"Persetan dengan kalian yang saling mencintai, ayah tidak peduli dengan itu. Persiapkan dirimu sekarang winwin, malam ini calon mu akan datang" kata Ayahnya dengan raut datar. Dan melewati Yuta dan Winwin yang berdiri didekat pintu— melangkah entah menuju kemana.
Wanita paruh baya alias Ibunya Winwin sekarang menatap putranya yang manis itu dengan iba. Ia tidak bisa bertindak apa-apa, keputusan suaminya itu mutlak tidak bisa dibantah siapapun.
Yuta mengepalkan tangannya, frasa yang baru saja calon mertuanya lontarkan benar-benar membuat dirinya semakin tidak ingin melepas Winwin kepada pria manapun—termasuk orang yang Ayahnya Winwin katakan barusan; yaitu orang yang akan dijodohkan dengan Winwin.
Lalu sosok pemuda yang tadinya diam saja menikmati hidangan makan malam, sekarang tengah beranjak dari kursi. Menatap Yuta dan Winwin bergantian dengan ekspresi wajah yang meledek.
"Kak, kalau kak Winwin benar-benar dijodohkan ayah, pacarmu berikan saja padaku!" setelah berkata seperti itu, ia mendapat tatapan peringatan dari Wanita paruh baya yang ada di samping Winwin.
Dan mendapat pukulan ringan dari Winwin yang sekarang ada didepannya. "Diam kamu yangyang bocah sialan! itu tidak lucu." Yang bernama Yangyang hanya tertawa dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan makan.
Yang tersisa di ruangan makan ini, hanya ada sekitar lima atau enam orang— yang mana dari mereka adalah adik dari Ayahnya Winwin yang memang sedang makan malam bersama malam ini. Tapi wajah orang yang sedang makan malam itu terlihat tidak peduli dengan konflik pertengkaran kecil Ayah dan Anak itu— Yang mereka ingin nikmati hanya makan enak sekarang.
"Sudahlah Win, mari bergabung makan bersama kami" kata salah satu dari mereka yang sedang makan. Tetapi diabaikan oleh Winwin yang membalikkan tubuhnya untuk keluar dari ruang makan ini seraya menarik tangan kekasihnya.
Dan Yuta hanya bisa pasrah saja ketika tangan mungil milik kekasihnya itu menarik tangannya.
Mood Winwin sedang tidak bagus setelah apa yang dikatakan Ayahnya tadi. Rasanya ia ingin kembali ke jepang dan menikah diam-diam dengan Yuta. Tapi apa boleh buat, Yuta selalu meminta pada Winwin untuk bertemu dengan orang tua Winwin, begitupun juga dengan kedua orang tuanya yang memaksa Winwin untuk pulang sebentar. Yang ternyata permintaan orang tuanya itu punya maksud terselubung.
Sekarang mereka sedang duduk di pinggir kolam dengan lampu temaram yang menghiasi kolam tersebut.
Yuta dibuat gemas ketika melihat Winwin yang masih cemberut seraya menatap air kolam di depannya. Tangannya mengusap anak rambut Winwin yang hampir menutupi mata indahnya. Membuat si empu mengalihkan atensinya pada Yuta yang ada di sampingnya dengan senyuman yang biasa ia lihat.
di saat ayahku ingin menjodohkanku, kenapa kamu masih bisa tersenyum santai seperti ini sih yut?!
Yuta meraih tangan kecil milik kekasihnya dan dipegang lah tangan itu. menempelkannya pada dadanya sebelum berkata; "Aku disini, sayang. tak akan pernah pergi apapun alasannya"
Kenapa sih, semua yang keluar dari mulut mu selalu berhasil membuatku kembali tersenyum?!
Berkali-kali Winwin berbicara dalam hatinya, dan menggerutu seperti orang gila.
Kemudian Winwin ikut tersenyum kepada Yuta meskipun dalam senyumnya ada sedikit keraguan. "mmm, bagaimana caranya agar bisa lepas dari perjodohan ini?" tanya Winwin dengan raut yang sendu.
Yuta memiringkan senyumnya dan terkekeh—mendekatkan mulutnya ketelinga Winwin—membuat pipi mereka bergesekan.
"Let’s go to the hotel"
ah, here we go again. the bad idea.
Winwin yang tadinya tersenyum ragu pun kini tersenyum lebar. "bajingan" tangannya menepuk bahu sang dominan yang ada didepannya, "cepat pesankan hotelnya kalau begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD IDEA (YuWin)
Fanfiction「 SELESAI 」 TW// gay, mpreg, mentions of smoking, alcohol, and a little bit of sex. ©thelicate 2021