Tak terasa sudah dua minggu lamanya Haruto berada di dimensi yang berbeda. Mulai dari adaptasi, mempelajari sihir, dan mencari tahu jati diri, sudah ia lakukan. Karena itu, Yoshi memberikannya istirahat untuk beberapa saat. Dan di sinilah Haruto, berjalan-jalan tak tentu arah. Hingga matanya menemukan siluet seseorang yang terasa familiar.
"Jeongwoo?"
Dengan siaga Haruto mengucapkan beberapa kata mantra dan menghilang begitu saja.
***
Namun ternyata pertemuannya dengan Jeongwoo tak hanya berhenti di situ. Sampai suatu malam, di mana bulan purnama berwarna merah darah bersinar terang di atas langit gelap, Haruto mendengar suara itu lagi.
Auman serigala.
Bedanya, kali ini suaranya terdengar ramai dan serentak. Membuat Haruto mau tidak mau keluar dan mencari tahu. Terlihat seluruh kaum penyihir keluar dari tempat peristirahatan. Bising terdengar.
"Sepertinya mereka sudah datang," Lirih Yoshi.
Haruto dengan langkah pasti berjalan ke luar kastil diikuti seluruh kaum penyihir. Dengan mengandalkan insting dan arah asal suara bermunculan, Haruto menjetikkan tangannya. Sebuah sapu tua melayang datang padanya.
"Wip antarkan aku ke perbatasan daerah X, wilayah terlarang."
Sapu itu berputar-putar seakan mengerti. Haruto pun menaiki sapu tua itu dengan hati-hati. Sebelum itu ia berujar, "Kau tahu bukan aku masih belum terbiasa menaikimu? Jadi kupinta kau terbang perlaHANN!"
Haruto memegang kendali sapu dengan erat. Dirinya telah menembus awan. Jantungnya berpacu cepat selaras dengan cepatnya laju sapu tersebut. Beberapa detik kemudian Haruto mulai tenang dan bisa mengendalikan sapu terbang yang bernama Wip itu.
Tak lama Haruto sampai pada tujuannya dengan selamat. Ia mengerutkan dahinya kala melihat sudah banyak kaum penyihir yang berada di sana. Seperti Asahi, seorang penyihir dari klan Hamada.
"Kenapa kalian sudah ada di sini?" Tanya Haruto pada Asahi.
"Teleportasi," Jawabnya singkat.
Benar juga! Haruto kan sudah menguasai ilmu teleportasi, jadi untuk apa dirinya susah-susah menggunakan sapu terbang untuk kemari? Bodoh.
Sebuah suara berat menyerukan nama Haruto, membuat si empu menoleh.
Kerumunan penyihir yang ramai dengan paham membuka jalan agar Haruto dapat menuju ke depan, menemui dia yang berdiri di paling depan.
"Selamat malam Watanabe? Oh maksudku Miyawaki," Orang itu terkekeh akan ucapannya sendiri.
"Kau siapa? Dan apa yang kau mau? " Tanya Haruto. Mengabaikan ucapan yang dilontarkan lawan bicaranya.
"Perkenalkan aku Minho Kwon. Ketua bangsa serigala," Jawabnya dengan pongah. "Aku hanya ingin kau menyerahkan portal dimensi atas nama kami. Itu saja." Ujarnya.
"Jangan bermimpi dan kembalilah ke tempat asalmu, Serigala!" Jawab salah seorang kaum penyihir. Jihoon namanya.
"Benar! Jangan membuat kekacauan di dimensi kami! Sudah baik klan Miyawaki dulu membiarkan kalian tinggal di dimensi ini. Tapi apa yang kalian lakukan? Kalian menghabisi kaum kami!" Sahut seorang penyihir perempuan yang bernama Yujin.
Seekor serigala muncul dari belakang rombongannya. Serigala itu merubah wujudnya menjadi manusia berjenis kelamin perempuan dan tersenyum miring. "Jangan pernah kalian memutarbalikkan fakta yang ada. Dulu, kami bangsa serigala tidak pernah keluar sejengkal pun dari hutan. Tapi tiba-tiba anak ini masuk ke wilayah kami. Apa salah jika saat itu kami memandangnya sebagai makanan?" Tanyanya. Perempuan itu menunjuk Haruto yang sedang mengepalkan tangannya, menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half | Haruto × Jeongwoo
WerewolfSetiap malam yang bertepatan dengan munculnya bulan purnama, Haruto selalu mendengar suara auman serigala dari kamar sebelahnya. Namun anehnya, Junkyu, teman sekamar Haruto tidak mendengarnya. ©14.06.2020, Mamosquito.