Jika tangan kanannya datang dijam-jam tidak tepat mengartikan jika ada suatu hal yang penting atau mendesak.

Sebelum membangunkan Nata, James menatap wajah oriental khas Asia yang masih terlelap. Menyentuh kening mengalihkan anak rambut yang menutup wajah. James tersenyum, mengingat pertemuan pertama mereka di rumah ini.

Wajah galak dan menantang selalu tersorot jelas dari netra cokelat, selalu membantah, keras kepala namun semua itu bisa James luluhkan hanya sekali kedipan. Jika saja Fandi tidak menjual adiknya, James tentu tidak akan pernah mencicipi keperawanan Nata.

Perlahan lahan James menarik tangannya menjauh, melepas pelukan yang semula erat. James tidak tega membangunkan Nata yang tertidur pulas dengan dengkuran halus yang menandakan dia nyaman pada posisi tersebut.

"Eeuunggg.." Nata melenguh membalikan posisi membelakangi James, memeluk gulingnya erat layaknya memeluk seseorang.

James menuruni ranjang berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dari sisa percintaan.

Satu Jam kemudian....

James keluar kamar menuju ruang kerja yang berada di lantai satu. Robby sudah berada disana sejam yang lalu duduk sambil memegang tablet mengecek setiap e-mail yang masuk.

"Apa yang membuatmu mengganggu aktifitas panasku Robby," James mendudukan bokong di kursi kebesaran, menatap Robby yang tengah berjalan kearahnya.

Dia mengeluarkan sebuah kartu undangan dari saku jas.

"Perusahaan HR grup mengundang kita untuk datang ke acara anniversary pernikahan."

James hanya mengangguk-angguk tampak tidak tertarik untuk datang bahkan kartu undangan yang tercetak mewah itu tidak tersentuh.

"Tuan, apa anda tidak ingin datang?"

"Untuk apa? Lebih baik aku habiskan malam dengan wanita dari pada menghadiri pesta yang tidak jelas."

"Anda akan tertarik untuk datang apalagi pemilik acara adalah CEO HR grup."

James mencondongkan tubuh menatap kedalam manik hitam milik Robby.

"Anda bisa bersenang-senang disana."

James mengangguk-angguk menompang kepala pada tangan.

"Berapa persen saham kita disana?"

"Tiga puluh persen tuan,"

"Oke, atur semua."

"Siap tuan."

James langsung melangkah keluar meninggalkan Robby yang kembali berkutat dengan tablet. Tangan kanannya harus menyusun kembali jadwal yang telah disusun rapi.

Saat James sampai dikamar, Nata sudah tidak disana. Ranjang yang semula terisi telah kosong tersisa bantal dan kawan-kawannya. Selimut yang seharusnya menjadi pelengkap nyatanya sudah hilang menandakan jika Nata membalut tubuh telanjang menggunakan benda tersebut.

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang