toujours ❰ slow update ❱

10 | regulus black

"Sirius kembalikan pena ku!" Paksa Aisse.

Sejak tadi Sirius terus mengganggu Aisse yang sedang mengerjakan tugas transfigurasi, namun Aisse tidak mengindahkan nya. Makanya Sirius mengambil pena bulu Aisse untuk mengalihkan perhatian Aisse.

"Tidak! Perhatikan aku baru ku kembalikan"

"Tidak mau!"

"Ya sudah"

"Ck, memang nya kenapa aku harus memperhatikan mu?" Ketus Aisse sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Entah" Jawab Sirius, Aisse memutar bola mata nya.

"Dasar tidak jelas!"

Aisse dan Sirius sedang berada di perpustakaan, tadinya Aisse mau mengajak Lily tapi sedang di panggil oleh profesor Vector, kalau ajak yang lain lagi sibuk sendiri, jadilah Aisse pergi seorang diri untuk mengerjakan tugas di perpustakaan.

Namun tiba-tiba saja Sirius datang entah dari mana.

"Tidak jelas, tapi kau suka kan?" Goda Sirius menaik turunkan alisnya.

"Tidak! Siapa bilang aku suka padamu?" Sinis Aisse.

"Kau sangat pandai menyakiti hati ku" Ucap Sirius sok dramatis.

"Terima kasih atas pujian mu" Balas Aisse dingin.

"Nah sekarang kembalikan pena bulu ku"

"Tidak"

"Kembalikan lah"

"Tidak mau Aisse Black" Ucap Sirius sambil menyeringai.

"Namaku Aisse Davicer, sejak kapan itu berganti?" Ucap Aisse kesal.

"Sejak kau menjadi istriku nanti"

"Jangan mimpi!" Seru Aisse sambil melemparkan salah satu buku yang tepat mengenai perut Sirius.

"Kau ini jahat sekali, sekali-kali baik pada ku coba" Kata Sirius dengan wajah sok sedih.

Aisse mencibir "Sebaiknya kau pergi, aku mau mengerjakan tugas"

"Tugas apa?"

"Transfigurasi"

"Sini ku bantu" Balas Sirius melangkah maju.

Aisse tau senakal-nakalnya Sirius dia juga pintar.

"Eits! Tidak perlu" Kata Aisse menahan tubuh Sirius dengan kedua tangan nya.

"Kenapa?" Tanya Sirius menaikan alisnya.

"Aku bisa sendiri, kau pergilah"

"Tidak mau. Aku mau membantu"

"Tidak, aku bisa mengerjakan nya sendiri"

Namun bukan Sirius kalau langsung menurut, laki-laki itu malah semakin memajukan tubuh nya untuk meraih perkamen Aisse.

"Jangan!"