"Na!"
Dua orang pemuda berbeda usia itu lantas menoleh ke arah sumber suara. Yang dipanggil hanya melambaikan tangannya sekilas.
"Jadi, kakak mau nggak?"
"Why not?"
Pemuda yang paling muda di sana tersenyum gembira. Bahkan pipinya merona malu ketika puncak kepalanya diusap oleh sang gebetan.
"Nih, ketik nomor kamu."
Nana atau kerap dipanggil Jaemin memberikan ponselnya pada si adik tingkat yang baru saja menjadi pacarnya.
Sahabatnya merotasikan matanya jengah, jiwa fuckboy dalam diri Jaemin tak pernah hilang. Setelah drama Jaemin berakhir, ia langsung menarik tas sahabatnya menuju tempat parkir.
"Eyy, santai bro."
"Cepetan, gue laper anjing."
"Lah, yang anjing kan lo, Jeno Aprilio!"
Jaemin merogok saku celananya dan mengambil kunci motor. Tak lama, keduanya sudah keluar dari lingkungan sekolah dengan berboncengan menggunakan motor Viar Cross X200 ES milik Jaemin Narasya.
Di tengah perjalanan, pandangan Jeno yang kabur melihat sesuatu berwarna hijau neon. Dipakainya kaca mata minus dari saku seragam, dan
"Na puter balik, ada polisi!"
Bukannya mendengar ucapan Jeno, Jaemin malah tersenyum dan menambah laju motornya.
"Na gue belom mau mati!"
"Tenang, gue juga ga mau mati sebelum lepas status perjaka!"
Jaemin benar-benar gila, ia hampir menabrak seorang polwan yang tadi menghalangi jalannya. Namun, ia juga perlu diacungi jempol karena berhasil lolos hingga tak dikejar lagi oleh polisi.
Jeno langsung saja memukul bahu Jaemin kencang begitu mereka sampai di rumah. Wajah Jeno yang notabene sudah putih itu bertambah pucat. Ia memang agak kurang sehat hari ini, ditambah Jaemin yang membawa motor seperti menantang maut.
"Lo-"
Cup
"Ga usah banyak bacot, gue balik dulu."
Jeno masih terdiam sambil tersenyum kecil meskipun Jaemin sudah berlalu menuju rumahnya. Hatinya terasa menghangat mengingat kecupan singkat dari sahabatnya barusan.
"Lemah lo, dibawa ngebut gitu aja langsung drop."
"Bacot Na! Sini, samping gue."
Jaemin mengambil tempat di samping Jeno. Ia terkejut begitu Jeno tiduran dipahanya dan memeluknya erat. Namun Jaemin cepat peka, ia mengusap kepala Jeno yang terasa panas dengan perlahan.
Jeno yang sakit adalah ujian bagi Jaemin, pemuda itu akan berubah menjadi manja dan lebih menyebalkan.
Pintu dibuka perlahan oleh Tiffany, mamanya Jeno. Wanita berdarah Amerika itu tak terkejut dengan posisi keduanya yang terlihat ambigu. Ia sudah terbiasa dengan skinship yang dilakukan Jeno dan Jaemin yang notabene sahabat sejak masih kanak-kanak.
"Demannya udah turun?"
"Udah Mam."
"Bagus lah."
Tiffany mengusap rambut Jeno dengan senyuman yang tak luntur dari wajah cantiknya. Jaemin jadi tak enak hati.
"Mami, maaf ya gara-gara Nana kebut-kebutan Jeno jadi drop."
KAMU SEDANG MEMBACA
pandemi [JJ]✔
RandomIni bukan soal wabah, ini tentang penyatuan dua orientasi anak Adam yang berbeda namun dianggap sama. Nomin to Jaemjen versatile/seke