"Sefrekuensi saja kadang tidak cukup jika tidak mendapatkan restu dari semesta."
-Indira Allaya-
Perhatian kepada seluruh penumpang kapal Angkasaraya, kita sudah setengah jalan. Apa kalian siap meneruskan perjalanan ini?
Harus siap, apa pun yang akan terjadi. Okey!
Satu pesan masuk sudah mengisi pagi hari seorang gadis yang memiliki lesung pipi yang sangat manis. Dea yang sedang menyalin tugas rumahnya yang belum selesai, seketika harus melebarkan matanya kala melihat isi pesan dari sahabatnya, Indira.
Indira Allaya.
De, gue titip absen, ya. Gue hari ini nggak masuk sekolah dulu. Gue sedikit nggak enak badan.Dea menepuk bahu Vania yang masih mencatat jawaban soal tugasnya yang ia lihat dari teman sekelasnya. Vania yang kesal, ia langsung menghentikan aktivitas tangannya dan menoleh.
"Apaan, sih, De? Lo ganggu aja, deh. Udah tahu gue lagi ngejar waktu," decak Vania.
"Lo, lihat. Indira hari ini nggak masuk sekolah, bego." Dea menyodorkan ponselnya, memperlihatkan isi pesan dari sahabatnya itu. "Indira sakit, Van."
"Lah, anjir. Kita kekurangan personil gibah dong hari ini. Tuh anak bisa sakit juga ternyata." Vania menopang dagu dengan satu tangannya.
"Bangsat! Si Indira juga manusia bego, dia juga bisa sakit. Lo kira si Indira spesies apaan?"
Vania bergumam. Ia mengetuk-ngetuk pipinya seolah berpikir. "Spesies malaikat tanpa sayap, mungkin? Hehehe ... tuh anak, kan, baiknya kelewatan. Gue jadi kangen ngezalimin dia."
"Setan lo, nggak ada akhlak!" pekik Dea tak habis pikir. Vania hanya terkekeh. Lagi pula ia hanya sekedar bercanda, tidak serius.
Sekelompok Geng Avinash-Avanoska memasuki kelas 11 IPA-4 dengan dipimpin oleh Satria yang berjalan paling awal. Vania semakin terpana dengan sosok murid baru yang semakin hari semakin tampan menurutnya. Meski tak dapat dimungkiri, ketampanannya masih kalah dengan ketampanan Angkasa yang tidak ada duanya. Lagi pula Vania tidak mungkin mengagumi sosok Angkasa lagi, karena ia cukup tahu diri bahwa Angkasa adalah kekasih dari sahabatnya, Indira.
"Hallo Mbak Pacarku yang cantik. Indira-nya mana, Sayang?" tanya Alden penuh mesra.
Dea mengerucutkan bibir mungilnya. "Indira hari ini nggak masuk sekolah, katanya dia lagi nggak enak badan."
"Wehh ... yang bener?" tanya Satelit.
"Beneran, Cungkring! Lo bilang ke absensi, ya, biar si Indira nggak di Alfain, Lit," balas Vania dan diacungi oleh Satelit. Kalau Satelit yang bergerak, semuanya pasti akan beres. Meski Indira tidak menitipkan surat sakitnya sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Aksa | Angkasaraya
Novela JuvenilSequel Satria Or Angkasa. Memilih antara Satria Or Angkasa tidak sesulit memilih antara cinta manusia, atau Tuhannya. Kini harapannya digantung pada harapan yang tabu. Melangkah untuk maju menata pada masa depan, namun harus terhalang oleh tembok te...