Part 7

4.8K 209 21
                                    

✨ - Aku mencintai semua yang berkaitan denganmu - ✨

Happy Reading
Maaf kalau ada typo 🙏

"Saya seneng Ndin bisa melihat kamu bahagia seperti ini. Jujur saya bingung dan tidak tahu apa yang sebenarnya hal yang suka membuat kamu jadi sedih dan nangis sendirian. Tapi saya akan berusaha menghibur kamu sebisa saya. Kamu itu belahan jiwa saya, kamu itu separuh hati saya, hanya kamu yang saya mau untuk menjadi istri sekaligus ibu dari anak anak saya kelak. Tak akan saya biarkan kamu berlarut larut dalam kesedihan lagi." batin Al menatap istri cantiknya itu sambil tersenyum.

"Mas Al kenapa natap aku gitu sih, mana sambil senyum senyum lagi. Kan jadinya dia kayak orang gila" batin Andin.

"Kenapa senyum senyum gitu?" Tanya Andin yang merasa sedikit risih karena ditatap seperti itu oleh suaminya. Al yang dipergoki sedang menatap sang istri pun langsung salah tingkah. Yang awalnya hendak memakan roti, justru malah tanpa dia sadari akan memakan pisau yang digunakan untuk memotong roti.

"MAS AL"
"AL"
"PAPA"
Teriak Andin, mama Rossa dan Reyna.

Al yang hampir saja menelan pisau itu lantas tersedak. Merasa terkejut? Pasti. Teriakan mereka bertiga sangatlah kencang sampai sampai Kiki dan Mirna yang tengah sibuk menjalankan tugas mereka masing masing, Kiki yang tadinya sedang mengepel dan Mirna yang tadinya memasak nasi goreng memakai sosis goreng sesuai dengan request Reyna kini datang dengan wajah panik.

"Ada apa bu kok teriak teriak?"
"Ndin, bu boss kok teriak teriak?"

Al, Andin, mama Rossa dan Reyna hanya menatap Kiki dan Mirna.

"Ada apa kok kalian teriak teriak?" Tanya Kiki dan Mirna secara bersamaan.

"Mirna.." panggil mama Rossa.
"Iya bu boss?"
"Itu pisaunya bisa diturunin gak? Kan serem gitu, kamu terlihat seperti orang yang mau membunuh" Ujar mama Rossa berpura pura merasa takut karena pisau yang dibawa oleh Mirna itu dinaikkan nya menghadap ke arah Al, Andin, mama Rossa dan juga Reyna.

"Iya mba Mir serem tau pake acara bawa bawa pisau segala" timpal Kiki.
"Lo juga demplon. Itu kain pel sama air bekas pel nya itu mau lo apain sampai lo bawa kesini?" Tanya Mirna sambil tertawa.

"Itu loh mba tadi Kiki lagi enak enak ngepel ruangan ya kan, terus tiba tiba Kiki denger teriakan dari ruang makan. Kan Kiki kaget, Kiki jadinya refleks lari ke sini dan Kiki gak sadar kalau ternyata kain pel dan air bekas pel an nya Kiki bawa juga hehehehe" Ujar Kiki sambil tertawa pelan.

"Mbak Mirna sendiri ngapain bawa pisau kesini?" Tanya Kiki.

"Gini loh Ki, kan semalem kan si gemoy bilang kalau hari ini dia mau bawa bekal nasi goreng pakai sosis, nah tadi itu waktu gue lagi motong motong sosis nya, eh bu boss, Andin sama gemoy malah teriak. Gue takutnya ada apa apa makanya gue langsung lari kesini. Ya sama kayak lo, gue gak sadar kalau nih pisau gua bawa sampai mari" jelas Mirna.

"Lagian ini kenapa sih kok pada teriak?" Lanjut Mirna masih penasaran.

"Ini loh Mir, tadi kan aku mergokin mas Al natap aku sambil senyum senyum gitu. Kan aku geli. Jadinya aku tegur, habis aku tegur eh dia malah salting" jelas Andin.
"Eh lo tau gak sih saltingnya aneh banget tau"

"Gimana saltingnya Ndin?"
"Masa' dia mau makan pisau sih" Jawab Andin tertawa lepas. Aldebaran hanya bisa menahan malunya kepada 2 orang yang bekerja dirumahnya ini. Tak apa harus malu, tetaoi dia senang melihat Andin tertawa sekencang itu. Seolah olah gak ada beban dalam hidupnya.

"Lucu banget ya Ki pak boss kalau dah salting" Ujar Mirna masih tertawa.
"Iya mas Al kalau udah salting suka aneh aneh" Ujar Kiki juga masih tertawa.

Ucapan Mirna dan Kiki direspon Al dengan menatap tajam kedua insan yang terkesan mengejek nya.

"Ngapain masih disini? Lanjutin kerjaan kalian" perintah Al dengan tegas yang pastinya membuat Mirna dan Kiki takut, lantas langsung berlari menghindari tatapan maut Al tadi.

"Udah Al gak usah galak galak ah" Ujar mama Rossa menasihati Al.
"Iya mah iya"

"Ya udah ini mama sama Reyna berangkat dulu, ntar takutnya Reyna telat. Al, Andin, mama pamit dulu ya mau nganter Reyna ke sekolah" pamit mama Rossa.

"Iya mah, hati hati ya" Ujar Al dan Andin secara bersamaan. Setelah itu Reyna mencium punggung tangan Al dan Andin kemudian ikut pergi ke luar bersama mama Rossa dan Mirna.

"Ya udah Ndin, saya juga mau berangkat ke kantor ya. Kamu hari ini ngajar?"
"Enggak. Hari ini aku lagi ga ada kelas jadi aku dirumah aja" jawab Andin sembari membereskan piring piring bekas sarapan mereka tadi.

"Saya pamit ya Ndin, kamu baik baik di rumah, ga usah kemana mana, di rumah aja"
"Iya mas, kamu hati hati ya di jalan" ujar Andin sambil mencium punggung tangan suaminya itu.

Baru saja akan beranjak dari kursi nya, Al kembali duduk karena ia teringat sesuatu.

"Ndin"
"Iya mas?" Merasa dirinya dipanggil, Andin yang berjalan dari dapur, mempercepat jalannya kembali menuju meja makan.

"Kamu di rumah ga usah ngapa ngapain, istirahat aja ya, biar Kiki yang ngeberesin semua ini. Pokoknya inget ya, ga usah di beresin lagi, biar Kiki yang beresin ini semua. Awas kalau kamu ngenantah omongan saya." Peringatan Al terdengar sedikit menyeramkan karena raut wajah Al sangat lah serius saat mengatakan itu semua.

"Kenapa memang nya?" Andin yang melihat Aldebaran tersenyum penuh arti lantas bergidik ngeri.

Aldebaran mendekatkan wajahnya pada wajah Andin....

Cupp
Satu kecupan dari Aldebaran lolos menyentuh bibir Andin. Andin masih terdiam nampak terkejut.

"Ga usah kayak orang shock gitu ah"
"Saya cuma mau bilang kamu istirahat yang cukup supaya kita bisa perang di ranjang nanti malam"

Setelah mengatakan itu, Aldebaran langsung pergi tak peduli respon Andin akan seperti apa.

"Perang ranjang?"
"Nanti malam?"
Sungguh kata kata itu terngiang ngiang di kepala Andin sampai sampai Andin tak sadar bahwa Kiki yang sudah berada di hadapannya dan

PRANGG

Semua piring yang ada di tangan Andin pun pecah berantakan. Ternyata perkataan Al tadi mampu membuat nya melamun dan begini akhirnya.

"Mba Andin, Mba Andin gak kenapa kenapa kan? Gak ada yang luka kan?" Tanya Kiki menyerbu. Membereskan pecahan piring yang cukup banyak tidak masalah bagi Kiki, hanya saja satu yang dia takutkan. Al, ya Al, bagaimana kalau Al tahu Andin kenapa kenapa. Hahaha Kiki tak berani membayangkan itu semua.

"Gak, aku gak kenapa kenapa" jawab Andin seraya perlahan membereskan pecahan piring yang berserakan.

"Eh eh eh mba Andin mau ngapain?"
"Mau ngeberesin ini semua Ki" Jawab Andin dengan polosnya.

"Kalau mba Andin beresin dan mas Al tau, waduh waduh masalah kecil gini bisa ga di gaji 1 tahun ini" batin Kiki dengan cemas.

"Ga usah ya mbak, biar Kiki aja"
"Beneran Ki?"
"Iya mbak gpp biar Kiki aja"
"Ya udah aku ke kamar dulu ya Ki"
"Iya mba Andin, mba Andin ke kamar aja ya, istirahat yang cukup supaya nanti malam bisa, aduhh Kiki gak enak bilang nya. Pokoknya mba Andin istirahat aja ya biar nanti bisa tempur sama mas Al"

Ucapan Kiki hanya direspon dengan senyuman tipis oleh Andin. Sebegitu harapnya mereka akan kehadiran Aladin?

Andin yang merasa tidak ada pekerjaan yang bisa dia kerjakan pun lantas beranjak ke kamar nya. Tapi tiba tiba...........



























BERSAMBUNG......
Tiba tiba kenapa hayooo?

Jangan lupa Vote dan Komen untuk Next-!!
Jangan lupa juga follow akun aku

Wattpad : ndsvrrzk_
Instagram : fansnyaaryasaloka
Twitter : AryaSalokaFans






Aladin storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang