Best view

2.3K 190 22
                                    

Sinar matahari menyorot pada seorang dominan yang sedang tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari menyorot pada seorang dominan yang sedang tertidur pulas. Hal itu membuatnya membukakan mata, matanya memicing—mencari keberadaan sang submisif yang tidak ada di sampingnya.

Kemudian Yuta bangun dari posisi tidurnya, "Sayang...." memanggil sang kekasih dengan suara khas bangun tidurnya.

Mata Yuta yang awalnya masih sedikit tertutup akibat mengantuk kini membulat penuh ketika melihat seorang pria berbadan ramping keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, pun dengan bathrobe yang tidak menutup rapat bagian dada sang submisif.

Winwin menoleh ke arah Yuta, tatapan heran ia lemparkan pada sang dominan yang menatapnya seperti bocah jika di beri mainan baru, nah—Yuta pun persis seperti itu. "Apa yang salah denganmu Yuta? Dari pada menatap ku seperti orang bodoh lebih baik mandi sana!" kata Winwin ketus, ia berjalan menuju nakas untuk membawa remote ac dan mengubah suhu ke yang paling rendah.

Yuta mengatupkan mulutnya, dengan cepat ia berdiri dan melangkah ke arah Winwin yang sedang menatap keluar jendela alias memandang pemandangan keramaian kota di pagi hari yang tidak seramai di siang dan malam.

Dari belakang, Yuta memeluk Winwin dan menciumi bahunya yang masih terhalang oleh kain. Winwin yang sedang melamun pun terkejut saat tangan besar milik sang dominan melingkar di sekitar pinggangnya. Tetapi tidak lama dari itu, Winwin tersenyum, jiwanya menghangat.

"Lihat, pemandangan kota Beijing di pagi hari pun tidak kalah indah loh Yut"

Yuta tersenyum dan mengangguk setuju dengan apa yang di katakan Winwin. Ia melepas pelukannya, membalikkan tubuh Winwin yang tadinya membelakanginya menjadi menghadap ke arah Yuta.

Mata Yuta menatap ke arah leher mulus milik Winwin, memperlihatkan bercak kemerahan karya Yuta semalam.

Winwin yang peka saat mata sang dominan itu melihat ke arah mana, Tangan kirinya dengan cepat menutupi tanda kepemilikan itu. Bola matanya menatap ke arah mana saja asal bukan pria di depannya. Dan pipinya merona karena malu.

Yuta terkekeh gemas dengan apa yang Winwin lakukan saat ini. Ia meraih tangan kiri yang menutupi karyanya di leher Winwin. Memaksa telapak tangan itu agar tidak menutupinya.

"Yuta apa yang-" ucapan Winwin terjeda saat kedua tangan Yuta tiba-tiba menangkup pipi merona Winwin.

"Jika tadi kamu bilang pemandangan indah pagi ini adalah kota Beijing, maka jawaban ku tentu saja iya" kepala Yuta mendekat—menyatukan hidung mereka. "Tapi, pemandangan saat bangun tidur kemudian melihatmu keluar dari kamar mandi adalah pemandangan yang lebih indah dari yang tadi kamu katakan."

Salah satu tangan Yuta yang tadinya menangkup pipi milik Winwin kini berpindah mengelus bercak kemerahan yang terdapat pada leher Winwin.

"Awh" Winwin meringis ngilu saat tangan milik kekasihnya meraba luka di lehernya.

Yuta bisa merasakan nafas yang keluar dari bibir kekasihnya saat Winwin meringis. Jari yang tadinya meraba bercak kemerahan pun Yuta hentikan, karena tidak mau melihat Winwin merasa ngilu untuk yang kedua kalinya.

Hidungnya masih menempel, sekarang bibirnya meraup bibir sang submisif yang reflek membuka mulutnya dengan apa yang selalu Yuta lakukan secara tiba-tiba.

Yuta mendorong Winwin hingga menempel ke dinding, membawanya kedalam ciuman yang romantis. Tidak kasar, tidak juga lembut, tetapi seimbang.

Meski tidak liar, ciuman itu dapat membuat Winwin kehabisan nafas karena cukup lama.

Tangan kecil Winwin mendorong dada lebar Yuta, ia mencoba menghentikan ciuman tersebut sebelum memasuki ciuman yang lebih gila.

"Pahit! mulutmu bau rokok!"

Dan Yuta baru sadar, ia belum minum apapun setelah semalam menghabiskan sekitar lima batang rokok sebelum tidur. Dan itu tentu saja membuat mulutnya ketara dengan aroma nikotin.

Winwin mencoba untuk melangkah, tetapi di tahan oleh Tangan Yuta yang segera menariknya kembali ke arah dinding seperti sebelumnya. "Yang semalam itu luar biasa." Bisik Yuta ke arah indra pendengaran Winwin.

"Menyingkir Yuta, aku mau memakai bajuku"

Seolah tuli Yuta malah kembali menggoda si manis dengan meremas pinggangnya. "Mau melakukan morning sex?"

Kemudian Winwin menghela nafas sebelum memukul bahu sang dominan cukup keras, "Bajingan! menyingkir!"  di susul dengan kaki Winwin yang menendang lutut Yuta tak kalah kerasnya.

Yuta meringis dan menyingkir dari hadapan Winwin yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Apa?! mandi?!" Winwin memberi tatapan membunuh pada Yuta yang mungkin akan mengeluarkan kata; maaf sayang, aku hanya bercanda.

Sang dominan dengan tubuh bongsor itu menelan salivanya sendiri dan melangkah menuju kamar mandi.

Memang benar kata pepatah, tidak baik membangunkan singa yang sedang tidur.




a/n:
mending update panjang tapi jarang, apa pendek tapi sering🤔

BAD IDEA (YuWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang