Part 6

5.5K 222 24
                                    

✨ - Terus lah bersamaku, melangkah bersama ku, berjalan bersama ku, menua bersama ku sampai hanya ajal yang dapat memisahkan kita - ✨


Happy Reading
Maaf kalau ada typo🙏

Malam panas yang mereka lakukan semalam membuat mereka begitu kelelahan sehingga pagi ini mereka nampaknya belum ada yang bangun.

Masih dengan suasana semalam dengan kamar yang berantakan, dan mereka yang hanya tertutupi selimut, telanjang tanpa benang sehelai pun. Tetapi untunglah pintu masih terkunci rapat, jadi tidak akan ada yang bisa memergoki mereka yang saat itu masih tidur dalam keadaan telanjang.

Tak lama, salah satu dari mereka pun terbangun. Andin... Andin yang duluan bangun. Namun entah lupa atau apa, melihat kamarnya yang begitu berantakan membuatnya terkejut setengah mati.

"AAAAAAAAA" Teriak Andin dengan sangat kencang. Untunglah kamar mereka adalah kamar yang kedap suara jadi yang berada di luar tidak dapat mendengar suara apapun yang ada di kamar mereka.

Mendengar teriakan Andin, tentu membuat Aldebaran juga ikut terbangun dan ikut terkejut juga.

"HAH? ADA APA NDIN?"
"Ini kenapa kamar kita berantakan banget sih mas?"

Aldebaran mengamati setiap sudut kamar mereka. Begitu berantakan pikirnya. Akan tetapi ia teringat kejadian semalam yang kemudian membuat nya tersenyum yang dilanjutkan dengan tertawa kencang.

"Kenapa ketawa ketawa?" Tanya Andin heran.
Melihat Aldebaran yang masih saja tertawa bahkan sangat kencang membuat Andin yang kesal akhirnya memukul Aldebaran dengan bantal yang ada.

"Apa apaan sih Ndin mukul mukul?"
"Habisnya kamu sih ditanya malah ketawa"

"Kamu ini pikun ya" Andin masih terdiam.
"Pikun gimana maksud kamu?"

"Baru juga jadi mama anak 1 udah pelupa" ledek Al kepada Andin yang dibalas Andin dengan tatapan tajam.

"Sinis banget"
"Yang semalam itu apa hah?"

Andin yang masih bekum juga nyambung masih tak paham apa maksud suaminya itu.

"Capek ya ngomong sama kamu. Katanya dosen, masa' yang baru terjadi semalam aja kamu lupa" ujar Aldebaran.

"Semalam ya?" Mencoba mengingat ingat sampai akhir nya dia ingat.

"Owh itu...."
"Itu apa?" Goda Al yang akhirnya mendapat pukulan manja dari istrinya.

"Ya itu...."
"Ya itu nya apa?" Goda Al lagi.
"Au ah mending kita mandi terus kita keluar sarapan, pasti mama sama Reyna dah nungguin kita" saran Andin mengakhiri perdebatan antara ia dan suaminya. Perdebatan yang sangat tidak berguna pikir nya.

"Kamu duluan aja Ndin, saya masih mau tidur lagi, bentar aja, lima menit doang kok"

"Gak ada, kamu yang duluan. Aku mau nyiapin pakaian yang mau kamu pakai ke kantor"
"Enggak kamu aja duluan" ujar Aldebaran tidak mau mengalah.

"Kamu duluan. Kan aku udah bilang aku mau nyiapin pakaian kamu dulu" Andin pun juga tak mau mengalah hingga perdebatan pun tak terelakkan.

Aldebaran yang merasa perdebatan ini sangat sangat tidak berguna dan banyak menyita waktu hanya karena siapa yang akan mandi duluan, akhirnya Aldebaran memiliki sebuah ide.

"Hmmmm gini aja"
"Gimana kalau kita mandi berdua?"

Andin yang tadinya masih fokus menyiapkan pakaian Al, kini melotot tajam ke arah Al. Ide yang disarankan suaminya itu sangat gila pikirnya walaupun pada dasarnya jika sudah sah menjadi suami istri, mereka boleh boleh saja mandi berdua.

Aladin storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang