Penampilan Beny bukan lagi seperti seorang atasan. Ia tak lebih dari pria mengenaskan. Rambut tebal hitamnya yang lebih dari acak-acakan. Kemejanya yang keluar dari ikatan pinggang. Lalu lengannya yang terlipat asal. Ia tertunduk lesu di pojokan cafe. Oh, Beny!! Mengenaskan sekali!!
Sesaat Adel menghentikan langkahnya. Ia menghampiri pria mengenaskan itu.
" Hey, kau terlihat menyedihkan sekali?! Ada masalah, Ben?"
Beny menegakkan wajahnya mendengar suara lembut di hadapannya.
" Engh, Adel?"
Adel menaikkan alisnya sebelah. Meletakkan beberapa paperbag hasil belanjaannya.
" Kau dengan siapa?" tanya Beny.
" Sendiri. Sedang apa kau, eh?"
" Aku habis direbus oleh Kafka." ucapnya lesu membuat Adel tergelak tawanya.
" Memangnya kau kenapa sampai membuat pria setenang dan sesupel Kafka meradang?" ucapnya di sela tawanya.
" Apa kau tak tau? Beberapa hari lalu Kafka menggodok kami." sungut Beny.
" Kami?" Adel menautkan alisnya.
" Hm, aku dan Adam."
Adel semakin tergelak tawanya," hey, kalian mengenaskan sekali kedengarannya, huh?"
" Semuanya gara-gara wanita."
" Oya?"
" Hm."
" Tidak juga. Kafka peduli dengan pria-pria TUA yang masih melajang." Adel menekankan ucapannya pada kata 'TUA' membuat Beny mengerling kesal.
" Kau meledekku, huh?!"
" Ini kenyataan, Ben."
" C'mon! Aku tak setua itu. Aku masih sangat tampan."
" Buatmu. Tidak buatku. Haruskah aku memanggilmu Oom-Oom kesepian?!!"
" Adelll!!!" geram Beny.
" Well, jadi apa masalahmu, Oom Beny?"
" Oh, please, Adel. Hanya Abiel yang berhak menyematkan gelar Oom untukku."
Beny mendengus kesal. Sementara Adel mengusap airmata di sudut matanya karena tawa kerasnya barusan.
" Kafka menyuruhku mewakilinya di gala dinner akhir pekan nanti."
" Lalu masalahnya?"
" Aku belum punya partner."
" Ajak Maura, Ben."
" Kau tau sendiri, Maura selalu menghindariku. Memangnya aku makhluk menjijikkan apa?"
" Ya. Karena kau pria tua norak yang tak mengenal komitmen."
" Jujur sekali kau!!"
" Jadi mau kubantu bicara dengan Maura?"
Beny mengerjabkan matanya. Senyumnya melebar.
" Well, semua ada itungannya, Ben."
" Dasar perempuan matre!"
" Tapi itu terserah kamu. Mau atau tidak. Aku tak akan memaksa pria mengenaskan sepertimu."
" Kau bahagia sekali bisa mencelaku."
" Tentu saja." Adel kembali tertawa.
" Well. Kau mau apa?"
" Tas terbaru warna merah."

KAMU SEDANG MEMBACA
MArriAge Loser
RandomAdam El Pasha. Pria peranakan pakistan-jawa kini harus mengakui kekalahannya untuk bisa memenangkan hati Alea Salsabill. Ia harus menerima kenyataan bahwa cintanya kandas tak terbalas. Nyatanya gadis itu tak memiliki rasa sedikitpun padanya. Hatinya...