Haii selamat malam semua😊😊😊
Aku nulis sebisa dan semampu ku ya maaf kalo masih banyak kesalahan 🤗🤗Selamat membaca❤❤❤
"Nit yok ikut ke kamar kakak aku." ajak Fanda
"Lo aja." Jawab Nita singkat.
-----------
"Kakak cantikk," Panggil Fanda. "Mana oleh oleh aku?" Lanjut nya sembari mengulurkan tangan kanan nya.
"Iya iya ini nih kamu bagi dua sama temen kamu itu ya." Ucap Ailia lalu memberikan oleh oleh nya berupa 2 kaos distro coklat dan 2 tas mahal.
"Loh kok bagi dua sih?" Tanya Fanda dengan wajah sedikit kesal.
"Harus berbagi gaboleh pelit gaboleh egois inget kata Mama." Jelas Ailia.
"Iya iya," Ucap Fanda menerima barang yang diberikan Ailia lalu keluar dari kamar Ailia.
"Wahhhh punya Mama mana! Cantik banget tas nya Mama juga mau." Ucap Nia kagum dengan tas milik Fanda yang diberikan Ailia.
"Minta aja sama Kakak, ini Fanda habis dari kamar nya." Kata Fanda.
"Oke sayang byeeee Mama ke kamar kakak dulu." Ucap Nia berlalu meninggalkan kamar Fanda.
"Kenapa lo manggil gue?" Tanya Nita.
"Ini kakak aku ngasih kamu oleh oleh." Jawab Fanda memberikan barang itu pada Nita lalu pergi keluar dari kamar nya.
"Eh, makasih loh!" Ucap Nita sedikit berteriak pada Fanda yang sudah keluar dari kamar, ntahlah Fanda mendengar nya atau tidak.
"Eh itu kan kak Ailia," Ucap Nita ngomong sendiri saat melihat Ailia yang melewati pintu kamar nya. Ralat kamar Fanda.
"Eh kak Ailia." Panggil Nita.
"Fif-"
"Eh maksud aku Nita ya?" Tanya Ailia
"Iya kak, gue mau ngucapin terimakasih untuk oleh oleh nya." Ucap Nita.
"Santai aja, sama sama." Ucap Ailia dengan senyum yang sulit di artikan lalu pergi meninggalkan Nita.
Ailia Salfiola Regar
------------
Upacara bendera sedang dilaksanakan, ntah mengapa Fanda merasa sangat lemas, kepala nya sangat pusing mungkin karena ia belum sempat sarapan.
BRUKKK
"Eh astaga fan-"
Ucapan Nita terpotong oleh teriakan Juna cs.
"FANDA!" Teriak mereka kompak.
Melihat kejadian itu mereka berlari ke barisan Fanda yang tak terlalu jauh dari barisan nya.
"Woi cewe gue! Apa apaan sih lo!" Ucap Juna emosi pada Satria yang sudah menggendong Fanda terlebih dahulu sebelum diri nya.
Cewek caper.
"Arjuna! Jangan memperkeruh suasana, kamu dan teman teman mu kembali kebarisan mu biar Satria saja yang membawa Fanda ke Uks." Ucap seorang guru yang tak lain bernama Pak Udin yang bertugas mengawasi murid saat upacara.
"Fanda kamu gapapa kan?" Tanya Satria khawatir.
Fanda sudah sadarkan diri, sekarang Satria dan Fanda sudah berada di Uks.
"Eh Satria," Ucap Fanda lalu mencoba untuk duduk. "Kamu disini?" Lanjut Fanda.
"Udah jangan banyak gerak dulu, tadi kamu pingsan. Maaf ya tadi sebenernya Juna mau nolong kamu tapi keduluan sama aku jadi tadi Pak Udin nyuruh Juna ngalah." Jelas Fanda.
"Iya gapapa Satria," Ucap Fanda yang masih lemah. Jujur Fanda sedikit kecewa karna bukan Juna yang menolong nya.
"Ini teh hangat nya diminum." Suruh Satria sembari memberikan secangkir teh hangat pada Fanda.
"Makasih Satria." Ucap Fanda tersenyum menerima teh hangat dari Satria.
"Iya, emm Fanda aku boleh jujur sama kamu?" Ucap Satria hati hati.
"Jujur apa Satria, bilang aja." Ucap Fanda sedikit bingung.
"Tapi rahasia ha? Aku gabisa nahan ini terus. Dan jangan bilang bilang dulu sama yang lain." Kata Satria yang sedikit ragu ingin mengucapkan sesuatu.
"Iya Sat aku gak akan bilang kok." Ucap Fanda meyakinkan.
"Sebenernya aku suka sam-"
"SUKA SAMA SIAPA LO HAH?!" Teriak seorang pria emosi yang tak lain adalah Juna.
"Eh Jun lo jangan salah paham dulu." Ucap Satria berusaha menenangkan.
"Halah gak usah muna lo!" Ucap Juna dengan tatapan tajam nya.
"Fanda, ayo kita pergi dari sini! sebelum tangan aku kotor mukulin orang muna ini." Ucap Juna pada Fanda namun tatapan nya tak lepas dari Satria lalu menarik tangan Fanda untuk keluar dari Uks.
"Woi jun dengerin gue dulu elah!" Ucap Satria namun Juna sudah tak terlihat lagi. "Kalian kenapa ngeliatin gue kayak gitu? Kalian juga mikir kayak Juna?" Tanya Satria melihat teman teman nya melihat nya dengan tatapan sinis.
"Cih kita udah lihat semua nya kali, mulai dari tatapan lo sama Fanda dan juga lo nyuruh Fanda buat gak ngomong sama kita! Cara lo pengecut banget tau gak!" Ucap Sani masih dengan tatapan sinis nya.
"Gak usah macam macam lo sama adek gue!" Ucap Dika mendorong kasar bahu Satria.
"Dem dem jadilah dak usah diladenin wong mak itu, cokop tau bae kito! Ayo pegi kagek nambah balak bae!" Ucap Fedra lalu menarik kedua teman nya keluar dari Uks meninggalkan Satria sendirian. Meski Sani dan Dika tak mengerti apa yang diucap kan Fedra namun mereka tak ingin ambil pusing dan menurut saja saat Fedra menarik mereka keluar.
"ARGHH SIALAN!" Teriak Satria melihat semua teman nya meninggalkan nya.
"Perasaan ini muncul dengan sendiri nya." Sambung Satria pelan.
---------------
"Terus awasi keluarga itu! Jangan sampai lengah." Ucap seorang wanita dengan wajah datar nya.
"Siap Nona."
"Baik saya pulang dulu, kalau ada apa apa segera hubungi saya." Ucap nya. "Dan ingat, jangan sampai mereka tau siapa saya!" Lanjut nya.
"Baik. Nona tenang saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen and Poor Girl
Mystery / Thriller"Jangan! jangan lakuin itu! kamu harus tetap bertahan." Tempat dimana kedua gadis itu berada sangat sunyi, semua nya putih dan hanya ada mereka berdua. "Kamu sudah memenang kan permainan ini, apa kamu tidak mau merasakan hadiah nya atas perjuangan...