Part 9

4.3K 234 19
                                    

✨ - Cemburu itu tanda cinta atau tanda tak percaya? - ✨

Happy Reading 📖
Maaf kalau ada typo🙏
Inget ini hanya cerita fiktif 😤

"Ada ada aja si Audi. Aku kemar aja deh, aku harus istirahat, kalau mas Al tau aku kerjain pekerjaan rumah, nanti dia malah marah marah" batin Andin menuju ke kamarnya.

( Di halaman depan istana Ponpel )

"Audi"

Merasa di panggil Audi pun menoleh.

"Loh Al, kemana aja kamu? Di cariin juga, tadi aku ke kantor kamu, kata resepsionis kantor kamu katanya kamu gak ada di kantor, makanya aku samperin ke rumah, terus istri kamu juga gtw kamu dimana" Tanya Audi yang awalnya akan memasuki mobilnya dan kini duduk di bangku yang di letakkan di halaman depan istana Pondok Pelita itu.

"Tadi saya ada rapat di luar kantor makanya pas kami ke kantor saya gak ada. Terus kamu tau darimana alamat rumah saya? Kamu sudah ketemu sama istri saya?"
"Tau dari resepsionis, aku udah ketemu istri kamu, istri kamu cantik, ramah lagi, aku nyambung kalau ngobrol sama dia" balas Audi.

"Owh baguslah kalau begitu, artinya saya gak perlu lagi ngenalin kamu ke istri saya"
"Ngomong ngomong kamu ada perlu apa cari saya?"

"Tadi awalnya aku mau ajak kamu ngobrol di Cafe gitu, tapi kayaknya kamu lagi sibuk banget" jawab Audi.

"Iya sih memang akhir akhir ini saya lagi banyak banget kerjaan. Atau gak gini aja besok kan libur tuh, kita bisa lah ngobrol ngobrol tipis, mungkin kamu mau curhat gitu" Usul Al yang langsung di setujui oleh Audi.

"Boleh deh, tapi istri kamu gpp? Atau ajak aja istri kamu" Tanya Audi. Wajar dia bertanya, dia takut akan terjadi kesalah pahaman antara dirinya, sahabat nya dan istri dari sahabat nya itu.

"Nanti saya coba tanya sama dia, apa dia mau ikut. Besok kan libur, mungkin saya akan bawa  dia dan Reyna anak saya" jawab Al.
"Kamu sudah punya anak? Wah aku kalah jauh nih" Mereka berdua tertawa ria.

Tanpa sadar ada sepasang mata yang mengawasi mereka, Andin, yap dia sedari tadi mengawasi Al dan Audi. Awalnya ia hanya berniat akan mencari angin segar di halaman depan, tapi apa yang dia lihat? Apakah dia cemburu? Wajar bukan? Melihat suami sedang bercanda gurau dengan sahabat yang mengenalnya sejak kecil. Tertawa riang dengan lawan jenis yang mungkin tahu lebih dalam tentang sosok suaminya dibanding dirinya.

"Saya masuk ke dalam dulu ya Audi, ada berkas yang harus saya ambil. Kamu saya tinggal gpp?" Ujar Al permisi dengan sopan.
"Gpp, ini aku juga mau pulang kok. Kapan kapan aku kesini lagi boleh kan?" Tanya Audi.

"Boleh kok. Main aja kalau mau main. Saya masuk ke dalam dulu, permisi ya"

Melihat Audi yang akan pergi meninggalkan istana Pondok Pelita dan Al yang akan masuk ke dalam, Andin buru buru masuk ke dalam sebelum Al masuk.
--------------------------

"Kamu dari mana aja ? Itu tadi sahabat kamu nyariin" Tanya Andin dingin.
"Tadi saya ada meeting di luar Ndin" Jawab Al seraya mencari berkas yang tertinggal di ruang kerjanya.

"Owh, terus ini kenapa pulang?" Tanya Andin lagi masih dingin.
"Ini ada berkas yang ketinggalan" balas Al.

"Kirain" lirih Andin. Al terdiam sejenak mencerna kata kata Andin.
"Kirain apa?" Dilihatnya Andin.

"Ga tau aku ga peduli" Ujar Andin langsung pergi meninggalkan Aldebaran dari ruang kerjanya.

"Apa jangan jangan Andin ngeliat gue sama Audi ya?" Batin Al.

"Andin... Andin..." Terus dipanggil Andin tak peduli.
"Waduh Andin pasti cemburu nih. Bahaya nih ntar malam bisa gak dapet jatah" Batin Al menggerutu.

"Andin dengerin saya" Langkah kaki Andin berhenti dan berbalik menatap suaminya.
"Kenapa?!" Tanya Andin sangat cuek.

"Kamu dengerin saya dulu bisa gak? Kamu salah paham" Andin menarik nafasnya berat.

"Kamu jelasin" Ujar Andin membelakangi Aldebaran.
"Tadi pagi saya memang mau ke kantor, tapi di jalan saya dapat telpon dari Rendy kalau ada meeting di luar, jadinya saya ga jadi ke kantor, setelah meeting selesai saya ke kantor, waktu ada jadwal meeting di kantor ternyata berkas bahan meeting jadinya saya ke rumah. Di depan saya ketemu sama Audi, ya saya ajak ngobrol tipis tipis doang kok, gak ada yang serius" Penjelasan itu tak membuat Andin langsung luluh dan tak cemburu lagi.

"Kamu masih marah? Masih cemburu? Audi itu cuma sahabat saya aja, gak lebih kok"

Andin ingin pergi tapi tangannya ditahan oleh Al. Kehilangan kendali dirinya, Andin pun terjatuh. Tetapi untunglah di sambut oleh Aldebaran.

"Waduh gawat nih gue, natap wajah Andin aja junior gue dah bangun" Ah shit, ini bukanlah hal yang main main. Apa dia harus bermain sendiri kalau Andin masih ngambek bisa bisa tak akan dapat jatah. Aarrgghh.

"Sabar Al, sabar." Batin Al
"Lu harus sabar, kalau lu ikut emosi bisa bisa Andin tambah marah" Batin Al menyemangati dirinya sendiri sambil memijit kepalanya.

"Kalau Andin tambah marah lu bisa terancam gak dapet jatah malam ini, atau besok juga? Besoknya lagi? Lusa? Seminggu kemudian? Sebulan kemudian?" Batin Al meresah.

"Mau gimana pun pokoknya gue harus berhasil buat Andin luluh, HARUS"

"Ga bisa... Gue ga bisa"
---------------------------




























Bersambung.........








































Tapi boong hayyuk🤪



































Cklk.....
Pintu Al kunci rapat, lampu lampu juga dimatikan, dirinya mendekat dan terus mendekat ke arah Andin yang terdiam tak berkutik.

"Kamu mau apa?" Andin semakin takut, wajah nya dengan wajah Al.

"Jangan nganeh nganeh ya, ini masih siang loh" Ujar Andin memelas berharap kepada Al.
"Kenapa? Istri saya sendiri kan? Mau kapan aja boleh dong, dosa loh kalau seorang istri menolak permintaan suami" Ujar Al, tapi kali ini bukan seperti Al. Seperti lelaki pada umumnya yang sedang penuh gairah. Terdengar menyeramkan.

"Mashh"

Ah shit batin Andin
Al berhasil membawa Andin ke atas kasur.
Wajah mereka semakin dekat... Semakin dekat...

Cupp

Satu kecupan lolos Al keluar kan mengenai bibir Andin. Al melumat lembut bibir Andin. Menikmati setiap lekukan tubuh Andin yang sejak tadi tidak bergeming.

"Kenapa?" Al menghentikan permainan nya sejenak.
"Kamu ga mau?" Lanjutnya.

"Bukan gak mau, tapi....."
"Tapi apa?" Hahahaha Al sudah benar benar tak sabar.

"Tapi ini kan masih siang, t-takutnya ada yang denger" Al hanya tersenyum mendengar alasan istrinya itu.

"Hanya itu saja?" Andin mengangguk.
"Kamu tenang saja, gak ada yang bakal denger kita lagi anu. Kamu gak usah khawatir. Nikmati saja" Bisik Al membuat Andin bergidik ngeri tapi pada akhirnya ia mengangguk.

"Kamu siap?"
"Aku siap melayani kamu mas, karena itu sudah kewajiban aku"




























Bersambung.....
Ini baru beneran bersambung

Andin gengsi an juga ya🤣

Jangan lupa Vote dan Komen untuk Next-!!
Jangan lupa juga follow akun aku

Wattpad : bct917
Instagram : fansnyaaryasaloka
Twitter : AryaSalokaFans

Aladin storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang