What's wrong(?)

1.2K 132 9
                                    

Angin malam menerpa wajah Winwin yang sedang melamun seraya mengingat masa lalu yang kembali muncul dalam ingatannya karena akhir-akhir ini ia dipertemukan dengan orang-orang yang dulu sempat mengisi masa lalunya yang cukup kelam dan menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin malam menerpa wajah Winwin yang sedang melamun seraya mengingat masa lalu yang kembali muncul dalam ingatannya karena akhir-akhir ini ia dipertemukan dengan orang-orang yang dulu sempat mengisi masa lalunya yang cukup kelam dan menyedihkan.

Kejadian sekitar tiga tahun yang lalu dimana ia merasa bodoh karena dibodohi.

Sore itu, di kursi taman. Winwin dengan rambut kecoklatan menyandarkan kepalanya di bahu Lucas. Jemari Lucas mengusap rambut kecoklatan pria yang sedang menyandar di bahunya.

Yang mereka rasakan sore itu, hanya ketenangan.

Sampai kejadian tidak terduga terjadi di detik selanjutnya ketika bibir mereka hampir bertemu.

"APA YANG KAMU LAKUKAN KEPARAT!"

Dari kejauhan, Yuqi berteriak— membuat semua orang yang berada di taman menoleh ke arah Winwin dan Lucas yang membatalkan untuk menyatukan bibir mereka.

Winwin yang tidak mengerti apapun hanya mengerutkan keningnya seraya melihat ke arah Yuqi yang menatap Lucas dengan mata yang tajam.

Lucas beranjak dari kursi, "aku akan jelaskan" katanya dengan wajah yang menyuruh Yuqi untuk tetap tenang.

"Jelaskan apa lagi?! jadi ini alasan kenapa kamu sering mengabaikan pesanku?!" jari telujuk Yuqi mengarah ke arah dimana Winwin sedang duduk dengan tatapan bingung.

"Hei jangan salahkan dia! aku yang salah" Lucas menepis jari telunjuk Yuqi yang mengarah pada Winwin.

"Apa yang salah?" itu Winwin, ia bertanya seraya menatap Lucas heran. Tetapi kemudian Winwin menatap Yuqi yang terlihat sedang emosi.

Lucas menoleh ke belakang, mengacak rambutnya frustasi. "Win—"

Yuqi memotong ucapan Lucas "dia kekasihku sialan! kamu siapa? kenapa berani sekali mendekatinya?!"

Winwin terkekeh, menatap Lucas dengan wajah ketakutannya. "Maaf tapi kekasihmu yang mendekatiku"

Lucas melangkahkan kakinya selangkah lebih dekat ke arah Winwin, ia meraih telapak tangan Winwin tetapi batal karena Winwin menepisnya lebih dahulu.

"Aku sudah sepenuhnya percaya, Luke. Tapi kamu menghancurkan kepercayaanku. Kamu menjadikan aku yang kedua? kenapa kamu tega?" suara Winwin menjadi sedikit serak, tatapan matanya menjadi sendu.

"Tapi aku sangat menyayangi mu Winwin! aku bersumpah soal ini."

"Aku membencimu" itu yang dikatakan Yuqi setelah mendengar kekasihnya yang ia cintai ternyata menyayangi bahkan mencintai orang lain.

Winwin menggigit bibir bawahnya sebelum pergi meninggalkan sepasang kekasih yang sedang adu mulut.

Setelah kejadian itu ia ber inisiatif untuk melanjutkan kuliahnya di Jepang. Dan melupakan semua kenangan yang penuh dengan kebohongan. Hingga ia dipertemukan dengan sosok Nakamoto Yuta.

Ah, mengingat kekasihnya Winwin jadi merindukannya.

Namun belum sempat Winwin merogoh ponselnya, Ayahnya tiba-tiba muncul dari belakang. Hal itu membuat Winwin mengerutkan keningnya, "ada apa?" tanya Winwin.

"Waktunya makan malam. Semua orang sedang menunggu mu di meja makan" kata Tuan Dong dengan suara khas nya. Pelan namun tegas.

Mendengar itu Winwin hanya mengangguk paham.

Setelah punggung Ayahnya tidak terlihat, ia berjalan pelan ke arah meja makan yang masih jauh jaraknya dari balkon rumah. Tangan Winwin memeluk tubuhnya sendiri, di luar sangat dingin pikir Winwin.

Sesampainya di tempat biasa keluarganya makan malam, semua orang yang sedang menikmati makan malam melihat ke arahnya sebelum kembali fokus pada makanan masing-masing.

Nyonya Dong tersenyum ke arah pria manisnya. "Kemari nak, para pelayan menyediakan daging yang enak malam ini"

"Para pelayan di rumah kita memang selalu menyediakan makanan yang enak" kata Yangyang dengan mulut yang masih belum mengunyah habis daging yang ada di mulutnya.

Winwin duduk di kursi sebelum mengambil sedikit makanan yang tersuguh di depannya.

"Makan yang banyak, kamu terlihat semakin kurus" kata Ayahnya.

Winwin hanya bergumam, tangannya memotong daging yang sudah ada di atas piringnya. Lantas memasukannya ke dalam mulutnya. Ia mulai mengunyahnya perlahan.

Dagingnya terasa sedikit aneh

"Kenapa sayang?" Ibunya—Nyonya Dong bertanya ketika melihat anaknya yang tiba-tiba terdiam tanpa ekspresi seperti itu.

Winwin menelan dagingnya paksa, ia mengatupkan mulutnya dan tersenyum kepada Nyonya Dong. "Tidak apa-apa" jawabnya.

Tangannya mengambil gelas berisi air putih yang sudah tersedia di dekat makanan. Ia meminum air putih itu sebelum beranjak dari kursi.

Hal itu tentu saja membuat orang yang berada di sekitarnya menoleh ke arahnya.

"Mau kemana? kamu belum menyelesaikan makan malam mu" yang bertanya itu neneknya, dengan kaca mata perak yang digunakannya—matanya memicing serta dahi yang mengerut.

"Memang apa yang lebih penting dari makan malam sekarang? lihat tubuhmu! kamu semakin kurus! sebaiknya makan yang banyak" titah Ayahnya alias Tuan Dong yang sekarang sedang memakan buah-buahan segar.

Winwin menghela nafas dan tersenyum, "aku hanya izin ke kamar mandi sebentar."

⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
- - - - -

⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
⠀⠀⠀
"Huwek..." 

Winwin memuntahkan cairan bening ke dalam toilet. Tangan kirinya memegang perut rata miliknya yang terasa mual.

Tanpa Winwin sadari, dari balik pintu kamar mandi Ibunya memperhatikan apa yang sedang putranya lakukan.

"Apa yang terjadi?" tanya Nyonya Dong yang membuat Winwin mengalihkan perhatiannya ke arah belakang, dan ia melihat sosok wanita yang tak asing sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Ibu? apa yang ibu lakukan di sini?" Winwin malah balik bertanya.

Setelah membersihkan semua bekas cairan beningnya, Winwin menghampiri Ibunya.

"Apa yang terjadi dengan mu Winnie?"

Winwin menggeleng seraya tersenyum, "tidak apa apa."

Nyonya Dong memutar bola matanya diiringi helaan nafas yang keluar dari mulutnya. "Jangan membodohi Ibumu, Ibu mendengarmu sedang muntah muntah"

Winwin menggigit bibir bawahnya, ia bergeming. Tidak tahu harus menjawab apa pada wanita yang ada di depannya.

"Atau jangan jangan kamu..."

Winwin menelan salivanya dan mengangakat dagunya setelah tadi sempat menunduk. Bibirnya tersenyum ke arah Nyonya Dong, "Kurasa begitu."

Perkataan yang keluar dari mulut Winwin barusan membuat mata Nyonya Dong memicing, "Winnie..."

Winwin mengangguk dan pergi meninggalkan Ibunya yang sedang kebingungan. Ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar miliknya, kali ini ia tidak melanjutkan makan malamnya.

Sesampainya di dalama kamar, ia menjatuhkan badannya ke atas ranjang. Menatap langit langit kamar dengan tatapan kosong, tetapi mulutnya tersenyum tipis.

Perut rata itu perlahan di usap.

Semoga saja semuanya akan berjalan sesuai rencana—rencana yang dihasil dari ide buruk.

BAD IDEA (YuWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang