Queen and Poor Girl 5

29 15 0
                                    

Selamat membaca❤❤❤

"Kamu masuk duluan aja Fanda." Suruh Juna.

"Emang kalian gamau masuk? Ini udah mau bel loh." Ucap Fanda.

"Udah masuk aja dulu sana!" Ketus Dika.

"ISH IYA!" Balas Fanda tak kalah ketus.

Setelah melihat Fanda mulai menjauh Juna mulai angkat bicara.

"Waktu istirahat aja."

"Yaelah undur terossssss?" Tanya Sani.

"Reseh lo!" Kata Juna kesal

"Ntah Sani nih, kendak lah Juna lah wong dio yang nak nembak kau yang rusuh." Ucap Fedra pembang mencoba membela Juna.

"HA NEMBAK APA?!" Teriak satria kaget, padahal biasa nya dia super santuii.

"Eh buset lo ngapa dah, biasa aja kali sampe kaget gitu." Ucap Sani. "Ohya lo kan kemaren malem ga ikut telfonan ya?" Lanjut Sani.

"Gue gaada kuota". Jawab Satria kembali santui.

"Idiih miskin banget lo?" Ucap Sani.

"STOPPP." Teriak Juna. "Gue mau nembak Fanda nanti." Lanjut Juna memberitahu Satria.

"Iya gak lama lagi lo pasti makin tersiksa karna kebucinan mereka pasti bertambah secara ya sat lo kan jomblo akut hahaha miris."

"Heh nyindir diri sendiri lo? Ucap Satria tak terima. Sani ini mulut nya ceplas ceplos banget ya, jadi kesel.

"Ya kan seenggak nya gue berduit gak kayak lo." Jawab Sani membuat Satria terdiam, ya memang benar di antara mereka hanya Satria yang paling sederhana, sederhana kok gak miskin miskin amat.

"Nanti yang manggil Fanda suruh kelapangan elo ya Dik, lo kan abang nya." Ucap Juna mencoba mengalihkan topik pembicaraan, tak tega juga ia melihat Satria ternistakan oleh mulut lemes Sani itu.

"Hem iya." jawab Dika seada nya.

-----------

"Eh nih orang ga capek apa ya ngomong mulu." Kata Nita berbisik ke Fanda. Gimana ga kesel coba nih guru sejarah ngoceh udah 1 jam lebih dan Nita gak ngerti apa apa.

"Udah diemin aja, lebih enak gini kali dari pada ngerjain tugas." Ucap Fanda santai.

"Lah iya juga yak." Kata Nita lalu mencoret coret buku tak jelas karna suntuk mendengarkan ocehan sang guru yang tak lain adalah bu Noni guru sejarah yang gapernah absen.

Kringggg

Bel istirahat pun berbunyi semua murid XI IPA2 merasa sangat lega, termasuk Nita yang paling heboh.

"ALHAMDULILLAH TUHAN". teriak nya padahal jelas jelas bu noni masih berada disana. Habis lo Nita. Seketika semua yang berada didalam kelas melirik kearah nya.

"Heh bukan temen gue." Ucap Fanda pelan namun masih terdengar oleh Nita.

"Aduh gimana nih Fan." Kata Nita cemas. Salah sendiri sih suara kaya toa gatau tempat lagi.

"Hanita Salfifa, maju kedepan." Kata bu Noni tegas. Mampus lohh. Nita berjalan gugup seakan akan tau dia akan terkena sial.
"Kamu keliling lapangan sampai bel masuk!." Lanjut bu Noni tegas tak ingin dibantah.

"Waduh buk gak makan dong saya." Kata nita kaget. Gila nih ngehukum apa nyuruh mati,  mana belum sarapan lagi.

"Gaada bantahan Hanita!". Ucap bu Noni.
Gila sadis bener, melebihi Nikita Mirzani.
"Tapi sebelum itu kamu bantu saya dulu bawa buku buku ini, dan yang lain silakan istirahat." Lanjutnya. Nita hanya bisa menurut saja jika tidak hukuman nya bisa ditambah. Sabar Nita sabar.

-----------

"Fanda." Panggil lelaki itu

"Ada apa bang?" Tanya Fanda kepada lelaki itu yang tak lain adalah Dika abangnya.

"Ayo ikut kelapangan sekarang." Ucap Dika lalu menarik tangan gadis itu tanpa memperdulikan ocehan Fanda yang sangat cerewet.

"Hai Fanda." Sapa Juna yang sudah berkeringat. Astaga Juna belom apa apa juga. Hilang lah jiwa cool Juna.

"Eh Juna kenapa keringetan gitu, habis main basket ya. Nih pakek sapu tangan Fanda." Ucap Fanda lalu memberikan sapu tangan kepada Juna.

"Makasih, tapi Juna mau ngomong nih."
Kata Juna masih berusaha Cool dihadapan semua orang yang menonton meski sebenarnya ia gugup setengah mati, pasal nya ini adalah pertama kali ia menembak perempuan. Oh Junaku.

"Iya Juna ngomong aja." Kata Fanda sedikit bingung dengan keringat Juna yang semakin mengucur deras.

"Queen Fanda Vanniya Regar, maaf Juna gabisa seromantis cowok pada umumnya. Tapi yang jelas Juna tulus ke Fanda." Kata Juna yang mulai percaya diri "Apa Fanda mau jadi salah satu tujuan hidup Juna?"

Anjayy dek cinta gak selama nya indah dek (•‿•)

Queen and Poor GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang