Queen and Poor Girl 14

18 12 1
                                    

Aku tak ingin, namun hati ku berkata lain.

Selamat membaca❤❤❤

"Bunda, Aku mau nanya boleh?" Ucap Nita.

Nita kok kalo sama mama Fanda ngomong nya aku-kamu? Ya iya lah harus sopan dan juga Mama Fanda punya aturan dirumah nya kalo dirumah nya gaboleh ada yang pakek bahasa gue-elo maka nya cara ngomong Fanda kayak gitu, udah kebiasaan dari kecil. Begitu epribadi.

"Boleh, Nita mau nanya apa?" Tanya Nia aneh melihat wajah Nita seperti sedang membanyangkan sesuatu.

Author jelasin dulu ya, Nia ini seorang pskiologi jadi dengan melihat raut wajah sesorang saja dia sudah tau apa sedang terjadi pada orang itu. Nia sangat baik dan ramah pada semua orang, benar benar istri idaman. Bersyukur ya pak Wildan Regar terhormat.

"Bunda kalo misal kita gasuka lihat dia perhatian sama orang lain terus selalu pengen liat dia itu kenapa ya bun?" Tanya Nita dengan mata yang tak menatap ke Nia.

"Itu tanda nya kamu ada rasa sama di sayang." Jawab Nia terkekeh mendengar pertanyaan Nita.

"Rasa?" Tanya Nita yang mulai menatap Nia.

"Iya sayang, mungkin bisa dibilang rasa cinta."
Jelas Nita.

Hah gue jatuh cinta. Batin Nita.

"Ini pertama kali nya aku ngerasain itu bunda, rasa nya aneh. Rasa nya aku cuma mau dia jadi punya aku." Jujur Nita.

"Itu nama nya first love sayang, first ove itu paling susah untuk dilupain. Oh iya tapi kamu jangan maksa dia buat suka sama kamu juga, perasaan itu gakbisa dipaksa sayang, biar waktu aja yang ngatur semua nya." Jelas Nia.

"Iya Bunda." Balas Nita mengerti. "Apa kita boleh iri sama orang bunda?" Tanya Nita. "Dia punya segala nya, tapi kenapa Tuhan gak memberikan aku seperti yang dia punya, kenapa tuhan gak biarin aku ngerasain sedikit aja kebahagiaan?." Lanjut Nita.

"Gak gitu sayang, perasaan iri itu akan muncul sendiri nya tanpa kita mintak tapi yang harus kita lakukan yaitu menghilangkan nya, Tuhan itu adil sayang, kalo gak sekarang mungkin nanti." Jelas Nia sembari mengelus rambut Nita.

"Nanti ya bunda? Aku bakal tunggu waktu itu tiba bunda dan aku akan menjadi orang yang palingg bahagiaa." Ucap Nita tersenyum.

----------

"Woi elah gelang gue mana ini!" Ucap Juna kesal karna sudah sedari tadi gak nemuin gelang pemberian Fanda. "Bantuin gue kek, malah diem aja lo pada!" Lanjut nya.

"Lo ngapa dah?" Tanya Satria yang baru saja datang.

"Tau tuh dari tadi ngamuk ngamuk sendiri." Jawab Sani sembari memainkan game di ponsel nya.

"Ntah Juna nak marah bae, dak pernah nian sabar." Ucap Fedra.

Dika? Kemana Dika? jarang banget ngomong, gaktau tuh dasar manusia kutub.

"Arghh ngeselin lo pada! Udah ayo berangkat nanti telat!" Ucap Juna yang sudah pasrah karna gelang nya tak kunjung ketemu.

"Lo yang ngelamain anjing!" Kesal Sani.

Queen and Poor GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang