Official

2.4K 155 17
                                    

Winwin melihat kembali pemandangan kota Tokyo yang sudah lama tak ia lihat pasca pulangnya ke Beijing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winwin melihat kembali pemandangan kota Tokyo yang sudah lama tak ia lihat pasca pulangnya ke Beijing. Atmosfer malam menerpa wajah manisnya, tapi netranya tidak berpaling dari kerlap kerlip lampu kota ini.

Tidak terasa, sudah tiga tahun, ya? dan sebentar lagi ia akan mendapatkan gelarnya. Kemudian menetap di sini sebagai orang yang sudah sah menjadi bagian hidup dari Yuta.

Memalingkan pandangan dari indahnya Tokyo, ia menatap telapak tangan kanannya, tepatnya di jari manisnya. Terdapat cincin yang tadi siang diberikan oleh Yuta. Indah, cicin dengan intan permata itu bisa terlihat mengkilap jika dilihat dari kegelapan.

"E-eh?" Winwin memekik terkejut saat seseorang tiba-tiba memeluknya erat dari belakang. Tidak perlu tanya siapa, tentu saja seseorang dengan marga Nakamoto yang sudah sah menjadi suami Winwin.

Yuta melingkarkan tangannya di perut Winwin yang sedikit berisi. "Apa yang sedang kamu lakukan di luar hm? cuaca malam ini cukup dingin" ia mengecup pipi pria di depannya singkat sebelum kembali menatap kerlap kerlip lampu kota.

Winwin terkekeh, senyuman terukir di bibirnya yang bernuansa merah jambu "i miss this city"

"How about me?" Yuta mengangkat sebelah alisnya. Well, Yuta tak ingin kalah dengan kota kelahirannya sendiri.

Winwin menoleh ke arah samping, netranya bertemu dengan sang dominan yang juga menatapnya. Dari jarak dekat seperti ini, keduanya bisa merasakan deru nafas masing-masing, hangat.

"You already know the answer, sir" setelah mengatakan itu, Winwin mengecup bibir sang dominan dengan singkat, dan kembali meluruskan pandangannya.

Meski dengan cahaya yang minim karena gelapnya malam yang terasa semakin pekat. Namun netra Yuta dapat melihat wajah pria kecil dipelukannya, merona, menahan bibirnya agar tidak tersenyum malu.

Yuta tersenyum, "are you teasin’ me?" suara bariton itu masuk ke dalam telinga sang submisif, terdengar begitu....sexy?
dibuatnya darah Winwin berdesir hebat yang merupakan sebuah reaksi dari udara hangat yang masuk melalui celah telinga.

"Im not" Winwin membantah perkataan Yuta barusan sebelum melepas kedua tangan Yuta yang melingkar di perutnya. "Aku lapar, sepertinya paman dan bibi sedang menunggu kita untuk makan malam. Ayo" ajaknya.

⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
- - - - -

⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀

"Bersulang untuk sah nya hubungan kalian" kata Nyonya Nakamoto yang mengangkat gelas berisikan wine itu.

Kemudian semua yang ada di meja makan ikut mengangkat gelasnya, termasuk Winwin dan Yuta yang duduk berdekatan.

"Bersulaaang woooo" teriak Yuta penuh bahagia lantas dengan cepat meneguk winenya.

Winwin tersenyum, senang rasanya bisa bergabung dengan keluarga Nakamoto meskipun harus meninggalkan keluarganya di Beijing.

BAD IDEA (YuWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang