Almost

1.7K 180 24
                                    

"Setelah kabur semalam, kamu masih tau jalan pulang?" tanya tuan Dong dengan mata yang sinis saat melihat putranya dan kekasihnya pulang kembali ke rumah megah miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Setelah kabur semalam, kamu masih tau jalan pulang?" tanya tuan Dong dengan mata yang sinis saat melihat putranya dan kekasihnya pulang kembali ke rumah megah miliknya.

"aku hanya ingin mengembalikan mobil" jawab Winwin dingin tanpa ada sedikit senyuman di mulutnya. Ia menghampiri sang Ayah yang sedang duduk di kursi teras bersama Ibunya.

Winwin memberikan kunci mobil tepat di depan Ayahnya—menyimpannya di atas telapak tangan pria tua itu.

Nyonya Dong yang awalnya biasa saja melihat putranya kini terkejut saat melihat leher Winwin dari jarak dekat, matanya membulat sempurna. "Winnie! kenapa di leher mu ada bercak merah seperti itu?!"

Pun dengan tuan Dong yang ikut melihat pada bagian leher putra manisnya. Perhatiannya pada bagian bercak merah kini beralih pada Yuta yang berdiri memberi sedikit jarak dari tempat dimana ia duduk. "Heh! bangsat! Kamu apakan putraku semalam?!"

Winwin yang sadar saat lehernya tidak di tutupi apapun juga ikut terkejut, ia melangkah mundur seraya meremas ujung kemejanya dan menggigit bibirnya karena tak mampu berkata-kata.

Yuta yang merasa terpanggil sedikit melangkahkan kakinya, "ya?" sepertinya Yuta tidak mendengar dengan jelas apa yang tuan Dong katakan.

Tuan Dong beranjak dari duduknya, ia melangkah ke arah Yuta, "semalam, apa yang kamu lakukan pada putraku?!" tangan tuan Dong meraih kerah dari kemeja Yuta—membuat nyonya Dong dan Winwin membulatkan matanya.

"Ayah!" Winwin dengan cepat melepas tautan tangan Ayahnya dari kerah kekasihnya.

Wajah Yuta sangat santai, tidak ada sedikit pun ketakutan apalagi keraguan di wajahnya saat ini. "Aku hanya menebar sedikit benih pada kekasihku" katanya disertai senyuman di akhir kalimatnya.

Tuan Dong kemudian melirik Winwin yang hanya menunduk, "Winwin! apa benar begitu?!" tanya Ayahnya dengan nada suara yang tidak santai.

Ibunya, alias nyonya Dong ikut beranjak dari kursi—menatap putra manis kesayangannya tidak percaya. "Winwin, jawab ayahmu" seketika panggilan Winnie tidak terdengar lagi di telinga Winwin sekarang, itu artinya ibunya sedang marah terhadapnya.

Perlahan Winwin mulai membuka mulutnya yang tadi ia rapatkan untuk tidak berbicara sama sekali. "Ya"  sesingkat itu jawabannya, tapi itu dapat membuat tuan Dong memijat pelipisnya.

"Winwin, kemari" tuan Dong menyuruh Winwin mendekat lebih dekat lagi dari sebelumnya—karena Winwin yang tadi sempat melangkah mundur kebelakang. Winwin mendekatkan tubuhnya di dekat sang Ayah.

Tuan Dong mengangkat jari telunjuknya, pada hidung putranya. "Katakan, berapa uang yang kekasih bajingan mu berikan untuk sekedar meniduri mu?!"

"Apa? Paman! ak—"

"Tutup mulut mu!" tuan Dong memerintah agar tidak ada siapapun yang dapat berbicara kecuali Winwin detik ini.

BAD IDEA (YuWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang