Part 11

4.1K 186 24
                                    

📍Happy Reading 📖
📍Maaf kalau ada typo🙏
📍Ingat ini hanya cerita fiksi😤
📍Jangan dianggap serius
📍Jangan lupa Vote nya kakak
____________________________________

"Btw Andin mana Al?" Tanya mama Rossa pada sang anak sulung kebanggaan nya itu.
"Masih di kamar mah, mungkin sebentar lagi"

"Oma, mama kemana sih? Aku dah laper nih"

"Owh anak mama udah laper, makan aja, gak usah tungguin mama lagi"

Karena yang sedari di tunggu sudah datang, mereka pun memulai acara makan siang yang di awali dengan doa yang dipimpin oleh Reyna karena dia yang mau.

Suasana makan siang berjalan dengan hening. Hanya suara dentingan sendok dan garpu, mereka sangat menikmati yang sudah dimasak oleh Kiki, pembantu di rumah mereka.

"Al tumben kamu pulang cepet?" Tanya mama Rossa membuka pembicaraan.

"Gpp mah. Kenapa? memangnya ga boleh?" Tanya Al mulai menatap wajah mamanya, namun tangannya masih fokus pada sendok dan garpu.

"Siapa yang bilang kamu ga boleh pulang cepet? Malah bagus dong kalau kamu pulangnya cepet, kamu punya banyak waktu sama anak dan istri kamu, bisa family time kayak orang orang, gak cuma kerja aja" Terdengar sedikit menyindir, namun Al hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Mama baru mandi ya ma? Kok rambut mama basah?" Tanya Reyna, gadis kecil yang polos itu bertanya akan hal yang seharusnya jawaban yang sebenarnya itu tidak dia tahu.

"Mampus" Ujar Al dalam lubuk hatinya.

"Eeemmm..." Andin nampak bingung, apa yang harus ia jawab.

"Siang bener lo mandi Ndin, bukannya pagi tadi udah" Ujar Mirna yang baru datang dari arah dapur.
"Kiki aja daritadi sibuk, jadinya belum sempet mandi, lah mba Andin sudah mandi 2 kali?" Timpal Kiki yang membuat Andin menutup mukanya, malu sudah. Mereka pasti mengerti dan tahu apa yang baru ia lakukan bersama Al, suaminya.

"Lo belum mandi Ki?" Tanya Mirna antusias. Kiki hanya tertawa cengengesan.
"Ya udah Kiki ke belakang dulu ya"
"Saya juga pamit ke belakang dulu"

Kiki dan Mirna pergi meninggalkan keluarga Alfahri yang masih menyantap makan siang mereka.

"Jadi bener nih kamu tadi...." Mama Rossa menutup mulut menahan tawanya.
"Emangnya mama sama papa ngapain oma?" Reyna oh Reyna, polosnya dirimu nak.

"Ini Reyna anak nya Nino banget sih, sama sama polosnya, sama sama nyenyes nya, sama sama keponya" batin Al memijit kepalanya pusing melihat sang anak tiri.

"Jadi....." Belum selesai bicara, omongan mama Rossa dipotong oleh Al.
"Ma, udah ya. Mama habisin makan siangnya mama, terus mama istirahat. Gak usah bahas yang aneh aneh ya" perintah Al dengan nada lembut karena takut menyakiti hati mamanya.

"Iya, iya, kamu juga cepetan selesaikan makannya, istirahat, siapa tau nanti malam kalian mau tempur lagi"

"Ya udah, mukanya gak usah gitu lah. Udah, lanjutin makannya ya. Mama udah nih, mama duluan ya ke kamar"
"Aku udah juga, aku ikut oma ya"
"Let's go"

Kini di meja makan hanya ada Andin dan Al.

"Ga usah bete gitu mukanya" Ujar Al menyudahi makannya.
"Saya tunggu di kamar" Lanjut Al menggoda Andin.
"Ga usah aneh aneh, tadi kan udah" jawab Andin seraya membereskan piring piring kotor.

"Kamu yang pikirannya aneh aneh. Siapa juga yang mau itu. Kamu ikut saya ke kamar, itu biarin Kiki yang beresin"

"Udah mas, ini nanggung, biar aku aja lah"
Karena Andin masih ngeyel dan tak mau mengikuti perintah nya, tanpa basa basi Al menggendong Andin menuju ke kamarnya.

------------------------------------

"Mas kamu apa apaan sih?!" Andin meronta ronta minta diturunkan dari gendongan suaminya itu.
"Kenapa? Kamu ga mau saya gendong? Kamu ga suka?"
"Bukan gitu mas, kamu turunin aku dulu ya"

Al menurunkan Andin dan menidurkan nya di kasur. Tapi Andin menolaknya.

"Kamu mau nurunin aku dimana?"
"Di kasur, memang nya kenapa?"

"Mau ngapain?" Andin menatap tajam Al.
"Ya tidur lah, kamu pikir mau ngapain?" Al tidak peduli dengan tatapan tajam Andin, dia bersikap santai saja.

"Kita kan habis makan gak boleh langsung tidur"
"Siapa juga yang mau tidur sih? Ya kamu duduk aja di sini" Andin menuruti perintah Al.

"Terus sekarang kita ngapain?"
"Akhir akhir ini kan saya jarang dirumah, kalau saya pulang udah malam, kadang kamu udah tidur, jadinya kita jarang ngobrol. Sekarang saya mau kita perbaiki komunikasi kita. Ya mungkin selama kurang lebih 1 pekan ini saya sibuk, mungkin ada yang pengen kamu ceritain ke saya, tapi karena saya sibuk jadinya gak sempet"

"Kalau semisalnya gak ada yang pengen kamu ceritain, ya mungkin kamu bisa cerita tentang masa kecil kamu atau masa lalu kamu gitu" Andin masih diam menyimak apa yang akan dijelaskan lagi oleh Al.

"Gak ada kok mas, kayaknya gak ada yang mau aku ceritain" jawab Andin.
"Bener?" Tanya Al memastikan. Ia sengaja memancing Andin untuk bercerita apa yang tidak ia tahu.

"Iya bener kok" jawab Andin meyakinkan Al.

"Maaf" batin Andin.

"Ya kalau gak ada masalah, mungkin kamu mau cerita soal masa lalu kamu?"

"Masa lalu aku seperti apa yang membuat kamu penasaran?" Tanya Andin berbalik tanya.
"Ya mungkin kayak tentang masa lalu kamu, atau mungkin mantan kamu atau sahabat kamu"

"Kalau kamu mau tahu tentang masa kecil aku, ya aku sama kayak anak anak pada umumnya yang suka main dari pagi sampai sore. Dulu itu aku sama temen temen aku suka main sampai sore. Kalau udah waktunya sholat ya kami sholat berjamaah. Kalau udah waktunya makan siang, kami bawa makan siang terus ngumpul di salah satu rumah temen. Habis makan siang kami istirahat sebentar terus langsung main lagi. Kalau lagi ada acara kan biasanya orang pasang tenda, nah kami biasanya suka main benteng. Kalau semisalnya hujan, kami keluar main hujan bareng. Pokoknya seru banget"  jawab Andin menceritakan masa kecilnya dengan perasaan senang.

( Btw ini cerita masa kecil Andin itu sebenarnya masa kecil aku hehehe )

"Kalau soal mantan kayaknya gak ada yang berkesan sih" lanjut Andin.

"Kalau soal temen atau sahabat kamu?" Tanya Al yang membuat Andin terdiam.

"Kenapa kamu diam Ndin? Serahasia apakah hal itu sehingga kamu gak mau cerita sama saya? Saya suami kamu, kenapa kamu gak bisa terbuka sama saya soal itu?" Batin Al menatap Andin yang masih terdiam.

"Maaf aku belum bisa cerita sama kamu. Rasanya masih sangat sakit jika mengingatnya" batin Andin sambil menatap tak berarah.

------------------------------------

Jiwanya terguncang, raga nya lelah, pikirannya kacau, dada nya sakit, hatinya perih, sulit sekali untuk menerima kenyataan pahit yang sudah lama terjadi itu. Seolah itu hal yang mustahil, tapi takdir berkata lain. Tak ada yang bisa mengubahnya, kecuali seizin tuhan. Bingung harus berbuat apa. Dirinya benar benar bingung.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?"
"Dia... Dia telah merenggut kamu dariku"

































Bersambung.....

Jangan lupa Vote dan Komen untuk Next-!!
Jangan lupa juga follow akun aku

Wattpad : bct917
Instagram : fansnyaaryasaloka
Twitter : AryaSalokaFans

Aladin storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang