Minggu pagi, Kafka dikagetkan dari tidurnya dengan dering telpon. Ia menggeliat, tangannya meraba-raba meraih ponselnya yang tergeletak di dekat lampu tidur. Satya?! Assisten Adam.
" Pagi, Mr."
" Iya, Satya. Ada apa?" tanya Kafka serak.
" Mr. Adam pingsan di apartemen. Badannya demam tinggi."
" Apa katamu?! Bawa ke rumah sakit sekarang. Kalau bisa bujuk rumah sakit untuk di terbangkan ke Jakarta sekarang juga."
" Baik, Mr."
" Saya tunggu kabar selanjutnya darimu."
" Baik, Mr. Terimakasih."
Kafka meletakkan kembali ponselnya. Ia beranjak mencari Alea.
" Hay, kau sudah bangun?" Sapa Alea yang tengah menuang susu ke dalam dua gelas.
" Kabar buruk."
Alea menghentikan kegiatannya. Ia menghampiri Kafka yang berdiri di ambang pintu ruang makan.
" Maksudmu?"
" Adam pingsan di apartemennya. Baru saja Satya telpon. Aku bilang kalau bisa diterbangkan ke jakarta sekarang juga."
Alea tersentak. Adam? Adam El Pasha pingsan?!
" Adam?!"
" Iya, Adam El Pasha. Memangnya Adam siapa lagi, huh?"
Kalau saja Kafka tak menangkapnya mungkin Alea sudah terjatuh. Tubuhnya bergetar di pelukan Kafka.
" Ia tak pernah jatuh pingsan jika sakit. Ia benar-benar remuk sampai lupa bagaimana menjaga tubuhnya. Aku ingin melihatnya, menggenggam tangannya. Meyakinkannya dan menguatkannya seperti yang pernah ia lakukan padaku." bisik Alea hampir tak terdengar.
" Aku mengerti. Kita tunggu kabar dari Satya."
Dua jam berlalu. Mata Kafka sibuk melirik ponselnya, menunggu kabar dari Satya. Alea mondar mandir sedari tadi menyebut nama Adam.
" Tenanglah, Al. Satya menelpon."
Kafka segera menjawab telpon dari Satya.
" Kau lama sekali, huh?"
" Maaf, Mr. Satu jam lagi Adam akan diterbangkan."
" Baik. Kau bereskan barang-barangnya Jangan lupa berkas-berkasnya juga. Aku akan menjemputnya."
" Baik, Mr."
Kafka segera menghubungi sebuah rumah sakit swasta untuk menjemput Adam di bandara.
" Al, kau di rumah dulu. Aku akan menjemput Adam."
" Aku ikut."
" Nanti saja kalau sudah sampai rumah sakit, aku akan menghubungimu, mengerti?"
" Tapi.."
" Ssh, kali ini saja, Al. Jangan membantah."
Alea mendengus lalu terduduk di sofa. Kafka segera meraih kunci mobilnya lalu bergegas meninggalkan Alea dengan kecupan ringan di pelipis Alea.
***
Kafka keluar dari ruangan dokter dengan hembusan nafasnya. Ia terduduk lemas. Pria itu sangat rapuh. Penjelasan dokter baru saja masih melekat jelas di telinga Kafka.
" Apa ada masalah dengan teman bapak? Diagnosa saya mengatakan teman bapak terkena virus typhoid. Penyebabnya karena pola hidup yang kurang teratur menjadikan daya tahan tubuhnya sangat buruk. Teman bapak sangat kurang istirahat, jarang sekali makan. Saya sarankan untuk rawat inap paling lama satu minggu."
![](https://img.wattpad.com/cover/33040431-288-k785557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MArriAge Loser
RandomAdam El Pasha. Pria peranakan pakistan-jawa kini harus mengakui kekalahannya untuk bisa memenangkan hati Alea Salsabill. Ia harus menerima kenyataan bahwa cintanya kandas tak terbalas. Nyatanya gadis itu tak memiliki rasa sedikitpun padanya. Hatinya...