Satu

3.9K 568 19
                                    

"Duh... badanku pegal sekali."

   Pemuda itu berjalan menyusuri lorong asramanya yang sangat panjang sambil memegang lehernya kemudian menggerakkan ke arah kanan dan kiri hingga sedikit berbunyi. Sialnya, kamar pemuda itu berada di lantai paling atas, sebelum rooftop tentunya. Tepatnya di lantai empat. 

    Langit yang semula biru, telah berubah menjadi berwarna oranye. Dan suasana asrama sudah mulai ramai dikarenakan jam pelajaran telah usai. Sesekali pemuda itu membalas sapaan beberapa siswa yang memanggilnya saat berpapasan.

   Kini, pemuda itu -Haruto Watanabe- telah berdiri di depan kamarnya. Namun, entah kenapa dirinya merasa ditarik untuk melihat ke arah kamar sebelah yang ditempati oleh salah satu senior yang ia kenal dekat, Jaehyuk, sendirian. Seingatnya.

   Haruto menggelengkan kepalanya sejenak sebelum memilih untuk masuk ke dalam kamarnya. Dapat dilihat teman sekamar merangkap seniornya itu sedang sibuk menulis di meja belajar dengan earphone menyumpal di kedua telinganya.

   Pemuda itu memilih abai dan langsung melemparkan tubuhnya pada kasur di sisi kiri. Suara dari hasil 'lemparan tubuh pada kasur' Haruto, nampaknya membuat sang kakak kelas tersadar dari kesibukannya dan memilih melepaskan earphone yang menyumpal di telinganya lalu menoleh pada Haruto. "Kau sudah pulang?"

   Haruto menaruh lengan kanannya menutupi mata. Nafasnya bergerak teratur. "Belum. Ini arwahku." Jawabnya asal yang langsung dihadiahi lemparan boneka oleh Junkyu.

   "Ngaco! Kau fikir kita sedang berada di cerita horror?" Desis tajam pemuda Kim. Haruto terkekeh singkat, kemudian teringat sesuatu dan mendudukkan tubuhnya, mengarah Junkyu yang fokus kembali pada pekerjaannya.

   "Oh ya hyung," panggil Haruto. Pemuda Kim itu menoleh dan mengangkat kedua alisnya. "Kenapa?"

   "Kamar sebelah yang ditempati oleh Jaehyuk hyung, apa dia masih menempatinya sendirian?"

   Junkyu mengernyitkan dahinya mencoba mengingat sesuatu, karena dirinya mudah melupakan sesuatu. Matanya memicing seperti tengah menerawang sesuatu. Tak lama kemudian terdengar suara jentikkan jari disertai terbitnya senyuman lebar seorang Junkyu, seakan dirinya menemukan harta karun berharga.

   "Tadi siang, saat aku kembali ke kamar untuk mengambil sesuatu, aku berpapasan dengan Jaehyuk di depan pintu. Jaehyuk mengenalkannya padaku. Kami juga sempat berbincang sebentar." Jelas Junkyu menggebu-gebu hingga kepalanya mengangguk beberapa kali.

   "Siapa? Namanya siapa, hyung?"

   "Jeongwoo. Jeongwoo Park namanya."

Half | Haruto × Jeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang