✨ - Hidup tak selamanya bahagia - ✨
Kicauan burung menghiasi sebuah rumah bak istana ini. Rumah yang di huni oleh sebuah keluarga yang dikenal dengan nama keluarga Alfahri. Keluarga tersebut memanglah sangat terkenal di kota Jakarta bahkan mungkin terkenal di Indonesia karena sang papa dan anak pertamanya memiliki perusahaan yang sangat besar.
( Di Kamar Al Andin )
"Mas" panggil Andin sembari menggoyangkan badan suaminya dengan perlahan sedangkan yang dipanggil masih asik dalam alam mimpi.
"Mas" panggilnya sekali lagi yang masih tidak dapat respon dari sang suami.
"Kalau gak bangun nanti...." Ujar Andin sembari sedikit mengancam sang suami. Karena sang suami tak kunjung bangun, Andin akhirnya memutuskan untuk membersihkan badannya karena dirasa gerah dan lagipula hari ini dia akan mengajar di kampus Pelita Nusa."Nanti apa?" Setelah sekian lama Aldebaran pun terbangun walaupun belum sepenuhnya sadar.
"Nanti apa?" Tanya nya lagi karena masih tak mendapat jawaban dari Andin yang baru saja selesai mandi dan sedang menyiapkan pakaian yang akan dia pakai nanti."Gak peka" ujar Andin pelan namun masih terdengar jelas di telinga Aldebaran.
"Owh itu...""Tumben peka" ujar Andin
"Iya dong... Aldebaran Alfahri gitu loh" balas Al dengan angkuhnya
"Cihhh... Memang nya apa?""Nanti kamu ngambek, kesel, mau kabur lagi ke rumah papa, terus kamu mau saya mengejar ngejar kamu lagi, meminta maaf dari kamu, tapi waktu saya sedang perjuangin kamu, kamu nya malah deket sama si Pael itu" jelas Aldebaran dengan percaya diri dan sedikit kesal ketika mengakhiri kata katanya yang tak sadar kalau Andin sedang mengumpatnya dalam hati.
"Sabar... Sabar..." Batin Andin"Kalau memang mau nya gitu ya udah, aku lakuin sekarang" Andin merasa sangat jengkel karena sang suami benar benar tidak peka. Aldebaran yang menyadari itu langsung memeluk Andin.
"Eh eh eh... Kamu mau kemana?"
"Ya aku cuma mau ngelakuin apa yang kamu min..." Belum selesai berbicara, Aldebaran langsung mencium bibir Andin agar Andin tak dapat melanjutkan ucapannya lagi."Jangan dong... Jangan gitu dong"
"Saya cuma bercanda kok""GAK LUCU" balas Andin dengan sangat ketus kemudian meninggalkan kamar. Hal itu membuat sungguh Aldebaran heran dengan sikap sang istri.
"Andin kenapa sih? Pms kah?"( Ruang makan )
"Pagi sayang.. pagi ma" sapa Andin pada kedua insan yang berada di hadapannya.
"Pagi ma"
"Pagi Ndin""Al mana Ndin?" Tanya mama Rossa sembari mengoleskan selai cokelat pada roti nya.
"Ga tau tuh lagi ada di kamar" jawab Andin sedikit dingin."Kamu kenapa? Lagi berantem sama Al?" Andin yang ditanya langsung menggeleng karena memang mereka sedang tidak bertengkar, hanya selisih paham saja.
Tak lama kemudian.....
"Pagi ma... Pagi sayang"
Semua tatapan tertuju pada seseorang pada seorang lelaki yang sudah siap dengan pakaian jas nya. Namun hari ini rasanya berbeda. Hari ini penampilan lelaki itu menjadi sangat sangat menawan dan mempesona."Kenapa pada liatin saya kayak gitu?" Tanya lelaki itu yang tak lain adalah Aldebaran, merasa sedikit risih di tatap seperti itu.
"Where are you going Al? Tumben kok kamu terlihat lebih rapi?" Tanya mama Rossa yang sangat terpesona dengan sang anak sulung.
"Iya mas Al, tumben kok gak kayak biasanya?" Tanya Kiki, sang asisten di istana Pondok Pelita itu yang juga ikut heran dengan penampilan sang boss saat ini."Kenapa pada heran? Memangnya gak boleh? Lagipula hari ini ada klien penting dari Jerman, jadi saya harus benar benar terlihat gagah agar mereka mau bekerja sama dengan perusahaan saya" ujar Aldebaran menjelaskan.
Mendengar penjelasan Al, entah kenapa ada sedikit kekesalan pada diri Andin. Entah apa maksudnya, Andin pun tak tau. Tapi rasanya benar benar aneh dan Andin kesal karena penampilan Aldebaran seolah olah akan melirik banyak wanita di luar sana dengan ketampanannya
"Aku berangkat duluan ya" ujar Andin sembari menghampiri Reyna dan memeluk sang anak dengan penuh kasih sayang.
"Aku berangkat ya ma". Setelah pamit dengan sang anak, Andin pun pamit pada sang mertua.
"Gua berangkat ya Ki, Mir""Hati hati ya Ndin"
"Aku pergi dulu ya, assalamualaikum""Waalaikumussalam" jawab yang lainnya.
"Andin kenapa Al? Kalian lagi berantem?" Aldebaran pun bingung harus menjawab apa dan akhirnya dia hanya mengangkat bahunya karena dirinya pun tak tau apa yang terjadi pada istrinya itu.
"Andin kenapa sih?" Batin Aldebaran
"Ya udah ma, aku berangkat dulu ya" pamit Aldebaran pada sang mama sembari mencium tangan mama nya
"Papa kerja dulu ya sang, nanti yang anter Reyna ke sekolah ada om Rendy" ujar Aldebaran pada putri jelita nya itu sambil tersenyum."Oke pah, papa hati hati ya"
"Jangan berantem terus sama mama" lanjut Reyna yang membuat Aldebaran sedikit mengernyitkan dahinya."Siapa juga yang berantem?" Tanya nya dalam batinnya.
( Di halaman depan istana ponpel )
"Ini pak supir mana sih kok lama banget" keluh Andin karena sedari tadi supir nya itu belum kunjung datang menjemput nya.
"Andin"
Andin yang dipanggil sontak menoleh ke arah suaminya itu tapi dia tetap diam saja dan masih cuek. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada Andin, Andin pun juga bingung."Saya panggil kok gak jawab?" Tanya Aldebaran yang masih menatap Andin dengan penuh cinta.
"Kenapa?" Nada bicara Andin terdengar sangat ketus sehingga membuat Aldebaran nadi semakin merasa gemas pada sang istri."Kamu kalau marah marah gitu kok jadi gemes banget sih?" Tanya Aldebaran berharap bisa menghangatkan suasana hati sang istri.
"Siapa juga yang marah sih?" Andin bertanya namun tak menatap sang suami karena sepasang matanya sedang menatap ke arah ponsel dan sedang mengirim pesan kepada supirnya."Itu kenapa gak mau natap saya? Saya kan ganteng, gak rugi dong" ujar Aldebaran dengan sangat percaya diri.
"Ya terserah kamu aja deh""Memang nya kenapa sih? Kayak ada masalah?" Tanya Aldebaran yang sedari memerhatikan mimik wajah Andin yang tampak kesal bercampur dengan cemas.
"Ini loh, supir aku gak dateng dateng daritadi, tapi pas aku ngechat gtw nya dia lagi sakit, jadi dia gak bisa nganterin aku ke kampus" Jelas Andin yang membuat Aldebaran tersenyum dengan penuh arti."Kenapa senyum senyum gitu?"
"Gpp kok""Kalau supir kamu gak bisa nganterin kamu, bareng saya aja, saya yang akan mengantar kamu" tawar Aldebaran masih dengan senyuman sumringah nya.
"Hmmm... Ya udah deh, cepetan ya mas, ini udah hampir telat loh" pinta Andin yang langsung segera masuk ke mobil suaminya.
"Yes"
Wah kira kira kenapa ya?
Kok Aldebaran nampak mencurigakanJangan lupa Vote dan Komennya
Jangan lupa follow akun akun akuWattpad : ndsvrrzk_
Instagram : fansnyaaryasaloka
Twitter : AryaSalokaFans
KAMU SEDANG MEMBACA
Aladin story
Fiksi Penggemar⚠️ WARNING⚠️ • Cerita ini hanya HALU saya semata • Ga usah basa basi, baca aja • Ga suka huru hara? Skip aja • Kamu baca? Jangan lupa Vote nya • Ga usah di anggap serius • GA BOLEH NYONTOH CERITA-!! • Cerita berdasarkan ide saya pribadi • Maaf kalau...