Nata-da || eighteen

27.1K 1K 26
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua...

**********************************

Pukul 15.20 Nata tiba dirumah sakit tempat ia di rawat. Langkahnya sangat santai seperti tidak memiliki beban namun sejujurnya hatinya sangat was-was. Nata takut dua pengawal James dapat mengenali wajah seseorang yang akan ia temui mengingat mereka sering kali mengantar Nata ke tempat tersebut.

Saat langkah kaki panjang itu sampai di persimpangan tiba-tiba seorang wanita melambaikan tangan memberi kode bahwa ia sudah datang. Nata tersenyum tetap dengan kehati-hatiannya.

"Sudah lama nunggunya?" Nata mendudukan bokong di samping wanita tersebut.

"Dua menitan lah, eh Nat kenapa kita ketemunya di rumah sakit si? Emang ngga ada tempat lain?"

Nata menggeleng memberikan senyum terbaik lalu meraih tangan wanita tersebut.

"Sar, maaf ya kita harus ketemunya di sini soalnya...."

"Eh bentar kalau mau ngomong nunggu ibu, dia lagi di toilet."

"Oke,"

Ya saat ini Nata dan Sari berada di rumah sakit tempat yang dirasa paling aman untuk bertemu. Alasannya sangat rumit sebab James sangat membatasi gerak-geriknya, satu langkah saja keluar dari gerbang maka tamatlah riwayat Sari dan pemilik toko itu.

Nata cukup cerdas dalam mengatur pergerakan yang dibatasi, dia menggunakan alasan kembali berobat karena masih sedikit ngilu pada kaki. Tentu James mengizinkannya karena mengingunkan kesembuhan Nata seperti sedia kala. James tidak mau rugi, dia sudah tidak mendapat service selama Nata di rawat hingga keberangkatannya ke China yang memakan waktu lama.

James ingin setelah dia kembali Nata sudah bisa menjalankan tugasnya menjadi partner sex yang bisa dimainkan dan dikendalikan sesuka hati.

Dalam beberapa menit kemudian, wanita tua itu muncul dari balik pintu toilet, dia tersenyum ke arah Nata dan Sari dengan raut wajah seperti biasa, ramah dan penuh aura bahagia.

"Ibu,"

Nata memeluk tubuh yang mulai usang dimakan usia sangat erat. Menyalurkan kerinduan serta kekhawatiran atas keselamatannya.

"Apa yang terjadi Nat? Kenapa kamu minta kita datang ke rumah sakit? Apa kamu sakit lagi?"

Nata mengangguk, menuntun wanita tua untuk menduduki kursi bersebelahan dengan Sari.

"Maaf ya Bu, Sar, kita harus ketemu di tempat yang tidak seharusnya."

"Ngga papa, ngomong-ngomong badan kamu jadi kurus Nat," sela Sari yang sejak tadi penasaran melihat perubahan dalam diri rekan kerjanya.

"Penglihatan kamu aja kali, aku masih sama kok. Ya ngga bu."

"Iya, sekarang kamu bisa cerita semuanya."

Nata menghela nafas pelan, menatap satu persatu Sari dan wanita tua itu bergantian. Sangat sulit mengatakan kalimatnya namun Nata juga tidak bisa terlalu lama berbohong atas apa yang menimpanya.

Nata mencoba berfikir agar ucapannya dapat tertata dengan baik karena sekarang mereka berada di rumah sakit. Banyak orang berlalu lalang dengan urusan masing-masing.

"Berjanjilah jika aku bercerita kalian tidak akan sedih,"

"Drama banget si Nat, udah cerita aja kita siap mendengarkan dengan baik. Ya kan bu?"

"Sari!"
Sari mendapat tepukan ringan di pahanya agar gadis itu bisa mengerti situasi.

"Jadi begini bu, Nata akan berhenti bekerja." lirih Nata menundukan kepala.

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang