32. Ask for a story

3.2K 378 3
                                    

⚠ ⚠

Renjun mengerang saat tangan Jaemin semakin gencar menyentuh tubuhnya, sementara bibir kekasihnya masih bermain dengan bibirnya. Jaemin mengangkat pinggang ramping Renjun, untuk mendudukkan yang lebih mungil di pangkuannya. Renjun kini duduk mengakang di atas pangkuan Jaemin, sementara tangannya mulai meremas surai Jaemin saat tangan Jaemin mulai menelusup ke balik kaosnya. Jaemin menyeret jemarinya menyentuh dada Renjun, memainkannya puncaknya satu persatu. Renjun mendesah nikmat saat Jaemin melakukan hal itu, kepalanya mendongak dengan bagian tubuh bawah yang justru menekan area sensitif milik Jaemin. Jaemin menggeram merasakan miliknya dan kekasihnya yang sudah sama-sama menegang bergesekan.

"Kita pergi ke kamarku." Renjun mengucapkannya dengan napas terengah. Ia tak mungkin melakukannya dengan Jaemin disini, bagaimana jika tiba-tiba pamannya pulang dan disuguhi pemandangan keponakannya yang sedang bercumbu.

Jaemin mengangkat tubuh Renjun dengan mudah, berpindah tempat ke kamar Renjun. Renjun nyaris meringis akan perlakuan Jaemin yang kelewat lembut padanya, bahkan saat membaringkan Renjun di ranjang pun Jaemin melakukannya penuh kehati-hatian. Kini dominan itu mengukung Renjun, yang mengalungkan lengannya di leher Jaemin.

Jaemin kembali mencium bibir manis Renjun, menyesap  bergantian kedua belah tersebut. Tangannya perlahan melepas kaos milik Renjun, juga menurunkan semua pakaian yang dikenakan submisif manis itu. Saat Renjun sudah tak mengenakan apapun ia mengerang melihat tubuh Renjun, he's to pretty.

"You look's good, honey." Jaemin berbisik rendah, membuat Renjun meremang.

Jaemin menyentuh area sensitif milik Renjun, memainkannya sebentar sebelum tangannya bergerak semakin dalam. Meremas bokong Renjun, kembali mengusap paha dalam sang submisif. Lidah Jaemin kini menjilati puncak dada Renjun, mengulumnya bergantian. Setelah puas mulut Jaemin kini mengikuti jejak tangannya, menuju area bawah tubuh Renjun. Renjun meremas seprai saat merasakan napas Jaemin yang berada di perut bagian bawahnya, tadi bahkan Jaemin sempat meniup pusarnya. Menggoda Renjun yang mulai kelimpungan diberi sentuhan oleh kekasihnya.

"Ja-Jaem!" Desah Renjun saat miliknya merasakan kehangatan dari mulut Jaemin. Lidah Jaemin bermain di sana, mengulum dan menjilatnya. Renjun memejamkan matanya. Ya Tuhan, kenapa Jaeminnya begitu pandai memberi Renjun kenikmatan. Renjun mengerang kesal saat Jaemin menghentikan aktifitasnya, dan justru menatapnya penuh gairah tanpa menyelesaikan perbuatannya.

"Wha- WHAT!" Renjun hendak bertanya namun jadi memekik saat tiba-tiba jari Jaemin menerobos memasuki lubangnya.

Jaemin menatap kekasihnya yang begitu indah di depannya, tubuhnya yang menggeliat dengan kepala yang mendongak dan mulut yang terbuka karena mendesah. Jaemin memainkan kedua jarinya didalam lubang Renjun, meregangkannya juga mencari titik yang akan membuat Renjun merasakan nikmat.

"Ah!" Renjun mendesah keras saat Jaemin menyentuh titik nikmatnya. Renjun baru sadar bahwa kini Jaemin juga sudah tak mengenakan apapun.

"There." Jaemin meraih bibir Renjun, membungkam sebentar desahan Renjun dengan ciuman basah miliknya.

Jaemin melepas tangannya dari lubang Renjun, kini ia melebarkan kaki Renjun memposisikan tubuhnya diantara kekasih mungilnya tersebut. Jaemin kembali memainkam tangannya di dada rata Renjun, dan lidahnya menjilati leher mulus Renjun.

"Ini akan sakit, awalnya." Jaemin menatap mata Renjun yang kini terlihat sayu. It's hot.

"Hm. Just do it." Lirih Renjun.

Jaemin mulai memasuki Renjun, ia dapat mendengar kekasih mungilnya tercekat dan gantinya Renjun memeluknya erat. Jaemin menggeram, Renjun begitu hangat. Renjun dapat merasakan Jaemin yang sudah berada di dalam dirinya, memenuhinya. Renjun sempat meringis saat Jaemin mulai bergerak, tapi tak lama cakaran tangannya pada punggung Jaemin terlepas. Renjun mulai merasakan nikmat saat Jaemin menggerakkan miliknya di dalam tubuhnya, tangan mungilnya meremas rambut Jaemin yang sudah berantakan karena dari tadi Renjun meremasnya. Renjun  membuka mulutnya saat Jaemin bergerak begitu lembut, ini benar-benar nikmat. Renjun rasanya ingin menangis saja, lubangnya terpenuhi oleh bukti gairah Jaemin sementara miliknya yang menegang terhimpit perut Jaemin.

"HA...AH!" Desahan Renjun memenuhi kamarnya, suara kecipak basah dan geraman Jaemin ikut mengisi kebisingan dikamar tersebut.

"Na—" Renjun menjerit saat puncaknya datang, cairannya membasahi perutnya dan Jaemin. Jaemin tersenyum melirik milik Renjun, tanpa menghentikan gerakannya di lubang Renjun. Renjunnya terlihat menggairahkan, saat mencapai puncaknya. Napasnya terengah dengan mata yang setengah tertutup.

"Thats good." Renjun meraih rahang Jaemin, mengecupnya.

Tiba-tiba Jaemin menghentakkan miliknya dengan keras ,mulai bergerak cepat menubruk titik nikmat Renjun untuk yang kesekian kalinya. Renjun sendiri tak bisa untuk tidak mendesah, Jaemin benar-benar membuatnya kewalahan. Jaemin dapat merasakan lubang Renjun yang mengetat, milik Renjun juga kembali menegang dan tak lama Jaemin merasakan puncaknya bersamaan dengan Renjun yang kembali mengeluarkan cairannya. Jaemin menggeram nikmat, bagaimana dirinya keluar di dalam Renjun. Ia belum mengeluarkan miliknya dari lubang Renjun, sengaja membuat cairannya memenuhi si pemuda Huang. Jaemin membalik posisinya, menjadi dirinya berbaring terlentang dengan Renjun yang berbaring di atasnya. Jaemin menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya, ia mulai mengeluarkan menarik miliknya dari lubang Renjun dengan perlahan.

"HH-HNG!" Renjun melenguh saat Jaemin menarik milik pemuda itu.

"Your moan so beautiful." Jaemin mengusap punggung telanjang Renjun, mengecup pelipis Renjun yang kini basah karena keringat. Tersenyum saat Renjun mengeratkan pelukannya, Jaemin dapat melihat mata Renjun yang tertutup rapat.

"Tiduhlah, kau pasti lelah." Jaemin menghapus keringat yang membasahi dahi Renjun.

"Tetap seperti ini hingga aku bangun." Ujar Renjun tanpa membuka matanya, ia menyamankan posisinya di atas tubuh Jaemin.

Jaemin terkekeh melihat Renjun yang seolah mencari kehangatan dari tubuh Jaemin. Jaemin menghirup aroma shampo Renjun yang begitu manis.

"Ceritakanlah." Tiba-tiba Renjun berujar seperti itu, membuat Jaemin mengerutkan dahinya tak paham. Ia melirik Renjun yang masih memejamkan matanya.

"Apa?" Tanya Jaemin, lalu ia melihat mata Renjun yang terbuka. Mata berbinar itu kini menatapnya.

"Jeno. Aku ingin mendengar cerita Jeno." Jawab Renjun, ia turun dari atas tubuh Jaemin dan berbaring di samping Jaemin.

"Kau mau?" Jaemin memastikan, pasalnya baru tadi Renjun mengatakan belum ingin mendengar cerita Jeno tapi sekarang Renjun yang meminta cerita.

Renjun merasa bahwa tak ada lagi hal yang perlu ditakutkan setelah sadar bahwa Jaemin menyayanginya sebesar itu, Renjun selalu merasakan ketulusan Jaemin.

Renjun mengangguk, ia mengecup sekilas bibir Jaemin dan mengusap bibir itu dengan jempolnya. "Aku ingin kesalahpahamanku cepat berakhir, bukan berarti aku tidak mempercayai perasaanmu. Tapi aku ingin mengenal sosok yang pernah bersamamu, sebelum aku mengenalmu."

"Ya. Kita harus meluruskan hal itu." Jaemin menggenggam tangan Renjun, mengecup jemari itu. "Apa yang kau dengar tentang Jeno dan aku?" Tanya Jaemin kemudian.

"Dia kekasihmu."

Jaemin tersenyum tipis mendengar itu, sesuai dugaannya. Kesalahpahamannya terletak disini. Sebenarnya Jaemin sangat terbiasa dengan anggapan itu, orang-orang memang taunya seperti itu. Dan Jaemin tak pernah repot-repot menjelaskan apapun, ia lebih memilih diam saat orang lain membicarakan tentangnya.  Tapi kini kekasihnya termakan ucapan orang lain, dan Jaemin akan meluruskan hal itu. Untuk pertama kalinya Jaemin menyangkal berita itu, untuk pertama kalinya Jaemin mengungkapkan pada orang lain kebenarannya.

"He's not." Jaemin mengusap halis Renjun yang kini menukik.

"My boyfriend is you, Huang Renjun." Ia tersenyum lembut pada Renjun yang menatapnya penasaran.

"Kita dekat. Jeno temanku, dia sahabatku. Kita bahkan nyaris seperti saudara, saking dekatnya."

O r a n g e ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang