bully⁴

1.8K 221 19
                                    

Jaemin masuk sekolah terlebih dulu sesuai pamitnya kemarin pada Jeno. Dan pria bermata bulan sabit ini ngotot minta pulang, tak betah di rumah sakit katanya. Kondisi tubuhnya memang sudah jauh membaik ketimbang sebelumnya jadi dokter membolehkan Jeno pulang dengan syarat harus banyak istirahat.

Di tempat lain, Jaemin bersama Ryujin sedang menuju kantin untuk makan bersama tapi sebuah suara menginterupsi langkah muda mudi tersebut.

"Narasya!"
Jaemin menelan ludahnya kasar dan menoleh pada sumber suara. Astaga benar, itu..

"A-ayah.. kok di sini?"

"Mau lihat kelakuan anak nakal di sekolah. Namanya Jaemin Narasya."

"Nana nggak nakal yaa!"

"Ini siapa? Pacar kamu?"

"Halo, saya Ryujin, Om. Teman Jaemin."

"Bagus deh cuma teman. Jangan mau sama dia kalo selera kamu bagus."

Jaemin cengo, ia masih mencerna kata-kata ayahnya sendiri. Tunggu maksud ayahnya

"Menurut ayah kalo sama Nana seleranya jelek gitu?"

"Telmi!"

Ctak

Ayahnya Jaemin berlalu meninggalkan keduanya menuju ruang kepala sekolah. Sedangkan putra bungsunya mencebik kesal sambil mengusap kening yang sudah memerah.

"Selera gue jelek ya Jaem? Hahaha."

"Nggak usah ketawa!"
Tanpa sadar sikap manja Jaemin keluar secara natural. Ryunjin sendiri sampai terperangah bahwa casanova berwajah malaikat ini punya sisi imut yang benar-benar menggemaskan. Selama ini ia hanya melihat sisi menyebalkan, buaya dan dewasa milik Jaemin.

Ryunjin merangkul tangan Jaemin memasuki kantin tanpa mendapat protes.

"Sakit banget ya?"

"Huum"

Ryujin mengusap pelan dahi Jaemin sesekali terkikik geli. Sementara Jaemin merendahkan tubuhnya dan merangkul pinggul Ryujin agar semakin dekat. Banyak yang menyaksikan hal itu antara gemas dan kesal tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ryujin itu siswi paling dihindari, dan Jaemin seorang penguasa sekolah. Tidak ada yang berani mengganggu aktivitas Jaemin kecuali Jeno sang pangeran.



















"Kak Jaemin kita putus aja ya?"

Jaemin baru saja mau izin pulang tapi Yuka menginterupsinya. Pemuda Januari itu menunduk sambil sesekali mengusap air matanya. Ia sudah tidak bisa lagi menahan diri, Jaemin keterlaluan.

"Kenapa kakak nerima aku kalo ternyata kakak udah punya pacar? Kakak juga sibuk sama kak Jeno sampai lupa aku. Maaf kak, aku lupa diri kalo aku bukan prioritas."

"Tunggu maksud kamu apa Dek?"

"Kakak tidur bareng kak Jeno kan? Trus minggu pagi aku nelfon kakak yang jawab cewek, aku yakin suaranya beda dari kak Ryunjin. Dia bilang kakak lagi mandi, kalian habis ngapain? Dan yang tadi kakak bahkan mesra-mesraan sama kak Ryunjin tanpa noleh ke aku."

Yuka sesenggukan, air matanya mengucur deras tanpa bisa ditahan. Ah hatinya sakit sekali. Tangan Jaemin menyentuh dagunya untuk saling menatap semakin membuat dadanya sesak.

"Narasya!"
Ayah Jaemin mendekat dengan wajah penuh amarah. Jaemin ingin menenggelamkan diri saja rasanya. Aura sang ayah terlalu mengintimidasi.

"Jadi gini kelakuan kamu di sekolah? Kamu suka bully ternyata!"

"Yah, Nana ga bully-

"Kamu diapain sama Jaemin, Nak?"

Yuka takut, ia tak menjawab dan justru beringsut mundur lalu lari menjauh dari ayah dan anak teesebut.

pandemi [JJ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang