Lima Belas

1.3K 214 4
                                    

"Demammu sudah turun. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa masih pusing? Atau ingin memakan sesuatu?"

Haruto menggeleng lemah, "Tidak apa. Aku sudah baik-baik saja."

Nako menghembuskan napas lega. Ia lalu menaruh piring berisikan makanan pada meja yang ada di samping kasur. "Syukurlah. Aku akan ke luar sebentar, kau di sini bersama Yoshi, ya?"

"Yoshi?" Tanya Haruto. Ia baru menyadari akan sosok pria bertubuh tinggi yang berdiri di ujung ruangan.

"Kau ingin mengetahui semuanya kan? Aku tidak ada hak untuk menceritakannya." Ujar Nako.

"Maksudnya?"

"Aku juga tidak tahu pasti apa yang terjadi saat itu. Jadi, ya, biar Yoshi saja yang memberitahukannya. Dia satu-satunya saksi mata yang masih selamat." Jelas gadis itu. "Kau ingin duduk?" Tawarnya dibalas anggukan oleh Haruto.

"Kalau ada apa-apa, panggil saja namaku tiga kali."

"Kau akan langsung datang?"

"Tentu saja tidak." Jawab Nako tergelak.

Haruto menatap datar Nako. Membuat Nako menghentikan tawanya. "Okey aku pergi dulu."

Wujud Nako pun menghilang bersamaan dengan angin yang berhembus. Pemuda Watanabe membelalakan matanya tak percaya. Yang benar saja... menghilang?

Sosok pria di ujung ruangan tadi bergerak mendekat. Dapat Haruto lihat bagaimana struktur wajah pria itu. Aura gelap menguar dari tubuhnya. Tanpa bicara, tubuhnya membungkuk dengan tangan kanan di atas perut, seakan memberi hormat pada Haruto.

"Senang bertemu denganmu kembali, Miyawaki Haruto. Aku Yoshinori, apa kau mengingatku?" Kepalanya mendongak, menatap Haruto yang sedang terduduk di atas kasur.

"Miyawaki? Kenapa Miyawaki?"

"Baiklah Haruto. Dari pada kau semakin bingung. Aku akan menceritakan kejadian yang terjadi sepuluh tahun lalu. Aku tahu, kau sudah mendengar cerita ini dengan versi yang berbeda. Namun, saat ini aku akan menceritakan kejadiaan yang sebenarnya." Yoshi berdiri kembali. Ia berjalan ke arah jendela dan menatap langit luar.

"Kau tahu?"

"Kita ini kaum penyihir, Haruto. Dan juga kau itu keturunan Miyawaki, keluarga penyihir yang paling hebat di daerah ini. Hanya klan kalian yang dapat memegang kendali portal dimensi. Maka dari itu, kalung yang kau pakai sekarang, dapat mengetahui semua kejadiaan yang terjadi padamu dan nantinya akan terlihat pada bola kristal di kastil.

Oleh sebab itu, penyihir yang tinggal di kastil mengetahuinya. Penyihir yang tinggal di kastil hanya tersisa klan Watanabe dan Kanemoto, di mana aku dan adikku menjadi satu-satunya klan Kanemoto yang masih ada," Ujar Yoshi.

"Semuanya berawal dari tanggal tujuh agustus, lima belas tahun yang lalu. Saat itu, Sakura Miyawaki-ibumu tidak sengaja memecahkan portal dimensi. Yang mana, membuat dunia antar dimensi menjadi kacau. Salah satu korban dari rusaknya portal dimensi adalah bangsa serigala. Mereka terjebak di sini, di dimensi para penyihir.

Karena merasa bersalah, ibumu pun mencoba bertanya kepada Moon Goddes apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki semua kekacuan yang terjadi. Didapati jawaban bahwa kaum penyihir dan kaum serigala harus hidup di dimensi yang sama untuk sementara waktu. Dengan syarat, jangan saling menyerang. Atau salah satu di antaranya akan menghilang.

Ibumu menyanggupi dan mulai berbincang dengan pemimpin bangsa serigala kala itu, Eunbi Kwon," Yoshi menarik napasnya sebentar. Pria itu membalikkan tubuhnya dan duduk di sebuah kursi yang tadinya ditempati Nako.

Half | Haruto × Jeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang