Lakum diinukum wa liyadiin. Untukmu, agamamu. Dan untukku, agamaku.
🕌⛪
Setiap insan berhak menentukan keyakinan mereka masing-masing. Berbeda, bukan berarti harus di salahkan.
Jangan lupa tinggalkan komen di setiap dialog :')
Happy Reading 🤗
Cahaya sang surya menembus celah-celah tirai gorden yang masih setia menutup, membangunkan seorang gadis yang tertidur di ranjang berukuran sedang. Ia mengucek matanya perlahan, mengatur cahaya yang masuk ke dalam pupil mata.Starla tercengang di tempat, kala melihat area kamar yang terlihat asing di pandangan. Tidak, ini bukan kamarnya. Melainkan kamar ... Ah, ini salah satu kamar yang berada di markas Geng Avinash. Kenapa Starla bisa ada di sini? Entahlah, gadis itu belum bisa mengingat apa pun.
Starla segera turun dari ranjang itu. Namun, di saat kaki jenjangnya mulai melangkah, selangkangannya terasa sangat begitu perih. Ia meringis tertahan, sampai ia harus berjalan dengan tertatih keluar kamar ini dan bertemu dengan Ujang di ruang tengah.
“Eh ... Neng Starla udah bangun? Gimana, nyenyak tidurnya?” Ujang menyapa dengan aktivitas mulutnya yang sambil mengunyah roti.
Alden menyahut girang. “Jelas nyenyak dong, Jang. Kan, semalam habis cuap-cuap muanja ....”
“Hah, cuap-cuap manja apa?” tanya Starla kebingungan.
“Itu loh ... kissing. Kan, semalam lo habis kissing sama Satria,” jelas Alden membuat mata Starla terbelalak.
“Jangan di dengerin.” Satria berjalan dari pintu luar, membawa satu papper bag di tangan. “Ucapan si Alden itu ngaco. Lebih baik lo bersih-bersih sana. Gue udah bawain baju buat lo.” Satria memberikan sebuah paper bag itu kepada Starla, hingga gadis itu menerimanya.
“Hmm ... Sat, ada yang mau gue tanyain sama lo,” ujar Starla penuh ragu.
Satria mengangguk. “Ayo, kita omongin di dalem kamar.”
Starla dan Satria kembali memasuki kamar yang berada di markas. Sesuatu yang mengganjal kini mulai menghantui pikiran Starla. Starla mengingat samar-samar kejadian semalam, yang entah itu adalah halusinasi atau mimpinya. Atau, memang itu nyata?
“Semalem, lo yang bawa gue ke sini?”
“Iya, gue enggak sengaja liat lo mabuk di club malam.” Starla terdiam. Itu artinya, Satria mendatangi club malam juga?
Starla menggigit bibir bawahnya kecil-kecil. “Se-semalem, apa yang terjadi sama kita, Sat? Apa bener, kita berdua ciuman?”
Satria bungkam.
Bukan hanya sekedar berciuman, Starla, tapi lebih dari itu, Satria membatin.
“Lo nggak usah dengerin omongannya si Alden. Enggak ada yang terjadi apa-apa di antara kita berdua. Lo nggak usah khawatir itu,” imbuh Satria menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Aksa | Angkasaraya
Teen FictionSequel Satria Or Angkasa. Memilih antara Satria Or Angkasa tidak sesulit memilih antara cinta manusia, atau Tuhannya. Kini harapannya digantung pada harapan yang tabu. Melangkah untuk maju menata pada masa depan, namun harus terhalang oleh tembok te...