"Bukankah semua akan indah pada waktunya?"
-----
Bulan telah berganti dengan matahari. Ayam jantan pun sedang berkokok merdu. Tapi hal itu tidak membuat gadis cantik satu ini terbangun.
"Ara bangun! Cepet nanti kamu telat!" bukannya membuka mata, Ara malah menutup kupingnya dengan bantal.
"Ara! Bangun. Atau uang jajan kamu, Mamah potong!" mendengar kata uang jajan lantas membuat Ara membuka matanya lebar.
"Jangan dong Mah. Iya ... iya, ini Ara bangun!" teriaknya, badannya bergerak untik bangun dengan malas.
"Cepet sana ke kamar mandi!"
"Iya ... iya, bawel amat si Mah, pagi-pagi."
"Bawel-bawel, kamunya aja, anak gadis kok bangun tidur harus dibangunin."
"Ini kenapa jendela kamar kamu kebuka gini? Kalau ada maling masuk gimana hah?!"
Mata Ara langsung melotot sempurna. Mampus gue lupa nutup jendela. Batinnya berseru. "I-itu Mah—"
"Itu ... itu apa? Kalau ngomong yang jelas Ara."
"Itu tadi malem Ara kegerahan terus Ara buka aja deh tuh jendela. Habisnya ACnya mati sih." Brilian. Bagus Ara, untuk otak gue encer. Sang Mamah hanya mengangguk percaya.
"Yaudah kalau gitu Mamah ke bawah lagi, mau nyiapin sarapan buat Papah sama Adek kamu dulu. Kamu cepet mandi sana."
"Siap komandan!" jawabnya sembari tangannya seperti hormat bendera saat upacara.
-----
Dengan santai Ara melangkahkan kakinya di koridor kelas. Hari ini untung saja dia tidak terlambat. Kalau sampai hal itu terjadi, bisa berabeh nanti urusannya.
"Ara woy! Tunggu." percaya bahwa dirinya yang dipanggil, Ara pun menoleh ke belakang. Dan, brafo! Terlihat Keysa yang sedang berlari ke arahnya.
"Kenapa?" tanyanya.
"Bareng ke kelas lah, ngapain lagi," jawab Keysa kesal. Bisa-bisanya temannya yang satu ini ingin membuat moodnya ancur dengan pertanyaan yang menjengkelkan.
"Ouh. Yaudah ayo," ucap Ara santai. Bahkan sangkin santainya, Ara sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkan Keysa yang masih mengatur napasnya.
Langkah Ara terhenti karena menyadari bahwa Keysa tak ikut bersamanya. Dirinya pun menoleh ke belakang. "Woy Key! Ayo, katanya mau bareng!" pekik Ara.
Keysa mendegus kesal. Mau tak mau dirinya pun harus menyusul Ara.
-----
Bruk!
"Lo kenapa Key?" tanya Rifa. Pasalnya baru saja datang, tapi sudah terlihat kesal.
"Tanya sama temen lo tuh," jawab Keysa.
Rifa lantas menoleh ke arah Ara yang memang datang bersama Keysa.
"Gitu aja marah," ucap Ara santai.
"Au ah. Bodo amat," jawab Keysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaKan[On Going]
Teen Fiction⚠️17+⚠️ . . [Mengandung kekerasan, bahasa kasar, dan adegan yang tidak layak ditiru] . . Kehidupan Ara yang semula aman, nyaman dan tentram kini mulai berubah 180° semenjak ia memasuki masa SMA. Karena ketidakwaspadaannya itu, ia harus berurusan den...