RaKan || Part 19

612 39 4
                                    

Kembali lagi bersama Fira-!

Nggak usah lama-lama, yuk langsung baca aja!

Semoga suka♥︎

-----

Suasana yang terik membuat kumpulan murid dari X MIPA 3 mengeluh kesal, pasalnya mereka kini sedang melakukan pelajaran olahraga yang mengharuskan mereka berdiri di bawah terik matahari langsung.

Ara bersama kelima temannya kini sedang berada di tepi lapangan. Selepas mereka melakukan permainan bola basket, mereka memilih untuk beristirahat di sana. Sembari meminum minuman yang sudah mereka siapkan sebelumnya.

"Ck, kenapa sih, setiap kita olahraga cuaca selalu panas. Giliran kita di kelas, enggak tuh," decakan kesal keluar dari bibir Vinca.

Keysa yang sedang menutup botol minumnya mengangguk setuju. "Bener banget, kayak ni alam nggak pernah bersahabat sama kita."

"Emangnya lo siapa, sampai harus bersahabat sama alam?" Mendengar ucapan Rifa, raut wajah Keysa mendadak masam.

Sedangkan yang lain menyemburkan tawanya senang. Melihat raut masam salah satu sahabatnya, itu adalah hal yang menyenangkan.

"Ouh iya!" Tawa mereka terhenti karena Vinca yang tiba-tiba berseru.

Kaget akan Vinca yang tiba-tiba memekik, Aurel mewakili yang lain berseru. "Kenapa?" Tanyanya.

Tak mengindahkan ucapan Aurel, Vinca justru menatap penuh arti ke arah Ara.

"Kenapa?" Ara menggerutkan keningnya heran.

Yang lainnya pun sama. Baik Rifa, Aurel, Kesya, maupun Indi menoleh heran bergantian ke arah Ara dan Vinca.

"Hooh, kenapa?"

"Ck." Vinca mendegus kesal seraya memutar bola matanya malas. "Makanya diem."

"Ekhem." Vinca lebih mendekat ke arah Ara. Mimik wajahnya seketika serius. "Kemaren lo boleh lolos, tapi sekarang ... jangan harap."

"Lolos apaan sih?"

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Ara membuat Vinca mendelik kesal. "Nggak usah pura-pura nggak tau deh lo."

"Nggak tau apa sih? Lolos apa sih?"

"Shutt!"

Keysa seketika menciut saat dirinya ditatap tajam oleh Vinca.

"Jawab pertanyaan gue. Lo ada hubungan apa sama Kak Arkan?!" Ara mendelik. Jelas. Karena ia kira sahabatnya sudah lupa akan masalah itu, ternyata.

"Ouh masalah itu! Iyaa ... lo ada hubungan apa sama Kak Arkan?! Kenapa kemaren bisa pulang bareng. Mana kelihatan deket banget lagi, hayo loh ada hubungan apa. Jangan bohong!"

"Oke, oke gue jelasin. Jangan natap gue kayak gitu. Gue bukan buronan yang harus diintrogasi yah!" Ara mendegus kesal kala para sahabatnya menatap tanpa kedip.

"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Lagian sepenting apa gue sampai harus punya hubungan sama Kak Arkan yang notabenya ketua geng."

RaKan[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang