Queen and Poor Girl 7

25 14 0
                                    

Selamat membaca❤❤❤

"Masuk Fanda!". Ketus seorang lelaki didepan pintu rumah.

"Woi selow lah bro ngamuk mulu." Kata Juna melihat kearah Dika dengan mata menyipit. Dika sih ngegas mulu kayak singa.

"Udah udah gak usah diladenin Jun, kamu pulang aja istirahat ya." Ucap Fanda lembut, meski sebenarnya nya ia menahan kesal pada abang nya itu.

"Iya deh sayang males banget Juna ngeladenin tuh calon abang ipar." Balas Juna cengengesan.

Masih dengan wajah datar nya, Dika masuk kerumah tanpa mengatakan satu pata kata pun.

"Bang, kamu kenapa sih? Dari kemaren ketus mulu." Tanya Fanda yang sedang menuangkan air minum di meja makan.

Dika yang sedang menekan nekan remot televisi pun hanya diam tak menjawab, tak selang beberapa detik Dika mulai berbicara namun bukan nya menjawab malah bertanya balik pada Fanda.

"Kemana aja kamu sampe lupa waktu, ini udah jam berapa Fanda!" Tanya Dika dengan nada yang terbilang membentak. "Jangan mentang mentang Mama sama Papa lagi pergi kamu seenak nya ya!" Lanjutnya.

Wajar saja jika Dika marah, ini sudah jam 7 malam dan Fanda baru pulang. Padahal jam pulang sekolah itu jam 2 siang, kemana saja dia. Bukan nya pulang kerumah dulu tapi malah kelayapan.

"Abang tu kenapa sih! Jadi ngeselin gini!" Ucap Fanda marah menatap kesal Dika.

"Kamu itu cewe Fanda, kalo kamu mau keluar seharus nya kamu pulang dulu ganti baju sekolah, seengak nya kamu ngabarin abang atau mintak izin!" Geram Dika "Pacaran boleh tapi inget waktu Fan, Pacar kamu juga ga ngajarin yang bener! Pulang sekolah malah ngajak anak orang kelayapan gak izin juga!" Lanjut Dika yang masih menahan emosi nya.

"Stop bang! Abang gausah ngejelek jelekin Juna kayak gitu ya! Abang emang pernah apa buat Fanda bahagia kayak Juna hah?!" Emosi Fanda sudah memuncak.
Dika sih di tanya baik baik malah ngegas, eh tapi salah juga sih si Fanda.^_^

"Abang bisa nya cuma marah ngomel ngomel gajelas tau gak!" Lanjutnya dengan nafas yang memburu. Lalu berlari menaiki tangga menuju kekamarnya.

Fanda masuk kekamar nya yang benuansa biru langit dan banyak sekali stiker doraemon disana. Ia mengunci pintu kamar nya. Seketika air mata nya yang ia tahan jatuh tak beraturan. Ya Fanda memang gadis yang egois meski cara bicara nya begitu lembut namun ia tak suka jika ada orang yang mengusik kebahagiaan nya.

Sementara Dika dia masih berada ditempat yang sama. Ia terdiam beku tak menyangka adik nya bisa berbicara seperti itu pada nya.
Apa dia tak pernah membuat Fanda bahagia? Apa dia telah menjadi abang yang buruk selama ini? Dika menahan sesak di dada nya. Perkataan adiknya itu selalu terngiang dipikiran nya.

-

"Apa aku salah bilang gitu sama abang?" Tanya Fanda pada diri nya sendiri. "Apa aku terlalu berlebihan?" Sambung nya.

Maafin fanda bang maafin fanda. Batin nya.

Tok tok tok tok

"Bang." panggil Fanda.

Tok tok tok

"Kamu belum tidur?" Tanya Dika. Ia merasa aneh melihat Fanda yang terus menunduk.

"Fanda mintak maaf sama abang". Ucap nya sambil menyatukan telapak tangan nya namun tetap menundukan kepala nya.

Gemasnyaa. Batin Dika

Dika memang tipe orang pemaaf, Ia sangat mudah melupakan kesalahan orang lain.
Namun ia ingin menjahili adik nya terlebih dahulu.

"Gamau!" Ucap Dika berusaha untuk tetap tegas meskipun ia ingin sekali mencubit pipi tembam Fanda itu.

"Ihh abang Fanda gabisa tidur tau." Lirihnya.

"Gausah kesini. Abang kan cuman bisa nya marah doang gabisa buat Fanda seneng."Kata Dika sambil menahan mulut nya yang ingin tertawa, untung saja Fanda masih menunduk dan tak melihatnya.

"Ihh enggak abang! Abang itu segala nya buat Fanda. Fanda kan cuman sebel aja tadi sama abang." Ucap Fanda dengan nada sedih karna Dika masih tak ingin memaafkan nya. "Fanda bakal lakuin yang abang mau deh asal abang maafin Fanda." Lanjutnya.

"Angkat kepala kamu, gak cocok nunduk terus kayak gitu!" Suruh Dika lalu menangkup dagu Fanda membuat Fanda mendongak menatap nya.

"Iya iya abang udah maafin kamu." Kata Dika dengan senyuman nya.

"Beneran nih ya ya ya ya?" Fanda melompat kegirangan yang hanya dibalas anggukan oleh abang nya itu.

"Horee makasihh abang paling baikkkkk seduniaa." Ucap Fanda lalu melompat mencium pipi abang nya membuat pipi Dika memerah.

(Lebay lo berdua😏 gue juga mau punya abang😭)

"Hm. Kenapa Fanda belum tidur?" Tanya Dika lalu merapikan rambut Fanda yang berantakan.

"Abang belum suruh Fanda tidur." Jawab Fanda memanyunkan bibir nya. Ya itu memang kebiasaan dua kakak beradik itu, Fanda tidak akan tidur jika Dika belum menyuruh nya tidur.

"Yaudah ayok abang anter kekamar." Ajak Dika.

"Yokkk letsgoo." Ucap Fanda semangat.

Dika berjalan mendahului nya. "Ihh abang tungguin Fandaa!" Kata Fanda kesal lalu melompat seperti katak ke bahu Dika dan melingkarkan kedua tangan nya dileher Dika.

"Aduh yaampun!" Kaget Dika "Bilang dong kalo mau gendong, kalo tadi jatoh gimana coba." Sambung Dika.

"Udah deh cepet jalan bang." Ucap Fanda dibalas deheman oleh Dika.

"Berat banget sih!" Keluh Dika.

"APA?! Abang bilang aku berat!? Aku bilangin Papa loh ya!" Kesal Fanda.

"Eh enggak kok enggak adikku yang comell. Kamu gak berat kok cantik lagi." Puji Dika terpaksa.





Queen and Poor GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang