16. Twilight painting

2.6K 432 10
                                    

Sebelumnya sudah banyak orang yang membicarakan kedekatan kedua anak adam yang memiliki warna rambut yang terlihat mirip itu. Mereka banyak dibicarakan, karena sebelumnya kedua tak pernah terlihat saling bertegur sapa sama sekali. Namun beberapa bulan belakangan, keduanya terlihat begitu akrab. Bahkan minggu-minggu ini kedekatan mereka terlihat semakin jelas. Rasanya mereka tak akan aneh, saat mendengar kabar keduanya berkencan dan menjalin hubungan.

Dan semakin hari, orang-orang sudah tak aneh melihat segala bentuk perhatian yang mereka berdua berikan satu sama lain. Namun, lain halnya dengan Haechan yang justru merasa aneh melihat Renjun yang sering tertangkap oleh penglihatannya selalu tersenyum setelah menghabiskan waktu dengan Jaemin. Masalahnya, Renjun seolah tak pegal terus-terusan tersenyum sepanjang hari.

"Kulihat kau semakin aneh tiap harinya, kau mulai gila?" Tuduh Haechan begitu Renjun duduk di kursinya.

"Kau mau aku pukul, ya?" Renjun menatap galak Haechan.

"Habisnya, kau selalu tersenyum aneh akhir-akhir ini." Haechan menunjuk sudut bibir Renjun.

"Apa aku belum memberitaumu?" Renjun sebenarnya sangsi Haechan sudah tau mengenai dirinya dan Jaemin.

"Mengenai?"

"Hubunganku dan Jaemin. Kami sudah resmi." Ah, Renjun lupa memberitau temannya itu. Ia terlalu sibuk menikmati waktunya dengan sang kekasih.

"Apa? Sejak kapan?!" Haechan berteriak kaget mendengar hal tersebut.

"Satu minggu yang lalu." Renjun tak begitu mempedulikan delikan Haechan padanya.

Haechan membuka mulut hendak menanyakan tentang pengetahuan temannya itu tentang sosok Jeno. Namun lidahnya seolah kelu, ada perasaan dari dalam dirinya yang menahannya. Mengatakan pada dirinya sendiri agar jangan mencampuri urusan Jaemin. Tapi hati kecilnya ingin memastikan Renjun agar tak merasakan kecewa nantinya.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" Renjun dapat melihat dari gerak-gerik temannya itu, seperti akan mengatakan sesuatu.

Haechan hendak mengangguk, namun detik berikutnya ia justru menggeleng. Membuat Renjun mengernyit bingung.

"Bagaimana denganmu dan kak Mark?" Renjun memgalihkan pembicaraan.

"Masih sama." Jawab Haechan ringan.

"Haechan, kau sungguh menyukai kak Mark kan?" Tanya Renjun.

"Apa aku terlihat membencinya?" Haechan balik bertanya.

"Kau terlalu santai untuk ukuran orang yang menyukai seseorang, tapi orang itu belum juga menyatakan perasaan padamu." Benar, sikap Haechan terlalu biasa.

"Apalagi kau dan kak Mark sudah dekat cukup lama." Lanjut Renjun.

Haechan dan Mark sudah dekat sejak dua tahun lalu. Dan hubungan keduanya masih sama. Tidak ada dari keduanya yang menuntut sebuah status.

"Aku tak keberatan hubungan kami seperti ini."
Mendengar jawaban Haechan, Renjun hanya mengedikkan bahunya.

Setelah itu percakapan keduanya berhenti, karena seorang guru memasuki kelas tanda pelajaran akan kembali dimulai.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
O r a n g e ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang