Bagaimana jika 6 laki laki biasa terlahir kembali menjadi 6 putri disisi lain dunia.
Aku... Tidak tahu tata cara duduk yang benar ~ Boo Seungkwan.
SIALAN! Ups... Maaf aku kelepasan ~ Xu Minghao.
HEOL! BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN PAMPERS DICELANA?! ~...
⚠️⚠️⚠️ WARNING! Ekhem! Mumpung malming, bagi nak nak jones mari merapat, tenang tenang, gak bulgos kok tapi nyerempet aja (berhubung authornya gak bisa buat cerita 18+) bagi yang gak suka sama cerita yang mengandung unsur ekhem- beginian -ekhem mohon jangan dibaca, sekian trims.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
×All Focus× . . . .
Kembali lagi dimeja makan, jam berdentang menunjukkan bahwa pukul 7 sudah tiba, selagi para putri asik makan, para pangeran bergelud dengan pikirannya sendiri memikirkan apa yang harus ia lakukan nanti.
Terutama Jun dan Mingyu yang harus bertanggung jawab penuh jika mereka bukanlah orang pilihan untuk melepas segel kutukan itu.
'Apa yang harus kita lakukan?'
'Lakukan sesuai dengan instingmu Min, aku tidak pernah melakukannya jadi tidak tahu.'
'Ck… Aku belum siap," balas Soonyoung.
'Kau belum siap apalagi aku?! Kau tahu sendiri Seungkwan orangnya bagaimana, bisa mati perjaka aku.'
'Kalian harus melakukannya malam ini?' sambar Chan.
'Itu paksaan dari Papa, jangan dibahas Chan.'
"Apa yang kalian pikirkan? Jangan bengong terus kesurupan nanti, makan buruan," ucap Jeonghan yang risih dengan pangeran pangeran itu, bukannya dimakan kok malah dimainin sih, dasar mental.
"Dan kenapa Dad dan Papa tersenyum senyum?" balas Jihoon.
"Aniya, hanya sesuatu yang menyenangkan akan terjadi setelah makan malam selesai."
Minghao yang mendengarnya tertawa garing, hal gila apa lagi yang mereka rencanakan kali ini?
"By the way kapan Mom akan mendapatkan cucu? Ahh Mom tidak sabar menggendong bayi lagi."
Sialan…
Topik pembicaraan yang sangat membagongkan.
"Kita bahkan belum melak- Ouch!" ringis Jisoo kala Seokmin yang duduk dihadapannya menendang kakinya sembari tersenyum tertekan.
"Mungkin belum dikaruniai Mom, sabar sedikit ya," ucap Seokmin.
"Ahh… Tapi ini sudah sebulan…"
"Sudahlah hentikan pembicaraan kotor ini dan makan, aku kembali kekamar."
