RaKan || Part 27

382 17 7
                                    

Kembali lagi bersama Fira-!

Nggak usah lama-lama, yuk langsung baca aja!

Jangan lupa vote and coment yah

◆MARI BERBURU TYPO!◆

-----

Langit malam kini kembali lagi, membawa bulan maupun bintang yang menjadi teman saling melengkapi.

Ara kembali menghembuskan nafasnya lelah, setelah dari apartemen Arkan, dirinya tak langsung ke kamarnya, melainkan malah memasuki kamar sang Kakak. Mengenang kegiatan yang pernah mereka lalui bersama.

Air matanya sudah terkuras habis, terlihat jelas bahwa bekas air mata yang sudah mengering. Figura yang berada di tangannya menunjukkan bukti bahwa dirinya sedang benar-benar merindukan mendiang Kakaknya.

Tok, tok, tok!

"Kak, Kak Air di dalem?" Teriakan itu membuat Ara tersadar dari lamunannya.

Bergegas ia meletakkan figura yang ia pegang tadi di tempat seharusnya. Dielusnya figura itu sembari memamerkan senyum pilunya. "Secepetnya aku bakal bongkar semuanya Bang," ucapnya lirih.

"Kak?! Gue masuk yah?!"

Ceklek!

Terlihat Gilang menatap kesal Kakaknya itu. "Dipanggil dari tadi juga," degusnya kesal.

Memutar bola matanya malas, Ara melangkah mendekati Gilang. "Kenapa?"

"Ke bawah, makan malam. Udah ditungguin sama Mamah, Papah."

"Duluan aja, gue mau bersih-bersih dulu."Mengangguk paham, Gilang baru sadar bahwa Kakaknya itu masih memakai pakaian sekolah.

"Oke, jangan lama-lama. Laper nih gue. Ouh iya, ihklasin Bang Raja, kasian dia kalau lo tangisin terus, gentayangan mulu nanti," ucapnya dengan kekehan kecil, kemudian ia melangkah pergi.

Ara mendelik mendengar ucapan Gilang, kemudian mendegus kesal.

"Gue bakal ihklasin lo kok Bang, tapi nanti setelah semuanya terbongkar," ucapnya sembari memandang pintu kamar tersebut dengan sendu.

"Gue juga kangen sama lo, Bang. Semoga tenang yah di sana." Gilang tersenyum tipis sembari menatap indahnya langit malam dari jendela rumah.

-----

"Gimana Kak, Dek, sekolahnya?" Kini Ara sudah berada di ruang makan bersama keluarganya.

"Baik Pah, tenang. Nggak ada masalah kok," jawab Gilang.

"Sama Pah, tenang aja. Beres kok," ucap Ara disertai senyum tengilnya.

"Dih, biasa aja kali senyumnya. Makin cantik enggak, makin jelek iya."

Ara mendelik tak terima. "Gilang!" Pekiknya tertahan. "Pah, Mah, lihat tuh Gilang. Nyebelin banget."

"Gilang!" Berdecak kesal ia menatap sang Kakak tajam.

"Iya Pah, maaf."

"Wlee, sukurin."

"Kakak ..."

"Hehehe ... iya Pah maaf. Habisnya ngeselin sih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RaKan[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang