"Bagaimana caranya?" bisik Winwin kepada Yuta.
Mereka sedang berusaha keluar dari rumah besar ini secara diam-diam. Tentu saja, Ayahnya tidak akan membiarkan Winwin kabur dari rencana perjodohannya.
Bola mata Yuta melirik ke segala arah. Dan menemukan beberapa penjaga yang sedang berdiri di dekat gerbang keluar.
"Kita harus mengambil mobilnya terlebih dahulu." kata Yuta seraya menatap Winwin yang ada di dekatnya.
"Yuta bodoh! kamu pikir di garasi tidak akan ada penjaganya juga?! justru para penjaga akan melapor pada ayahku jika mereka tahu."
Yuta hanya terkekeh melihat si mungil dengan raut wajah yang ketakutan ini. Ia memegang tangan sang submisif sebelum berkata, "Tolong percaya dengan ide ku yang sekarang sayang."
Winwin menghela nafas pelan, "Baiklah."
Kemudian mereka berjalan mengendap-endap ke arah di mana garasi berada seraya berpegangan tangan se-erat mungkin.
Dirasa ada seseorang yang keluar dari garasi, Yuta dan Winwin kini merunduk di dekat lampu taman yang temaram. Menahan supaya mereka tidak bersuara dengan merapatkan bibirnya.
Mereka terus berdiam di tempat hingga seorang pria yang dicurigainya sebagai pelayan rumah ini menghilang dari pandangan.
Sedetik kemudian, Winwin mengelus dada seraya menghembuskan nafasnya lega.
"hhh-ei" Yuta sedikit menggelinjang dirasa udara hangat memasuki telinganya.
Winwin mengernyit heran, "Kenapa?"
Yuta berdiri terlebih dahulu sebelum di ikuti oleh Winwin.
"Lain kali jangan menghembuskan nafas di dekat telinga ku"
Winwin hanya terkekeh kemudian mengangguk mendengarnya. Jadi, nafasnya bisa membuat dominan yang satu ini turn on ya?
Mereka meneruskan langkahnya menuju garasi yang sudah terpampang di depan mata. Tidak lupa dengan langkah pelan dan bola mata yang melirik ke segala arah—memastikan tidak ada satu orang pun yang melihat sepasang kekasih yang punya niat untuk kabur dari rumah sebelum pukul sembilan malam.
Langkah demi langkah mereka tempuh hingga sampai tepat di depan garasi yang terbuka, menampakkan sekitar lima mobil mewah dengan nuansa yang berbeda.
"Kita pakai yang ini saja" kata Winwin seraya menunjukkan jarinya pada mobil paling depan dengan nuansa putih—yang mana di dalamnya terdapat kunci yang menancap serta pintu mobil yang tidak di tutup rapat.
Yuta mengangguk dan langsung membuka pintu mengemudi dari mobil tersebut. Diikuti Winwin yang segera memasuki pintu mobil dan duduk di samping Yuta.
Yuta mengendarai mobil dengan kecepatan lambat, hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di gerbang yang tertutup rapat.
Pria yang sedang menjaga gerbang tiba-tiba menghampiri mobil dengan nuansa putih ini. Badannya membungkuk ke arah jendela mobil, matanya memicing, dan ketika dilihatnya Winwin ada di dalam, ia langsung berdiri tegak seperti semula.
"Maaf tuan, tapi kami diperintahkan tuan besar untuk tidak membiarkan tuan muda keluar dari rumah ini"
Yuta terkekeh mendengar perkataan si penjaga gerbang ini, lantas ia keluar dari mobil dan menghampirinya.
"Apa tuan besar tidak memberi tahu mu?" tanya Yuta dengan nada yang mengejek, "Malam ini kami di suruh tuan besar untuk pergi ke suatu tempat, jangan sampai kami terlambat hanya karena kau tidak membuka gerbangnya, dan tuan besar akan marah."
Si penjaga dengan tubuh besar itu membelakkan matanya, dan tidak lama kemudian ia membungkuk sopan seperti yang penjaga lakukan kepada yang berkuasa di rumah ini pada biasanya.
"B-baik tuan, akan ku bukakan gerbangnya secepat mungkin."
Lantas penjaga pun berlari kecil dan membuka gerbang yang tadinya tertutup.
Bodoh ejek Yuta dalam hati.
Dengan senang hati Yuta kembali memasuki mobil dengan senyum lebar. Dan ketika masuk, ia disuguhi tepuk tangan dari kekasihnya.
"Benar-benar pintar, bagaimana kau bisa menaklukan penjaga gerbang itu sih? bajingan?!"
Yuta hanya terkekeh seraya menyalakan mesin mobil, "Dunia sedang berpihak pada kami, sayang."
a/n:
iyaa masih banyak penulisan yg salah😩
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD IDEA (YuWin)
Fanfiction「 SELESAI 」 TW// gay, mpreg, mentions of smoking, alcohol, and a little bit of sex. ©thelicate 2021