RaKan || Part 11

787 46 1
                                    

"Benci menjadi cinta lebih baik, daripada cinta menjadi benci."

-----

Kini Ara telah siap untuk berangkat ke sekolah, tinggal menyalakan motornya. Lalu, berangkat deh.

Namun, lagi dan lagi dirinya dibuat kesal oleh Gilang yang notabelnya Adek kandungnya itu. Bayangkan saja, dirinya sudah akan berangkat ke sekolah, tiba-tiba Gilang nemplok aja di jok belakang motor. Dengan alasan dia bosan berangkat dengan Papah. Alasan yang menjengkelkan bukan?

"Ayo Kak, cepet berangkat! Gue nggak mau telat yah!"

Ingin sekali Ara mengumpat, namun waktunya akan terbuang sia-sia. Jadi lebih baik dia menuruti ucapan Gilang sekarang.

"Hmm, pegangan. Gue mau ngebut!" teriak Ara saat sudah menjalankan motornya.

"HOEK ... KAKAK LO KALAU MAU MATI JANGAN NGAJAK GUE DONG!" pekik Gilang sembari menahan rasa mualnya. Sedangkan Ara malah terlihat senang karena melihat wajah sengsara Gilang.

"MAMPUS. MAKANYA NGGAK USAH NGESELIN."

"Gue duluan, lo sekolah yang bener. Jangan bolos. Jangan suka nyari gara-gara. Dan satu lagi, jangan suka gombalin anak orang sembarangan. Bye Adekku sayang." Gilang mendegus kesal saat sang Kakak langsung menancapkan gas.

"Untung Kakak gue," lirihnya sambil mengusap dadanya sabar.

-----

Tett ... tett ...

"AKHIRNYA ISTIRAHAT JUGA!" pekik Ara sembari meregangkan otot-otot jarinya yang kaku akibat kebanyakan menulis.

"Berisik goblok!" ucap Vinca sembari menonyor kepala Ara yang notabelnya teman sebangkunya itu.

"Yuk lah kantin, laper gue," timpal Keysa.

"Let's go!"

Kini Ara dkk sudah duduk nyaman di kantin.

"Ayo pesen," celetuk Aurel.

"Siapa yang mau pesen?"

"Noh, Ara."

Ara yang merasa namanya disebut langsung menunjuk dirinya sendiri. "Loh, kok gue?" tanyanya bingung.

"Kan situ yang belum," jawab Indi.

"Oke ... oke, tapi lo ikut gue. Nggak mau kalau sendiri," ucap Ara sembari langsung menarik tangan Rifa.

"Kayak biasa 'kan?!"

"Iya!"

"Ngantri gih," suruh Ara kepada Rifa.

"Dih, ogah. Elo lah, kan jadwalnya situ." sedangkan Ara sudah menatap ke arah Rifa memelas.

"Ayo lah, gue lagi males desak-desakkan," ucapnya sembari menunjukkan puppy eyesnya.

"Huftt ... oke fine."

"Yeay! Makasih bep!"

RaKan[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang