Selamat membaca❤❤❤
Nita keluar dari ruang guru dengan lemas, ia belum sarapan dan sekarang ia harus keliling lapangan. Sungguh terlalu bu Noni.
Nita melihat banyak murid bergerombolan ditengah lapangan seperti sedang ada kecelakaan saja."Iya aku mau Juna." Jawab Fanda tersenyum amat manis lalu menerima boneka besar yang diberikan Juna.
Nita yang melihat itu ikut merasa bahagia. Kini sahabat nya tak digantung seperti jemuran lagi. Fanda dan Juna pergi menjauh tanpa melihat Nita, mereka saling menggandeng tangan mesra.
"Eh Fanda Fanda." Panggil Nita namun tak didengar Fanda.
"Eumm biar mereka berdua dulu deh, lagian gue harus lari keliling lapangan dulu." Ucap nya pada diri sendiri
"Capek banget gue." Kata Nita ngomong sendiri lalu mengelap keringat yang membasahi dahi nya.
"Nih." seorang pria datang dan memberinya sebotol air mineral dan sapu tangan. Perhatian nyaaa.
"Eh ngerepotin, makasih loh." Ucap Nita lalu menerima pemberian laki laki itu.
"Sama sama, gue duluan ke kelas."
Ucap lelaki itu."Iya hati hati, sekali lagi makasih satria." Ucap Nita dengan senyum tulus nya.
"Hm." Balas Satria singkat dengan senyuman tipis sangat tipis.
Baru kali ini ada yang seperhatian itu sama gue. Batin Nita.
Sekarang Nita sudah berada didalam kelas, dia sangat lelah benar benar lelah tubuh nya lemas karna belum makan sama sekali. Wajah nya sangat pucat. Bahkan Fanda tak menanya kan apapun, gadis itu mungkin lupa Nita habis dihukum. Fanda hanya senyum senyum sendiri bak orang gila.
Kringggg
"Sekarang kalian boleh pulang" kata bu Nia- guru biologi.
"BAIK BUK." Ucap mereka kompak kecuali Nita.
"Eh Nit aku duluan ya, aku pulang sama Juna. Dadahh." Kata Fanda lalu melambaikan tangan nya pada Nita yang masih terduduk lemas di kursi nya.
"Oke." Balas Nita dan berusaha tersenyum karna rasa nya ia sudah tak memiliki tenaga.
Tak lama setelah Fanda pergi Nita keluar dari kelas mencoba tetap berdiri tegak dengan energi yang tersisa. Nita menuruni tangga tidak teratur, tubuhnya seakan ingin rob-
BRUKKK
"Gila sakit nih badan gue". Ucap nya karna badan nya tertindih oleh Nita. Oh sungguh terlalu. Ia berdiri secara perlahan lalu mengangkat tubuh Nita karna Nita sudah tak sadarkan diri.
"Woi kalian duluan aja ke tongkrongan, gue mau nganter ni cewek dulu." Ucap nya.
"Eh astaga Nita." Kaget Fedra. "Kenapa bisa gini?" Lanjutnya.
"Cemas banget loh Fed kayaknya." Kata Sani Santai sambil memakan snack nya.
"Udah diem lo! Jawab sat kenapa bisa kayak gini!" Tanya Fedra ketus.
"Lah ngegas!" Ucap Sani tak terima.
"Ini tadi gue gak sengaja liat dia turun tangga kayak mau jatoh eh pas mau gue samperin udah keburu jatoh nimpuk badan gue lagi. Kayak nya gara gara dia dihukum tadi deh keliling lapangan" Jelas Satria panjang lebar. Melihat Fedra yang hanya diam melongo membuat nya kembali bicara. "Btw lo kenapa cemas banget gitu fed?" Tanya Satria.
"Eh Eng-gak." Jawab Fedra gugup.
"Aneh lo. Eh Fanda mana ya? Ini kan temen nya, gue mau nganter juga gaktau dimana rumah ni anak." Kata Satria bingung.
"Lagi kasmaran, gue tau lo iri kan sat." Jawab Sani dibalas tatapan sinis Satria.
"Gue aja deh yang anter dia Sat gimana? dia ini rumah nya deket rumah gue sebenernya." Tawar Fedra.
"Lah motor loh kan di bengkel pea!" Ucap satria.
"Gue naik taksi aja, masa orang pingsan dibawa naik motor. Kalo melayang gimana." Balas Fedra. Kali ini ia tak menggunakan bahasa palembang nya itu, karna dia tau teman teman nya tak akan mengerti mana keadaan lagi rumit gini.
"Yaudah deh nih lo gendong biar gue yang pesen taksi." Ucap Satria
"Eh btw lo ngapa Dik, diem diem bae." Tanya Sani penuh selidik.
"Apasih lo!" Jawab Dika ketus.
"Idih Pms lo ya, jangan bilang lo banci." Ucap Sani heran.
Akhir akhir ini Dika menjadi lebih pendiam. Bodoamat lah mungkin bener kata Sani dia lagi pms hahahahah."Bisa diem gak sih!" Kata Dika samakin ketus membuat Sani menatap nya sinis dan tak lupa mengacungkan jari tengah nya.
"Eh itu taksi nya Fed." Kata Satria lalu menunjuk kemobil tersebut.
"Iya gue duluan ya." Ucap Fedra lalu menuju taksi tersebut tentu nya bersama Nita di gendongan nya.
"Yoi hati hati." Ujar Sani.
------------
"Makasih ya Juna." Ucap Fanda lalu tersenyum manis menunjukan pipi nya yang bolong itu.
"Makasih untuk apa sayang?" Tanya Juna sambil mengelus lembut rambut Fanda.
"Makasih untuk semua nya, kamu udah bikin aku bahagia banget." Jawab Fanda dengan pipi yang memerah.
"Itu kan udah tugas aku Fanda." Kata Juna tersenyum manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen and Poor Girl
Misteri / Thriller"Jangan! jangan lakuin itu! kamu harus tetap bertahan." Tempat dimana kedua gadis itu berada sangat sunyi, semua nya putih dan hanya ada mereka berdua. "Kamu sudah memenang kan permainan ini, apa kamu tidak mau merasakan hadiah nya atas perjuangan...