Senin pagi awal bulan. Hari pertama Adam kembali ke kantor setelah satu bulan menghilang. Ia rasa keadaannya sudah sedikit membaik. Mengingat Adel sudah tak sesakit sebelumnya karena Kafka selalu ceramah padanya.
" Jika Adel membuatmu nyeri, setidaknya kau mengingat kami yang sangat menyayangimu."
Ucapan Kafka seperti khotbah orang tua saja. Adam tertawa lirih. Senyumnya sedikit mengembang mengingat keluarga konyol yang ia tempati seminggu belakangan ini.
Langkahnya mantap meski kehampaan tak dapat lekang dari kedua matanya. Ia menenteng satu map file berisi beberapa berkas dan satu tas kecil berisi bekal makan siang. Pagi-pagi tadi Alea sudah ribet memasak menyiapkan dua bekal makan siang.
" Al, aku bisa makan siang di luar." tolak Adam pagi tadi.
" Noway. Kau harus menjaga makananmu."
Adam mendesah. Ibu muda ini sangat cerewet semenjak Adam masuk rumah sakit. Kafka bukannya menolong malah membela Alea.
" Well, kau harus membawanya atau Alea akan datang ke kantormu hanya untuk mengantar makan siangmu."
Adam mengulum senyum di antara gelengan kepalanya saat mengingat keributan keluarga kecil tadi pagi. Ia kembali melangkah masuk ke kantornya, membalas beberapa sapaan karyawannya. Adam tertegun ketika melihat sebuket bunga crysant warna putih tergelatak di meja kerjanya. Sesaat perhatiannya terpecah dengan dering telpon di saku celananya. Alea?!
" Ya, Al?"
" Sudah diterima bunganya? Welcome back to office, Kak Adam. Semoga harimu menyenangkan."
" Hah?! Itu darimu?"
" Ya. Untuk kakakku tersayang. Aku tak mau melihat kakakku sedih lagi. Harus semangat, mengerti?"
" Hm. Iya, Alea. Terimakasih banyak, Little girl."
" Well, selamat bekerja."
Klik. Adam tertawa. Hal termanis menyambutnya setelah satu bulan ia menenggelamkan diri dalam lukanya.
Aku akan kembali, Alea. Aku janji. Aku akan kembali untuk berdiri. Bersamamu dan keluarga kecilmu yang tak pernah berhenti untuk menguatkan aku. Thanks for everything, ucap Adam dalam hati.
Adam mendudukkan pantatnya di kursi empuk kerjanya. Menatap sekeliling ruangannya, tak ada yang berubah. Terdengar suara ketukan pintu.
" Masuk!" ucap Adam.
Seorang gadis yang tak asing baginya menyembul dari pintu. Ia sedikit gugup membawa beberapa map di tangannya.
" Selamat pagi, Mr. Saya ditugaskan Mr. Aditya mulai hari ini untuk menjadi sekretaris Mr. Adam."
" Kau.."
" Rania, Mr. Dari divisi kearsipan."
" Baiklah. Ku harap kau bisa bekerja sama dengan baik. Apa agendaku hari ini?"
" Berhubung ini hari pertama bapak kembali ke kantor, Mr. Aditya melarang keras memberikan pekerjaan banyak untuk Mr. Adam. Hanya ada beberapa proposal yang perlu bapak revisi. Lalu setelah itu bapak free."
" Kafkaa!! Kau memperlakukanku seperti orang sakit, huh!" geram Adam.
" Pesan dari Mr. Aditya, nanti siang beliau akan berkunjung mengecek bapak."
" Baiklah. Mana proposal yang harus aku revisi?"
Rania menyerahkan beberapa map proposal. Adam tersenyum.
" Terimakasih, Rania. Kamu bisa kembali ke meja kerjamu."
" Permisi, Mr. Adam."
Tak lama sepeninggal sekretaris barunya yang tak kalah ramping dari Adel, Kafka menelponnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MArriAge Loser
DiversosAdam El Pasha. Pria peranakan pakistan-jawa kini harus mengakui kekalahannya untuk bisa memenangkan hati Alea Salsabill. Ia harus menerima kenyataan bahwa cintanya kandas tak terbalas. Nyatanya gadis itu tak memiliki rasa sedikitpun padanya. Hatinya...