Part 5

6.9K 232 20
                                    

✨ - Kau milikku dan selamanya akan menjadi milikku - ✨


Happy Reading
Maaf kalau ada typo🙏
Maaf juga karena udah lama gak up🤧

Suasana makan malam terasa khidmat, tak ada satu orang pun yang bersuara, yang terdengar hanya suara sendok dan garpu yang beradu memotong motong makanan yang akan mereka makan itu.

Hingga sudah selesai pun semua beranjak tak ada suara. Mungkin saja mereka sudah mengantuk dan memilih beristirahat sejenak sebelum akhirnya tidur.

( Kamar Al Andin )

Aldebaran yang sejak tadi gelisah hanya bisa terdiam. Niatnya ingin menjadikan Andin istri seutuhnya kini mulai membuatnya tak tahan. Sudah tak sabar ingin merasakan apa yang seharusnya dirasakannya sejak 6 bulan belakangan.

Dilihatnya Andin baru keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama berwarna merah. Terlihat sangat menggoda, tetapi tiba tiba Al berpikir...

"Apa Andin mau kami melakukan nya sekarang?" Sungguh Al bimbang akan di tolak kembali seperti waktu itu karena pada saat itu memang Andin pun belum 100% percaya pada diri nya dan dia akui, dia pun pernah menolak Andin saat Andin yang meminta.

"Semoga kali ini Andin mau menerima" Dengan optimis dan sangat yakin, Aldebaran mendekati Andin yang sudah duduk di pinggir kasur big size milik mereka.

"Ndin"
"Hmmm" Andin mulai menyiapkan tempat tidur mereka agar tidur mereka terasa lebih nyaman.

"Kalau malam ini...." Sangat ragu untuk bertanya sampai sampai Andin memotong ucapan nya
"Malam ini apa?" Dengan tingkah aneh Aldebaran membuat Andin curiga.

"Kalau malam ini kita melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sejak 6 bulan yang lalu..." Aldebaran terus mencoba dan menjelaskan dengan perlahan.

Belum selesai Al menjelaskan, Andin pun sudah tau apa maksud Al itu. Dirinya menghembuskan nafas mya dengan kasar. Teringat kata kata sang anak sore tadi.

Flashback on

Hari sudah sore Andin sudah selesai mengajar dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumah saja.

Di rumah Andin disambut oleh Reyna, Mama Rossa, dan Mirna yang ternyata sedang menemani Reyna bermain.

"Mama" teriak Reyna berlari memeluk mamanya.
"Hai sayang, kamu lagi ngapain?" Tanya Andin sambil memeluk Reyna juga.

"Aku lagi main ma.." 
Tak lama dari itu, muka Reyna jadi cemberut.
Sadar melihat raut wajah Reyna yang cemberut, Andin pun bertanya

"Kenapa sayang?"
"Tadi di sekolah temen temen aku pada cerita tentang mereka main sama adik nya"

Andin terdiam, ia paham apa maksud Reyna dan ia bingung harus merespon seperti apa.
"Ma, Reyna mau adik dong"

"Andin" Andin menoleh
"Iya ma?" Andin pun membawa Reyna duduk di sofa dan mendekat ke mama mertua nya itu.

Terdiam sejenak, akhirnya mama Rossa membuka pembicaraan.
"Apa yang membuat kalian memperlambat waktu seperti ini?" Andin masih saja terdiam.
"Reyna butuh sosok adik yang bisa menemaninya bermain"

Andin dapat melihat raut wajah Reyna dan mama Rossa yang berharap penuh pada nya agar mendapat anggota keluarga baru.

"Ndin, lo apa kagak kasian sama Reyna Ndin?" Sekarang Mirna mencoba menyadarkan Andin.

"Nanti aku pikirin lagi ya, aku ke kamar dulu" Ujar Andin dengan wajah lesu berjalan ke kamar. Ada rasa bersalah dibenaknya pada yang lain. Semua sudah berharap akan mendapat anggota keluarga baru, tapi dia malah memperlambat nya.

Aladin storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang