📍 Happy Reading 📍
📍Maaf kalau ada typo 📍
📍Ini hanya cerita fiktif📍
📍Vote sebelum baca📍
📍Enjoy this story📍
________________________________________Jiwanya terguncang, raga nya lelah, pikirannya kacau, dada nya sakit, hatinya perih, sulit sekali untuk menerima kenyataan pahit yang sudah lama terjadi itu. Seolah itu hal yang mustahil, tapi takdir berkata lain. Tak ada yang bisa mengubahnya, kecuali seizin tuhan. Bingung harus berbuat apa. Dirinya benar benar bingung.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan?"
"Dia... Dia telah merenggut kamu dariku""Lihat saja.... Kamu harus merasakan apa yang selama ini aku rasakan"
Terlalu lelah, kepalanya pusing akhirnya tubuh itu tertidur di atas kasur.
------------------------------------
"Sudah jam berapa ini?" Andin melihat jam dinding. Dari jendela terlihat sekarang sudah sore.
"Jam 4? Udah sore" batin Andin.
"Mas Al" Andin membangun suaminya dengan mendorong pelan tubuh Al.
"Mas Al" Al masih tertidur pulas.
"Bukan.... Bukan saya.... Bukan saya yang salah" Ujar Al mengigau. Setelah mendengar itu, Andin membiarkan Al tetap tidur. Ia penasaran apa maksud suaminya itu. Andin sengaja membiarkan mimpi Al tetap berlanjut.
"Bukan saya bukan saya" Al semakin bergerak kesana kesini, tubuh itu gelisah. Melihat Al yang semakin gelisah, Andin pun membangun kan Al.
"Mas, mas Al bangun" Andin menggoyangkan pelan tubuh Al.
"BUKAN SAYA" Setelah berteriak, Al terbangun dengan nafas yang terengah engah.
"Astaghfirullah" Al mengusap wajahnya kasar. Mimpi itu, mimpi itu membuat nya ketakutan.
"Kenapa?" Tanya Andin panik.
"Gak... Gak... Bukan gue" batin Al."Saya gpp" balas Al singkat.
"Beneran?" Tanya Andin sembari mengecek setiap sudut tubuh Al takutnya ada yang sakit."Iya, udah ya, saya mau keluar dulu"
Al beranjak dari tempat tidur nya dan pergi keluar. Tak kemana mana, Al hanya duduk dibangku taman belakang rumah.
"Gak"
"Gua yakin"
"Bukan gua" Batin Al.-------------------------------
"Mas Al kenapa sih? Aneh banget dia"
Tok tok tok
"Ma, aku boleh masuk?" Suara anak kecil terdengar dari luar sembari mengetuk pintu."Iya nak, masuk aja gak dikunci kok"
"Papa kemana ma?" Tanya Reyna menelusuri setiap sudut kamar orang tuanya seraya mencari keberadaan papanya yang ntah dia sendiri tidak tahu kemana.
"Papa tadi lagi keluar nak. Mama juga ga tau papa pergi kemana. Tapi mungkin gak jauh jauh kok." Jawab Andin mengangkat Reyna ke atas kasur.
"Ma"
"Iya nak?""Aku pengen deh punya adik kayak temen temen, mereka sering cerita sama aku mereka main sama adiknya, sedangkan aku cuma bisa diem aja ma." Andin terdiam. Kasihan sekali putri nya ini.
Reyna mendekatkan wajahnya pada wajah Andin yang masih terdiam.
"Ma, aku mau adik. Aku iri sama temen temen aku" Pinta Reyna dengan mata yang berkaca kaca."Reyna mau adik?" Tanya Andin membawa Reyna ke pangkuan nya. Reyna mengangguk.
"Gini loh nak. Untuk punya anak itu gak bisa langsung jadi, harus ada prosesnya" Ujar Andin mencoba menjelaskan pelan pelan pada Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aladin story
Fanfiction⚠️ WARNING⚠️ • Cerita ini hanya HALU saya semata • Ga usah basa basi, baca aja • Ga suka huru hara? Skip aja • Kamu baca? Jangan lupa Vote nya • Ga usah di anggap serius • GA BOLEH NYONTOH CERITA-!! • Cerita berdasarkan ide saya pribadi • Maaf kalau...