Jaemin dan Renjun sudah berjanji akan menghabiskan akhir pekan ini dengan mengetahui segala hal yang disukai Renjun di musim semi.
Renjun pikir semua hal tentang musim semi begitu menyenangkan dan layak disukai, jadi ia akan mengajak Jaemin berkeliling ke tempat yang ia ketahui dan cukup dekat.
"Ayah, Renjun pergi." Renjun berteriak dari ruang tamu, berharap sang Ayah yang tengah di ruang kerja mendengarnya.
"Kau pulang jam berapa?" Pria paruh baya terlihat keluar dari ruangan berpintu coklat, ia menghampiri putranya yang sudah terlihat rapih.
"Tidak tau, nanti aku pulang sendiri saja. Tidak perlu minta tolong paman menjemputku." Renjun merasakan telapak tangan sang Ayah yang menyentuh dahinya.
"Jangan membuat Ayah khawatir lagi dengan jatuh sakit, Renjun." Usapan di kedua bahu kini dapat Renjun rasakan.
"Okay, Mr. Huang." Renjun menyengir lebar, membuat sang Ayah gemas dan berakhir mencubit keras pipi Renjun.
"Sakit." Renjun merengut sambil menyentuh bekas cubitan tadi.
Sementara Jaemin tak sabar menantikan kencan? Dengan Renjun hari ini.
"Kau terlihat senang." Ibu Jaemin dapat melihat senyum yang dari tadi tak luntur dari wajah putranya. Jaemin mengangguk membenarkan.
"Kau akan pergi kemana dengan Renjun?"
"Tidak tau. Renjun yang jadi pemandunya."
"Kalau pulangnya tidak terlalu sore, ajak Renjun kemari. Ibu mau bertemu."
"Iya. Tapi kalau Renjunnya capek aku tak mungkin memaksanya kemari, ya?"
"Tentu."
"Renjun!" Jaemin mengangkat tangannya untuk memberitau Renjun yang terlihat celingukan.
Mereka berdua janji bertemu di dekat klub lukis, Renjun bilang hanya tempat itu yang keduanya ketahui tanpa harus bertanya pada salah satu.
"Aku nyaris tak mengenalimu, Na. Untung aku ingat warna rambutmu." Renjun benar-benar nyaris berlari tadi saat mendengar suara berat memanggil namanya, juga sosoknya yang memakai pakaian serba hitam.
"Kenapa tak pernah memakai gaya rambut ini ke sekolah?" Jaemin mengabaikan ucapan Renjun, Jaemin tersihir akan keindahan Renjun yang hanya memakai kaus putih dengan cardigan yang dipadukan dengan celana jeans.
Masalahnya Renjun menata Rambutnya, memperlihatkan dahinya. Sungguh, Huang Renjun begitu tampan dan cantik dalam satu waktu.
Percuma juga Jaemin bertanya, karena saat Renjun menjawab pun Jaemin tak mendengarkan hanya terfokus akan rupa si mungil.
"Kita ke cafe dulu, bagaimana?" Renjun sedikit mendongak agar dapat melihat rupa Jaemin.
"Kau belum makan?" Tanya Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
O r a n g e ✔
FanfictionJAEMREN NA JAEMIN - HUANG RENJUN ____________ ⚠️ bxb boyslove