1. Na & Huang

12.7K 879 11
                                    

Renjun menyelesaikan lukisannya, pemuda mungil itu menatap hasil coretan tangannya dengan senyum yang mengembang. Renjun hendak memanggil gurunya, untuk menunjukkan lukisannya. Namun ia tak menemukan pria yang mengajar di kelas melukis ini. Ia memperhatikan kelasnya yang selalu ia kunjungi dua kali dalam seminggu. Ketika matanya menangkap lukisan yang tak kalah indah dari miliknya, Renjun mengalihkan tatapannya mencari tau sosok yang membuat lukisan tersebut. Begitu dapat, Renjun langsung mendekatkan kursinya ke sebelah kiri. Tempat pemuda berambut biru yang Renjun yakini pemilik lukisan tadi.

"Bagus sekali." Renjun sibuk mengagumi lukisan di depannya, mengabaikan sang pemilik yang mengerutkan dahinya melihat kedatangan sosok mungil berambut perak tersebut.

Renjun tiba-tiba mengernyit, dan menatap sosok di sampingnya itu. "Tapi ini terlalu dingin, bukankah ini langit musim semi?" Renjun sedikit mendongak, menjadikan wajahnya sangat jelas terlihat oleh pemuda bersurai biru itu.

"Aku tak suka musim semi." Jawab si biru membuat Renjun menampilkan raut protes.

"Aneh, jadi kau lebih suka musim dingin?" Tanya Renjun lagi. Pemuda di sampingnya mengangguk.

"Aku justru lebih suka musim semi, bunga-bunga bermekaran. Rasanya dunia berubah penuh warna dan hangat." Renjun menatap lukisannya sendiri.

"Bukankah setiap orang punya kesukaan yang berbeda?" Si biru bertanya datar.

"Ah iya, kau benar. Emmm..aku Renjun. Huang Renjun." Pemuda mungil itu mengulurkan tangannya yang sedikit tertutup lengan sweater hitamnya, lucu.

"Na Jaemin." Si biru membalas uluran tangan itu, meski kecil tapi Jaemin dapat merasakan kehangatan dalam genggamannya itu.

"Tanganmu dingin sekali, apa kau kedinginan?" Tanya  Renjun lalu ia melihat jendela yang terbuka. "Ah, kenapa kau membiarkan jendelanya terbuka? Ya meskipun rasanya menyenangkan melihat bunga-bunga, tapi ketika kau merasa terlalu kedinginan kau harus menutupnya. Biar aku tutup." Renjun hendak beranjak, namun Jaemin menarik Renjun agar kembali duduk di tempatnya semula.

"Tak apa, sebentar lagi waktunya pulang." Begitu Jaemin menyelesaikan ucapannya, begitu guru mereka memasuki kelas.

Saat sang guru tengah menjelaskan tentang salah satu teknik melukis, Jaemin tak mendengarkan. Ia tak fokus, saat matanya selalu melirik Renjun yang tengah serius mendengarkan. Pemuda mungil itu terlihat sangat menikmati waktunya, tak seperti Jaemin.

Ketika jam menunjukkan pukul lima sore, kelas melukis selesai. Renjun membereskan alat lukisnya, saat matanya melihat pergerakan Jaemin yang berjalan di depan kelas.

"Jaemin!" Renjun memanggil Jaemin yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Iya?" Jaemin menatap pemuda mungi itu.

"Sampai jumpa." Renjun tersenyum, memperlihatkan pada Jaemin betapa indahnya senyuman seorang Huang Renjun yang hadir di musim semi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
O r a n g e ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang