16. Awal

2.4K 277 30
                                    

Flashback on

Waktu telah menunjukkan pukul 16.30 sore. Sunoo terbangun dari mimpi panjangnya lantaran alarm mengusik tidurnya. Pasalnya ia telah menyetel alarm untuk melaksanakan janjinya dengan Ni-ki. Ya. Sebelumnya mereka telah membuat janji untuk mengedit video projek menari mereka sore ini. Namun, hingga saat ini belum ada pesan atau tanda-tanda dari sang pemuda Jepang itu untuk datang mengunjungi Sunoo setelah selesai kuliah.

Krruuk. Sunoo memegang perutnya lantaran lapar menyerang perutnya. Pasalnya semenjak kepergian Ni-ki, ia belum makan dan hanya meminum air putih. Tentu saja Sunoo langsung beristirahat dan tertidur setelah Ni-ki merebahkan dirinya. Merasa lapar, Sunoo menyibak selimut dan menggeser tubuhnya untuk bangkit. Sialnya, kakinya masih terasa sakit akibat siraman sup panas siang tadi.

"Ah.. aduh.."

Sunoo mengaduh cukup keras dan memegang pahanya. Sejenak ia kembali meluruskan kakinya dan memijatnya. Merasa lebih baik, Sunoo kembali menggeser tubuhnya dan berhasil membangkitkan dirinya. Dengan hati-hati, Sunoo melangkahkan kakinya perlahan menuju dapur. Jemarinya menyusuri setiap lemari penyimpanan dan kulkas untuk mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya.

"Heol. Tidak ada apapun disini. Bahkan persediaan ramyeonku sudah habis."

Sunoo menghela nafas kecewa. Pasalnya tak ada apapun yang tersisa untuknya makan sore itu. Bahkan ramyeon dan sereal yang selalu tersedia di lemari penyimpanannya tiba-tiba saja sudah habis. Terpaksa ia harus memesan makanan melalui layanan pesan antar sore itu. Tentu saja kaki Sunoo masih terlampau sakit untuk sekedar keluar apartemen dan membeli makanan.

Sunoo melangkah masuk kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya. Dengan langkah tertatih, pemuda mungil itu meraih ponselnya di nakas samping ranjangnya. Baru saja ia mengambil ponsel hendak memesan makanan, tiba-tiba Ni-ki mengirim pesan singkat kepadanya.

Dibukanya pesan dari Ni-ki yang mengatakan bahwa ia akan datang ke apartemen Sunoo sekitar 15 menit lagi. Merasa suatu kebetulan telah terjadi, Sunoo memutuskan untuk menelfon Ni-ki untuk menanyakan kedatangannya. Bermaksud untuk menitip dibelikan makanan jika Ni-ki mengunjunginya.

"Sunoo ~yah ada apa menelfon?"

"Ni-ki, apakah kau masih di kampus? Atau sudah perjalanan menuju kemari?" jawab Sunoo pada lawan bicaranya.

"Aku masih di kampus. Ada apa? Kau butuh sesuatu?" tanya Ni-ki dari seberang.

"Ah Ne. Jika kau kesini, bisakah kau membeli makanan untukku?" ucap Sunoo dengan nada memohon.

"Sunoo ~yah, kau belum makan dari tadi siang?" tanya Ni-ki terdengar khawatir.

"Eoh. Persediaan ramyeonku sudah habis dan aku benar-benar kelaparan sekarang. Bisakah aku menitip makanan?"

"Tentu saja. Kebetulan aku juga lapar. Kau ingin sesuatu?"

"Samakan denganmu saja. Kimbab dan jajangmyeon juga tak apa. Kalau bisa secepatnya," titah Sunoo pada sang lawan bicara.

"Baiklah, kau tunggu dulu. Setelah ini aku akan kesana."

"Gomawo Ni-ki ~yah. Hati-hati di jalan," ucap Sunoo dan segera memutus sambungan telfonnya.

Sunoo menghela nafas lega. Meletakkan kembali ponselnya ke nakas samping ranjang tidurnya, Sunoo memilih berbaring kembali di ranjang. Sembari menunggu Ni-ki, Sunoo menarik selimutnya untuk kembali beristirahat. Beberapa menit kemudian, Sunoo sudah terlelap mengarungi alam mimpinya. Sudah 30 menit Sunoo terlelap hingga tak menyadari bahwa Ni-ki telah berada di depan apartemennya.

Ting tong!

Ni-ki memencet bel dan berdiri tepat di depan pintu apartemen Sunoo. Namun, belum ada jawaban dari sang tuan rumah. Ni-ki kembali memencet bel apartemen Sunoo. Lagi-lagi sang tuan rumah tak kunjung muncul membukakan pintu. Merasa sesuatu tak beres, Ni-ki menghela nafasnya kasar. Mengalihkan atensinya pada jam tangannya untuk mengecek waktu yang baru menunjukkan pukul 17.15 sore.

Till I Found You 🔞 《Sunjay || Jaynoo》 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang