Jeno melihat hickey di lehernya dengan kamera ponsel sebelum melangkahkan kaki memasuki rumahnya. Ia ingin jujur pada papinya sekaligus menolak perjodohan yang orang tua itu rencanakan.
"Jeno-
Dimas langsung terdiam melihat tanda merah keunguan di leher kiri putra bungsunya. Meskipun hanya satu, itu terlihat sangat kontras karena kulit Jeno berwarna putih pucat."Jeno menolak perjodohan ini. Tetapi jika Papi mau Jeno nyakitin Yeeun setelah menikah, ga masalah."
Tanpa sopan lelaki April tersebut membawa tubuhnya memasuki kamar. Tangannya agak gemetar setelah menantang papinya seperti itu."Calm down, ok? Huh! Andai Amber ikut pulang, pasti ga bakal segugup ini."
Jeno menguatkan mentalnya, ia harus bisa memegang prinsip dan tidak boleh lemah karena ia laki-laki. Jaemin sudah membuktikannya. Eh?"Jeno Aprilio! Keluar, papi mau bicara!"
Okey itu perintah yang mau tidak mau Jeno harus menurutinya.
Kini Jeno sedang duduk di ruang tengah dengan wajah datar. Sebenarnya menahan gugup. Tatapan Dimas sangat mengintimidasi. Rasanya Jeno mau menghilang saja dari bumi.
"Jalang mana yang buat tanda kayak gitu, Jen?"
"Pacar Jeno bukan jalang!"
Bolehkan ia sebut Jaemin pacarnya?
"Kalo kamu punya pacar harusnya kamu bilang sama papi bukan malah bikin malu kayak tadi. Siapa sih pacar kamu? Kelihatan kayak cewek ga bener."
"Emang bukan cewek."
Dimas jadi sangsi, maksudnya apa bukan cewek? Apa anak bungsunya sama seperti Amber? Tapi itu tidak mungkin bukan? Jeno tak pernah terlihat seperti seorang homoseksual. Tidak, tidak. Putranya pasti normal.
"Hewo Phada!"
Jeno menoleh dan langsung mendekap Jio yang berlari menubrukkan diri kepadanya. Hal tersebut tak luput dari pandangan Dimas yang tengah mati penasaran. Siapa pula bocah itu, batinnya.
"Phada home, Baba pegi, Papa keja. Let's go home Phada.."
"Anak siapa itu?"
"A-
"Anak saya, Om, atau lebih tepatnya anak kami." Sela Jaemin cepat.
Mata Dimas terbelalak menyadari ada tanda merah juga di leher Jaemin, bedanya di sebelah kanan.
"K-kalian?"
Dimas tidak bisa menahan emosinya hingga ia menarik kasar baju bagian leher Jeno yang membuat lelaki itu terjatuh ke belakang. Beruntung Jio sudah berada pada gendongan Jaemin jadi tak ikut terlempar karena sungguh tenaga Dimas tidak main-main.
"SAYA GA PERNAH DIDIK KAMU JADI HOMO JENO!!"
Bugh
Pukulan bertubi-tubi Dimas layangkan pada Jeno berhasil membuat Jaemin murka hingga mendorong lelaki tua itu hingga tersungkur menghantam pinggiran meja.
Jio sudah menangis melihat Jeno dipukuli yang mengakibatkan wajah favoritnya memiliki banyak lebam. Sementara Jaemin sudah akan balik memukuli Dimas jika Jeno tidak berteriak untuk menghentikannya.
Jaemin membawa kesayangannya keluar dari rumah mewah yang terlihat suram itu. Jeno sendiri meringis sakit sebab sudut bibirnya berdarah. Ia harusnya tau membuka identitas di depan Dimas yang homophobic akan sefatal ini. Ia menyesal membuat Jio melihat apa yang harusnya tidak dilihat oleh anak seusianya.
Jaemin ingin mengusili Jeno yang masih setia tidur. Tetapi melihat wajah Jeno yang seperti takut dan beberapa kali terlihat sendu membuatnya khawatir. Apa Jeno mimpi buruk? Untuk menghilangkan wajah khawatir itu, Jaemin akan membuyarkan mimpi Jeno dengan mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pandemi [JJ]✔
RandomIni bukan soal wabah, ini tentang penyatuan dua orientasi anak Adam yang berbeda namun dianggap sama. Nomin to Jaemjen versatile/seke